Zelensky Ingatkan Krisis Pangan Makin Nyata Akibat Agresi Rusia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Presiden Volodymyr Oleksandrovych Zelensky mengingatkan dunia bahwa krisis pangan di sejumlah wilayah akan semakin nyata karena pasokan gandum Ukraina tertahan blokade yang dilancarkan Rusia .
“Pertempuran ini membawa krisis negara saya, Ukraina. Negara saya mengekspor puluhan ton gandum setiap tahun. Karena adanya peperangan ini dan Rusia telah memotong akses di Laut Hitam serta menduduki bagian dari wilayah kami menyebabkan rute perdagangan tradisional terblokir,” tuturnya dalam kegiatan diskusi Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) yang dihelat Jumat (27/5/2022) seperti dalam keterangan tertulis Kedubes Ukraina, Minggu (29/5/2022).
Hingga Maret 2022, lebih 300 kapal telah dilarang meninggalkan Laut Hitam oleh pasukan Rusia. Kapal-kapal berbendera asing tersebut mengangkut panen gandum Ukraina yang dalam setahun mampu menghasilkan sekitar 20 hingga 25 juta ton gandum per tahun.
Mantan Wakil Menteri Luar Negeri Dino Patti Djalal bertindak selaku tuan rumah (host) kegiatan yang dihadiri sejumlah tokoh antara lain Wakil Ketua DPR RI Muhaimin Iskandar dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Dyah Roro Esti Widya Putri, anggota Komisi VII DPR dari Fraksi Partai Golkar.
Dia mengingatkan Ukraina adalah salah satu menjadi pemasok gandum dan jagung bagi dunia. Sedikitnya Ukraina menyumbang 12 persen dari total ekspor gandum dunia sementara dalam hal pasokan jagung, Ukraina menyumbangkan 16 persen ekspor jagung dunia.
Sebelumnya negara-negara anggota G7 yang terdiri dari Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris, dan Amerika Serikat (AS) memperingatkan jika perang di Ukraina telah memicu krisis pangan dan energi global yang mengancam negara-negara miskin.
Pertemuan para diplomat top G7 di Jerman pada Sabtu (14/5/2022) lalu menyatakan bahwa agresi sepihak Rusia terhadap Ukraina telah menjadi krisis global. Sedikitnya 50 juta orang, khususnya di Afrika dan Timur Tengah, akan menghadapi kelaparan dalam beberapa bulan mendatang.
Hal ini dapat dihindari jika ditemukan cara untuk melepaskan gandum Ukraina yang menyumbang bagian yang cukup besar dari pasokan dunia. Kondisi ini diperberat dengan keputusan India untuk menahan ekspor gandum mereka.
“Pertempuran ini membawa krisis negara saya, Ukraina. Negara saya mengekspor puluhan ton gandum setiap tahun. Karena adanya peperangan ini dan Rusia telah memotong akses di Laut Hitam serta menduduki bagian dari wilayah kami menyebabkan rute perdagangan tradisional terblokir,” tuturnya dalam kegiatan diskusi Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) yang dihelat Jumat (27/5/2022) seperti dalam keterangan tertulis Kedubes Ukraina, Minggu (29/5/2022).
Hingga Maret 2022, lebih 300 kapal telah dilarang meninggalkan Laut Hitam oleh pasukan Rusia. Kapal-kapal berbendera asing tersebut mengangkut panen gandum Ukraina yang dalam setahun mampu menghasilkan sekitar 20 hingga 25 juta ton gandum per tahun.
Mantan Wakil Menteri Luar Negeri Dino Patti Djalal bertindak selaku tuan rumah (host) kegiatan yang dihadiri sejumlah tokoh antara lain Wakil Ketua DPR RI Muhaimin Iskandar dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Dyah Roro Esti Widya Putri, anggota Komisi VII DPR dari Fraksi Partai Golkar.
Dia mengingatkan Ukraina adalah salah satu menjadi pemasok gandum dan jagung bagi dunia. Sedikitnya Ukraina menyumbang 12 persen dari total ekspor gandum dunia sementara dalam hal pasokan jagung, Ukraina menyumbangkan 16 persen ekspor jagung dunia.
Sebelumnya negara-negara anggota G7 yang terdiri dari Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris, dan Amerika Serikat (AS) memperingatkan jika perang di Ukraina telah memicu krisis pangan dan energi global yang mengancam negara-negara miskin.
Pertemuan para diplomat top G7 di Jerman pada Sabtu (14/5/2022) lalu menyatakan bahwa agresi sepihak Rusia terhadap Ukraina telah menjadi krisis global. Sedikitnya 50 juta orang, khususnya di Afrika dan Timur Tengah, akan menghadapi kelaparan dalam beberapa bulan mendatang.
Hal ini dapat dihindari jika ditemukan cara untuk melepaskan gandum Ukraina yang menyumbang bagian yang cukup besar dari pasokan dunia. Kondisi ini diperberat dengan keputusan India untuk menahan ekspor gandum mereka.