Tentara Bayaran Inggris di Ukraina Terancam Hukuman Mati

Sabtu, 28 Mei 2022 - 22:01 WIB
loading...
Tentara Bayaran Inggris di Ukraina Terancam Hukuman Mati
Shaun Pinner asal Inggris turut berperang di Ukraina untuk melawan tentara Rusia. Foto/International Business Times
A A A
DONETSK - Tiga tersangka tentara bayaran dari Inggris dan Maroko, yang bergabung dengan militer Ukraina dan kemudian ditangkap pasukan Republik Rakyat Donetsk (DPR), dapat menghadapi hukuman mati di sana.

Kantor Kejaksaan Agung DPR mengungkapkan ancaman hukuman itu pada Jumat (27/5/2022).

“Penyelidikan atas kegiatan sekelompok tentara bayaran asing yang diduga mengambil bagian dalam persiapan dan pelaksanaan permusuhan terhadap DPR, telah selesai dan kasus pidana telah sepenuhnya terbentuk,” ungkap juru bicara kehakiman DPR Viktor Gavrilov.



“Materi-materi kasus telah dipindahkan ke salah satu pengadilan republik untuk pertimbangan yang dapat mengakibatkan, dengan mempertimbangkan masa perang, penerapan hukuman mati kepada terdakwa,” papar Gavrilov.



Kantor Kejaksaan Agung menetapkan penyelidikan telah mengkonfirmasi warga Inggris Shaun Pinner dan Andrew Hill, bersama dengan warga Maroko Ibrahim Saadoun, terlibat dalam kejahatan berdasarkan tiga pasal kitab undang-undang hukum perdata (KUHP) DPR.



"Mereka didakwa melakukan kejahatan oleh sekelompok orang, perampasan kekuasaan secara paksa atau penahanan kekuasaan secara paksa, dan mercenarisme,” ungkap Gavrilov.

Menurut KUHP DPR, tentara bayaran, yang secara internasional dianggap sebagai kejahatan, dapat dihukum penjara selama tiga hingga tujuh tahun, dan perampasan kekuasaan secara paksa dari 12 hingga 20 tahun.

Keadaan yang memberatkan atau masa perang dapat menyebabkan hukuman mati.

Juru bicara militer Rusia Mayor Jenderal Igor Konashenkov mengatakan sebelumnya, hal terbaik yang bisa diharapkan tentara bayaran asing adalah "jangka panjang di penjara."

Pinner dan tersangka tentara bayaran Inggris lainnya, Aiden Aslin, telah meminta Perdana Menteri Inggris Boris Johnson untuk memfasilitasi pertukaran mereka dengan pemimpin oposisi Ukraina Viktor Medvedchuk, yang telah ditahan pasukan Ukraina.

Inggris tampaknya membatasi diri untuk menyebut Pinner dan Aslin sebagai “tawanan perang”, daripada “tentara bayaran”, dan mengatakan mereka harus diperlakukan sebagaimana mestinya.

Pada awal Mei, Andrew Hill menerbitkan satu video di mana dia mengatakan setelah datang ke Ukraina dia menyadari "itu adalah neraka" di sana.

Dia juga mengklaim bahwa tentara bayaran asing yang dia berjuang bersamanya adalah "orang yang sangat jahat dan sadis."

"Saya mengerti semuanya telah dilakukan salah dan saya berharap keringanan hukuman dari Republik Rakyat Donetsk," papar dia.

Rusia menyerang negara tetangga, menyusul kegagalan Ukraina mengimplementasikan persyaratan perjanjian Minsk, yang pertama kali ditandatangani pada tahun 2014.

Protokol Minsk yang ditengahi Jerman dan Prancis dirancang untuk memberikan status khusus kepada wilayah yang memisahkan diri di dalam negara Ukraina.

Kremlin sejak itu menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer NATO yang dipimpin AS.

Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan dan membantah klaim pihaknya berencana merebut kembali kedua republik dengan paksa.

(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1812 seconds (0.1#10.140)