Pemimpin Yahudi Rusia Berdoa Perang Ukraina Tak Menjadi Perang Nuklir

Selasa, 31 Mei 2022 - 08:30 WIB
loading...
Pemimpin Yahudi Rusia Berdoa Perang Ukraina Tak Menjadi Perang Nuklir
Kepala Rabi Moskow, Pinchas Goldschmidt (kiri), berdoa perang di Ukraina segera berakhir dan tidak meningkat menjadi perang nuklir. Foto/Eli Itkin/Jerusalem Post
A A A
MUNICH - Pemimpin Yahudi Rusia , Pinchas Goldschmidt, berdoa agar perang di Ukraina tidak meningkat menjadi perang nuklir . Dalam Konferensi Rabi Eropa (CER) di Munich, Jerman, dia juga menyerukan semua pihak untuk berdoa serupa.

"Kita harus berdoa untuk perdamaian dan untuk mengakhiri perang yang mengerikan ini," kata Kepala Rabi Moskow tersebut.

"Kita harus berdoa agar perang ini segera berakhir dan tidak meningkat menjadi konflik nuklir yang dapat menghancurkan umat manusia," lanjut dia, seperti dikutip Jerusalem Post, Selasa (31/5/2022).



Perang Rusia di Ukraina telah dikhawatirkan berubah menjadi perang nuklir. Kekhawatiran itu dipicu oleh perintah Presiden Rusia Vladimir Putin kepada komandan militer untuk menempatkan senjata nuklir dalam siaga tinggi.

Perintah itu muncul di awal-awal invasi, yang menurut Putin, negara-negara NATO yang mendukung Ukraina dengan pasokan senjata menjadi ancaman bagi eksistensi Rusia.

Goldschmidt, yang juga Presiden Konferensi, menambahkan "Tidak ada satu komunitas Yahudi di Jerman atau di Austria yang tidak memiliki ribuan pengungsi Yahudi yang tinggal bersama mereka. Komunitas Yahudi telah mengatur apartemen dan membantu para pengungsi Yahudi Ukraina dengan semua kebutuhan mereka. Inilah saat-saat ketika anak-anak dan cucu-cucu saya akan bertanya kepada kami: 'Kakek, apa yang Anda lakukan selama masa-masa yang mengerikan ini?'"

Goldschmidt menceritakan bahwa dia pergi, bersama istrinya, ke Budapest untuk mengunjungi pengungsi Yahudi.

“Suatu hari, seorang wanita muda, saya pikir dia berusia delapan belas tahun, bertanya 'Rabi saya, tolong beri tahu saya mengapa Tuhan melakukan ini? Mengapa saya harus meninggalkan kota saya, rumah saya, kantor saya dan bisnis saya di usia yang begitu muda'," paparnya.

"Saya menjawabnya bahwa 'Saya dapat memberi tahu Anda satu hal ini: Setiap kali komunitas kami dihancurkan dan kami dilempar dari satu negara ke negara lain. Hal pertama yang kami lakukan adalah membangun kembali. Mitzvah pertama, perintah, yang diberikan kepada Abraham adalah meninggalkan rumahnya dan pergi. Meskipun kami harus melarikan diri dan pergi, kami tidak pernah menangis karenanya'," paparnya.

Konferensi Para Rabi Eropa menyelenggarakan Konvensi Umum ke-32 di Westin Grand Hotel Munich, Jerman.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1240 seconds (0.1#10.140)