Polandia Kecewa Berat dengan Jerman, Berlin Dianggap Ingkar Janji
loading...
A
A
A
WARSAWA - Jerman gagal memasok Polandia dengan tank tempur setelah Warsawa kehabisan stok tank sendiri karena dikirim ke Ukraina.
Presiden Polandia Andrzej Duda mengungkapkan kekecewaan pada Jerman itu saat diwawancarai surat kabar Jerman Die Welt pada Selasa (24/5/2022) di sela-sela Forum Ekonomi Dunia di Davos.
“Polandia telah melemahkan" potensi militernya sendiri dengan menggunakan kapasitasnya sendiri untuk memasok Kiev dengan sejumlah besar tank," ujar Duda.
Dia menambahkan, “Warsawa mengharapkan dukungan dari NATO, dan Berlin pada khususnya.”
“Sebagian besar tank Polandia adalah Leopard buatan Jerman. Berlin sebelumnya berjanji mengganti perangkat keras militer yang dikirim ke Ukraina,” ungkap dia.
“Jerman berjanji mengirimkan tank-tank ini kepada kami. Anda tidak menepati janji itu. Dan, sejujurnya, kami sangat kecewa dengan hal ini,” ujar Duda kepada surat kabar tersebut.
Presiden Polandia juga menegur Berlin karena dianggap tidak berbuat cukup untuk mendukung Ukraina.
"Pertama-tama, Jerman sendiri yang harus membantu Ukraina. Ukraina sangat membutuhkan bantuan ini," papar dia.
Dia menambahkan, “Polandia masuk dengan pengiriman alat berat karena negara lain enggan membuat komitmen seperti itu.”
Presiden tidak menjelaskan berapa banyak tank Polandia yang telah dikirim ke Ukraina dan kapan pengiriman dilakukan. Berlin sejauh ini belum mengomentari tuduhan Duda.
Ukraina yang terlibat konflik dengan Moskow sejak Rusia melancarkan serangan militernya pada akhir Februari.
Kiev telah berulang kali meminta bantuan militer kepada negara-negara Barat, khususnya persenjataan berat.
Kekuatan Barat telah memasok Ukraina dengan senjata kecil, rudal anti-tank dan persenjataan anti-pesawat, serta amunisi dan bahan bakar, tetapi sejauh ini enggan mengirim peralatan berat seperti tank atau pesawat.
Berlin sebelumnya mencapai beberapa kesepakatan pertukaran dengan negara-negara Eropa Timur yang bertujuan memasok senjata ke Ukraina.
Pada akhir April, Jerman dan Slovenia menyetujui kesepakatan yang membuat Berlin menggantikan tank tempur buatan Soviet yang dikirim Slovenia ke Kiev.
Pekan lalu, Jerman mengumumkan pertukaran seperti itu lagi, kali ini dengan Republik Ceko. Praha sekarang mengharapkan menerima 15 tank Leopard 2 dari Jerman untuk ditukar dengan pengiriman tank ke Ukraina.
Rusia melancarkan serangannya terhadap Ukraina pada akhir Februari, menyusul kegagalan Kiev menerapkan persyaratan perjanjian Minsk, yang pertama kali ditandatangani pada 2014, dan pengakuan akhirnya Moskow atas republik Donbass di Donetsk dan Lugansk.
Protokol yang diperantarai Jerman dan Prancis dirancang untuk memberikan status khusus kepada daerah-daerah yang memisahkan diri di dalam negara Ukraina.
Kremlin sejak itu menuntut Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer NATO yang dipimpin AS.
Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan dan membantah klaim bahwa pihaknya berencana untuk merebut kembali kedua republik dengan paksa.
Presiden Polandia Andrzej Duda mengungkapkan kekecewaan pada Jerman itu saat diwawancarai surat kabar Jerman Die Welt pada Selasa (24/5/2022) di sela-sela Forum Ekonomi Dunia di Davos.
“Polandia telah melemahkan" potensi militernya sendiri dengan menggunakan kapasitasnya sendiri untuk memasok Kiev dengan sejumlah besar tank," ujar Duda.
Dia menambahkan, “Warsawa mengharapkan dukungan dari NATO, dan Berlin pada khususnya.”
“Sebagian besar tank Polandia adalah Leopard buatan Jerman. Berlin sebelumnya berjanji mengganti perangkat keras militer yang dikirim ke Ukraina,” ungkap dia.
“Jerman berjanji mengirimkan tank-tank ini kepada kami. Anda tidak menepati janji itu. Dan, sejujurnya, kami sangat kecewa dengan hal ini,” ujar Duda kepada surat kabar tersebut.
Presiden Polandia juga menegur Berlin karena dianggap tidak berbuat cukup untuk mendukung Ukraina.
"Pertama-tama, Jerman sendiri yang harus membantu Ukraina. Ukraina sangat membutuhkan bantuan ini," papar dia.
Dia menambahkan, “Polandia masuk dengan pengiriman alat berat karena negara lain enggan membuat komitmen seperti itu.”
Presiden tidak menjelaskan berapa banyak tank Polandia yang telah dikirim ke Ukraina dan kapan pengiriman dilakukan. Berlin sejauh ini belum mengomentari tuduhan Duda.
Ukraina yang terlibat konflik dengan Moskow sejak Rusia melancarkan serangan militernya pada akhir Februari.
Kiev telah berulang kali meminta bantuan militer kepada negara-negara Barat, khususnya persenjataan berat.
Kekuatan Barat telah memasok Ukraina dengan senjata kecil, rudal anti-tank dan persenjataan anti-pesawat, serta amunisi dan bahan bakar, tetapi sejauh ini enggan mengirim peralatan berat seperti tank atau pesawat.
Berlin sebelumnya mencapai beberapa kesepakatan pertukaran dengan negara-negara Eropa Timur yang bertujuan memasok senjata ke Ukraina.
Pada akhir April, Jerman dan Slovenia menyetujui kesepakatan yang membuat Berlin menggantikan tank tempur buatan Soviet yang dikirim Slovenia ke Kiev.
Pekan lalu, Jerman mengumumkan pertukaran seperti itu lagi, kali ini dengan Republik Ceko. Praha sekarang mengharapkan menerima 15 tank Leopard 2 dari Jerman untuk ditukar dengan pengiriman tank ke Ukraina.
Rusia melancarkan serangannya terhadap Ukraina pada akhir Februari, menyusul kegagalan Kiev menerapkan persyaratan perjanjian Minsk, yang pertama kali ditandatangani pada 2014, dan pengakuan akhirnya Moskow atas republik Donbass di Donetsk dan Lugansk.
Protokol yang diperantarai Jerman dan Prancis dirancang untuk memberikan status khusus kepada daerah-daerah yang memisahkan diri di dalam negara Ukraina.
Kremlin sejak itu menuntut Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer NATO yang dipimpin AS.
Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan dan membantah klaim bahwa pihaknya berencana untuk merebut kembali kedua republik dengan paksa.
(sya)