Pertama Kali Sejak 2006, China-Rusia Kompak Veto Sanksi Baru PBB untuk Korut

Jum'at, 27 Mei 2022 - 17:01 WIB
loading...
Pertama Kali Sejak 2006,...
Pertama kali sejak 2006, China dan Rusia kompak memveto sanksi baru PBB untuk Korut. Foto/Ilustrasi
A A A
NEW YORK - Rusia dan China memveto resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) yang dirancang Amerika Serikat (AS) untuk memperkuat sanksi terhadap Korea Utara (Korut) dalam pemungutan suara.

Korut terancam sanksi baru setelah melakukan lebih dari selusin uji coba rudal balistik yang kesemuanya melanggar resolusi PBB dan menurut pejabat AS memerlukan respons internasional.

Korut telah menguji coba rudal setidaknya 16 kali tahun ini, yang terbaru pada hari Rabu kemarin lusa, ketika mereka menembakkan tiga rudal. Setidaknya satu dari uji coba Korut tahun ini diyakini sebagai rudal balistik antarbenua yang bisa menghantam daratan AS.

Sebuah resolusi membutuhkan sembilan suara "ya" dan tidak ada veto oleh anggota tetap DK PBB yaitu Rusia, China, Prancis, Inggris atau AS untuk diadopsi oleh Dewan Keamanan PBB. Di luar China dan Rusia, 13 anggota DK PBB lainnya memilih untuk mengadopsi resolusi tersebut.

Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield mengecam veto dari Rusia dan China dengan mengatakan beratnya ancaman dari program senjata Korea Utara tidak berubah. Sebelumnya, kedua negara itu tidak memblokir satu pun dari sembilan suara sanksi yang sebelumnya dijatuhkan sejak 2006.



"Untuk pertama kalinya dalam 15 tahun, seorang anggota Dewan Keamanan PBB telah menggunakan hak veto untuk menghentikan dewan dari memenuhi tanggung jawabnya untuk meminta pertanggungjawaban DPRK (Korea Utara) atas penyebarannya yang melanggar hukum," kata utusan AS itu dalam sebuah pernyataan yang dibuat pada atas nama AS, Jepang dan Korea Selatan (Korsel), menggunakan akronim dari nama resmi negara itu Republik Demokratik Rakyat Korea.

“Veto hari ini berbahaya. Para anggota hari ini telah mengambil sikap yang tidak hanya merusak tindakan Dewan Keamanan sebelumnya yang telah mereka lakukan, tetapi juga merusak keamanan kolektif kita,” sambungnya seperti dikutip dari CNN, Jumat (27/5/2022).

Berbicara dalam sebuah sesi di markas besar PBB, Thomas-Greenfield menambahkan: “Anggota dewan ini telah memutuskan untuk melindungi proliferator dari menghadapi konsekuensi tindakannya dan mereka telah menunjukkan ketidakberhargaan kata-kata mereka dengan memberikan persetujuan eksplisit kepada DPRK.”

Duta Besar China untuk PBB berpendapat sanksi baru terhadap Korut tidak akan menghentikan program senjatanya dan malah dapat meningkatkan tingkat pengujiannya.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Trump akan Modernisasi...
Trump akan Modernisasi Persenjataan Nuklir AS Tanpa Menambah Jumlah
Trump Ingin Kembali...
Trump Ingin Kembali Berkomunikasi via Telepon dengan Putin, Apa yang Dibahas?
Agen FSB Rusia Selidiki...
Agen FSB Rusia Selidiki Senjata Sonik di Serbia
Uni Eropa Bersiap untuk...
Uni Eropa Bersiap untuk Perang Besar, Berikut 4 Indikatornya
6 Percobaan Pembunuhan...
6 Percobaan Pembunuhan Vladimir Putin yang Selalu Gagal
Putin: Rusia Segera...
Putin: Rusia Segera Habisi Militer Ukraina!
Putin Usul PBB Memerintah...
Putin Usul PBB Memerintah Sementara Ukraina, Ini Tujuan Pentingnya
Breaking News: Pipa...
Breaking News: Pipa Gas Petronas Terbakar, 33 Terluka
Luncurkan Kapal Selam...
Luncurkan Kapal Selam Pembawa Rudal Zircon, Putin: AL Rusia yang Terkuat!
Rekomendasi
Mengupas Piala Asia...
Mengupas Piala Asia U-17 2025: Ajang Pembuktian Talenta Muda!
Mudik Lebaran 2025:...
Mudik Lebaran 2025: Panduan Lengkap Tarif Tol Trans Jawa dan Strategi Perjalanan!
10 Petinju Amerika Serikat...
10 Petinju Amerika Serikat Terkaya Sepanjang Sejarah: Jagoanmu Masuk Daftar Sultan?
Berita Terkini
Perang Panas Trump dan...
Perang Panas Trump dan Iran Bisa Picu Kiamat Inflasi?
36 menit yang lalu
Israel Kembali Bom Beirut,...
Israel Kembali Bom Beirut, 4 Orang Tewas
1 jam yang lalu
Siapa Hamad bin Isa...
Siapa Hamad bin Isa Al Khalifa? Raja Bahrain yang Bangun Gereja 9.000 Meter Persegi
2 jam yang lalu
Houthi Tembak Jatuh...
Houthi Tembak Jatuh Drone AS ke-16 di Atas Yaman dengan Rudal Buatan Lokal
3 jam yang lalu
5 Tradisi Lebaran Terunik...
5 Tradisi Lebaran Terunik di Dunia, Ada Adu Pecah Telur Rebus di Afghanistan
4 jam yang lalu
Trump akan Modernisasi...
Trump akan Modernisasi Persenjataan Nuklir AS Tanpa Menambah Jumlah
5 jam yang lalu
Infografis
Daftar Juara Piala Dunia...
Daftar Juara Piala Dunia U-17: Jerman Baru Pertama Kali
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved