Duel Udara, MiG-29 Ukraina Tembak Jatuh Jet Tempur Canggih Su-35 Rusia
loading...
A
A
A
KIEV - Sebuah jet tempur canggih Su-35 Rusia ditembak jatuh oleh Angkatan Udara Ukraina dalam pertempuran udara atau dogfight pada Jumat sore. Demikian pengumuman militer Kiev.
"Hari ini, 27 Mei, sekitar pukul 14.00, pesawat tempur MiG-29 Angkatan Udara Pasukan Bersenjata Ukraina menembak jatuh pesawat tempur Su-35 Rusia di langit wilayah Kherson," bunyi pernyataan Angkatan Udara Ukraina yang dilansir Newsweek, Sabtu (28/5/2022).
"Su-35 sedang memburu pesawat tempur Ukraina," lanjut pernyataan tersebut. "Kemuliaan bagi pilot Ukraina! Kematian bagi penjajah!"
Belum ada konfirmasi dari militer Rusia perihal klaim militer Ukraina yang menembak jatuh jet tempur Su-35.
Duel udara itu merupakan pukulan terbaru bagi invasi Rusia di Ukraina, yang dimulai sejak pada 24 Februari 2022.
Pakar militer Inggris, Edward Stringer, menilai perang udara Rusia telah berlangsung buruk. “Angkatan Udara Rusia masih tidak menunjukkan tanda-tanda menjalankan kampanye untuk mendapatkan superioritas udara,” kata Stringer, yang merupakan pensiunan Marsekal Udara Inggris, kepada Newsweek.
Pekan lalu, jet tempur Su-35 seperti yang ditembak jatuh pada hari Jumat mengebom target di Ukraina. "Menghancurkan infrastruktur militer Pasukan Bersenjata Ukraina selama operasi militer khusus," kata Kementerian Pertahanan Rusia saat itu.
Menurut militer Rusia, sejak 24 Februari 2022 mereka telah menghancurkan 179 pesawat tempur, 127 helikopter, 1.019 kendaraan udara tak berawak, 323 sistem pertahanan udara, 3.266 tank dan kendaraan tempur lapis baja, 433 sistem peluncuran roket ganda, 1.682 sistem artileri dan 3.190 kendaraan militer.
Selain itu, selama konflik tiga bulan, Rusia telah menembakkan lebih banyak rudal daripada yang dilakukan negara lain sejak Perang Dunia II.
Sementara itu, banyak orang di elite Rusia yang dilaporkan berbalik menentang Presiden Vladimir Putin dan perangnya, dan bahkan tokoh pemerintah mulai mengkritiknya karena menolak mundur dari Ukraina.
Pada hari Jumat, Leonid Vasyukevich, anggota Partai Komunis Rusia yang bertugas di majelis legislatif regional di Timur Jauh negara itu, dikawal keluar dari pertemuan tingkat tinggi dengan Putin setelah dia menyerukan penarikan pasukan Rusia.
"Kami memahami bahwa jika negara kami tidak menghentikan operasi militer, akan ada lebih banyak anak yatim di negara kami," kata Vasyukevich.
"Selama operasi militer, orang-orang muda yang bisa membawa manfaat besar bagi negara kita mati dan menjadi cacat."
Sebagai tanggapan, beberapa pejabat Rusia menyatakan Vasyukevich "pengkhianat".
"Hari ini, 27 Mei, sekitar pukul 14.00, pesawat tempur MiG-29 Angkatan Udara Pasukan Bersenjata Ukraina menembak jatuh pesawat tempur Su-35 Rusia di langit wilayah Kherson," bunyi pernyataan Angkatan Udara Ukraina yang dilansir Newsweek, Sabtu (28/5/2022).
"Su-35 sedang memburu pesawat tempur Ukraina," lanjut pernyataan tersebut. "Kemuliaan bagi pilot Ukraina! Kematian bagi penjajah!"
Belum ada konfirmasi dari militer Rusia perihal klaim militer Ukraina yang menembak jatuh jet tempur Su-35.
Duel udara itu merupakan pukulan terbaru bagi invasi Rusia di Ukraina, yang dimulai sejak pada 24 Februari 2022.
Pakar militer Inggris, Edward Stringer, menilai perang udara Rusia telah berlangsung buruk. “Angkatan Udara Rusia masih tidak menunjukkan tanda-tanda menjalankan kampanye untuk mendapatkan superioritas udara,” kata Stringer, yang merupakan pensiunan Marsekal Udara Inggris, kepada Newsweek.
Pekan lalu, jet tempur Su-35 seperti yang ditembak jatuh pada hari Jumat mengebom target di Ukraina. "Menghancurkan infrastruktur militer Pasukan Bersenjata Ukraina selama operasi militer khusus," kata Kementerian Pertahanan Rusia saat itu.
Menurut militer Rusia, sejak 24 Februari 2022 mereka telah menghancurkan 179 pesawat tempur, 127 helikopter, 1.019 kendaraan udara tak berawak, 323 sistem pertahanan udara, 3.266 tank dan kendaraan tempur lapis baja, 433 sistem peluncuran roket ganda, 1.682 sistem artileri dan 3.190 kendaraan militer.
Selain itu, selama konflik tiga bulan, Rusia telah menembakkan lebih banyak rudal daripada yang dilakukan negara lain sejak Perang Dunia II.
Sementara itu, banyak orang di elite Rusia yang dilaporkan berbalik menentang Presiden Vladimir Putin dan perangnya, dan bahkan tokoh pemerintah mulai mengkritiknya karena menolak mundur dari Ukraina.
Pada hari Jumat, Leonid Vasyukevich, anggota Partai Komunis Rusia yang bertugas di majelis legislatif regional di Timur Jauh negara itu, dikawal keluar dari pertemuan tingkat tinggi dengan Putin setelah dia menyerukan penarikan pasukan Rusia.
"Kami memahami bahwa jika negara kami tidak menghentikan operasi militer, akan ada lebih banyak anak yatim di negara kami," kata Vasyukevich.
"Selama operasi militer, orang-orang muda yang bisa membawa manfaat besar bagi negara kita mati dan menjadi cacat."
Sebagai tanggapan, beberapa pejabat Rusia menyatakan Vasyukevich "pengkhianat".
(min)