Publik China Ramai-ramai Bahas Teori Konspirasi AS Sebar Virus Cacar Monyet
loading...
A
A
A
BEIJING - Publik China , melalui media sosial, ramai memperbincangkan teori konspirasi yang menyebut Amerika Serikat (AS) sebagai pihak yang menyebarkan virus cacar monyet atau monkeypox .
Hingga Selasa (24/5/2022), penyakit itu telah bermunculan di 16 negara: Inggris Raya 56 kasus, Spanyol 41 kasus, Portugal 37 kasus, Kanada 5 kasus, Italia 4 kasus, Belgia 3 kasus, Jerman 3 kasus, Australia 2 kasus, Belanda 2 kasus, Amerika Serikat 2 kasus, Austria 1 kasus, Denmark 1 kasus, Prancis 1 kasus, Israel 1 kasus dan Swedia 1 kasus.
Infeksi virus ini telah disorot sebagai trending topic di platform media sosial populer Weibo selama tiga hari terakhir dengan tanda pagar AS melaporkan dua kasus telah menarik lebih dari 51 juta tampilan.
Sementara media pemerintah China telah menahan diri untuk tidak menuduh AS dengan sengaja menyebarkan wabah cacar monyet—tuduhan yang dibuatnya tentang COVID-19—banyak pengguna media sosial tidak menahan diri.
Laporan tahun 2021 tentang perencanaan kesiapsiagaan biosekuriti oleh organisasi non-pemerintah AS, Nuclear Threat Initiative, yang mencakup skenario pandemi monkeypox, telah diambil di luar konteks untuk menunjukkan bahwa pemerintah AS tahu wabah itu akan datang.
Mengutip AFP, Rabu (25/5/2022), influencer nasionalis Shu Chang, yang memiliki 6,41 juta pengikut Weibo, dengan sengaja salah menafsirkan laporan tersebut dan mem-posting; "Itu menunjukkan sebuah rencana oleh AS untuk melepaskan virus cacar monyet yang direkayasa secara biologis."
Posting-an itu disukai oleh lebih dari 7.500 pengguna dan menerima lebih dari 660 komentar, banyak dari mereka setuju dengannya. Seorang pengikut akun weibo Shu Chang mengatakan bahwa AS jahat di luar imajinasi umat manusia.
Posting-an yang mendorong teori konspirasi ini telah disukai puluhan ribu kali di Weibo.
Virus cacar monyet pernah muncul diwilayah di Afrika di masa silam. Para pejabat kesehatan kini khawatir tentang penyebarannya yang lebih luas baru-baru ini di Eropa, Amerika Utara, dan di tempat lain. Tidak ada kasus yang ditemukan di China.
Disinformasi tentang kesehatan telah marak di China dan AS selama pandemi COVID-19.
Kedua negara terlibat dalam pertengkaran tentang asal-usul virus corona SARS-CoV-2 penyebab COVID-19.
Beijing membuat klaim yang tidak berdasar bahwa AS merekayasa virus di pangkalan militer, sementara beberapa media AS mempertanyakan apakah virus itu mungkin bocor dari fasilitas penelitian di Wuhan, kota tempat COVID-19 pertama kali terdeteksi.
Hingga Selasa (24/5/2022), penyakit itu telah bermunculan di 16 negara: Inggris Raya 56 kasus, Spanyol 41 kasus, Portugal 37 kasus, Kanada 5 kasus, Italia 4 kasus, Belgia 3 kasus, Jerman 3 kasus, Australia 2 kasus, Belanda 2 kasus, Amerika Serikat 2 kasus, Austria 1 kasus, Denmark 1 kasus, Prancis 1 kasus, Israel 1 kasus dan Swedia 1 kasus.
Infeksi virus ini telah disorot sebagai trending topic di platform media sosial populer Weibo selama tiga hari terakhir dengan tanda pagar AS melaporkan dua kasus telah menarik lebih dari 51 juta tampilan.
Sementara media pemerintah China telah menahan diri untuk tidak menuduh AS dengan sengaja menyebarkan wabah cacar monyet—tuduhan yang dibuatnya tentang COVID-19—banyak pengguna media sosial tidak menahan diri.
Laporan tahun 2021 tentang perencanaan kesiapsiagaan biosekuriti oleh organisasi non-pemerintah AS, Nuclear Threat Initiative, yang mencakup skenario pandemi monkeypox, telah diambil di luar konteks untuk menunjukkan bahwa pemerintah AS tahu wabah itu akan datang.
Mengutip AFP, Rabu (25/5/2022), influencer nasionalis Shu Chang, yang memiliki 6,41 juta pengikut Weibo, dengan sengaja salah menafsirkan laporan tersebut dan mem-posting; "Itu menunjukkan sebuah rencana oleh AS untuk melepaskan virus cacar monyet yang direkayasa secara biologis."
Posting-an itu disukai oleh lebih dari 7.500 pengguna dan menerima lebih dari 660 komentar, banyak dari mereka setuju dengannya. Seorang pengikut akun weibo Shu Chang mengatakan bahwa AS jahat di luar imajinasi umat manusia.
Posting-an yang mendorong teori konspirasi ini telah disukai puluhan ribu kali di Weibo.
Virus cacar monyet pernah muncul diwilayah di Afrika di masa silam. Para pejabat kesehatan kini khawatir tentang penyebarannya yang lebih luas baru-baru ini di Eropa, Amerika Utara, dan di tempat lain. Tidak ada kasus yang ditemukan di China.
Disinformasi tentang kesehatan telah marak di China dan AS selama pandemi COVID-19.
Kedua negara terlibat dalam pertengkaran tentang asal-usul virus corona SARS-CoV-2 penyebab COVID-19.
Beijing membuat klaim yang tidak berdasar bahwa AS merekayasa virus di pangkalan militer, sementara beberapa media AS mempertanyakan apakah virus itu mungkin bocor dari fasilitas penelitian di Wuhan, kota tempat COVID-19 pertama kali terdeteksi.
(min)