Profil Aina Gamzatova, Muslimah Rusia yang Pernah Menantang Putin di Pemilu
loading...
A
A
A
Dia mendeklarasikan pencalonannya di Makhachkala, ibu kota Republik Dagestan pada Sabtu (30/12/2017).
Pernyataannya ini mendapat dukungan dari 542 orang, sekaligus menuai pro dan kontra dari komunitas Muslim di Rusia.
Para pendukungnya berpendapat, Gamzatova berusaha menggunakan hak konstitusionalnya sebagai warga negara Rusia.
Seorang blogger populer di Dagestan, Zakir Magomedov, menjelaskan bahwa untuk mengalahkan Putin adalah hal yang sulit dilakukan.
Namun, Gamzatova bertekad menjadi lawan paling sulit yang pernah dihadapi Putin. Gamzatova bakal meraup banyak suara di Dagestan dan Kaukasus Utara.
Aina Gamzatova menjelaskan dalam artikel yang diterbitkan di majalah Islam.ru, bahwa pencalonannya bukan untuk melawan Putin.
Ia ingin memberikan penegasan bahwa semua golongan dan kelompok di Rusia bersama-sama memberantas kelompok Wahabi yang telah membunuh suami pertamanya, Said Muhammad Abubakarov dalam insiden bom mobil pada tahun 1998.
Keputusan Gamzatova ini mengubah pandangan dunia terhadap perempuan Muslim yang dianggap memiliki ruang gerak yang terbatas nyatanya mempunyai keberanian melawan dunia.
Lihat Juga: Tak Berdaya Melawan Rudal Hipersonik Oreshnik Rusia, Ukraina dan NATO Akan Rapat Darurat
Pernyataannya ini mendapat dukungan dari 542 orang, sekaligus menuai pro dan kontra dari komunitas Muslim di Rusia.
Para pendukungnya berpendapat, Gamzatova berusaha menggunakan hak konstitusionalnya sebagai warga negara Rusia.
Seorang blogger populer di Dagestan, Zakir Magomedov, menjelaskan bahwa untuk mengalahkan Putin adalah hal yang sulit dilakukan.
Namun, Gamzatova bertekad menjadi lawan paling sulit yang pernah dihadapi Putin. Gamzatova bakal meraup banyak suara di Dagestan dan Kaukasus Utara.
Aina Gamzatova menjelaskan dalam artikel yang diterbitkan di majalah Islam.ru, bahwa pencalonannya bukan untuk melawan Putin.
Ia ingin memberikan penegasan bahwa semua golongan dan kelompok di Rusia bersama-sama memberantas kelompok Wahabi yang telah membunuh suami pertamanya, Said Muhammad Abubakarov dalam insiden bom mobil pada tahun 1998.
Keputusan Gamzatova ini mengubah pandangan dunia terhadap perempuan Muslim yang dianggap memiliki ruang gerak yang terbatas nyatanya mempunyai keberanian melawan dunia.
Lihat Juga: Tak Berdaya Melawan Rudal Hipersonik Oreshnik Rusia, Ukraina dan NATO Akan Rapat Darurat
(sya)