Jenderal Top AS: Potensi Konflik antara Kekuatan Besar Meningkat

Senin, 23 Mei 2022 - 18:30 WIB
loading...
A A A
Ketika ditanya seorang reporter di Tokyo apakah Amerika Serikat akan membela Taiwan jika diserang oleh China, Biden menjawab, “Ya.”

“Itulah komitmen yang kami buat… Kami setuju dengan kebijakan satu China. Kami telah menandatanganinya dan semua perjanjian yang dimaksudkan dibuat dari sana. Tetapi gagasan bahwa itu dapat diambil dengan paksa, diambil dengan paksa, tidak tepat, tidak tepat,” ujar Biden.

Dia menambahkan bahwa harapannya peristiwa seperti itu tidak akan terjadi atau dicoba.

Meski Washington diwajibkan undang-undang untuk memberi Taiwan sarana untuk membela diri, AS telah lama mengikuti kebijakan "ambiguitas strategis" tentang apakah akan campur tangan secara militer untuk melindungi Taiwan jika terjadi serangan China.

Biden membuat komentar serupa tentang membela Taiwan pada Oktober. Saat itu, juru bicara Gedung Putih mengatakan Biden tidak mengumumkan perubahan apa pun dalam kebijakan AS.

Komentar tentang Taiwan kemungkinan akan menutupi inti dari kunjungan Biden yakni peluncuran Kerangka Ekonomi Indo-Pasifik, rencana luas yang menyediakan pilar ekonomi untuk keterlibatan AS dengan Asia.

Kunjungannya juga mencakup pertemuan dengan para pemimpin Jepang, India dan Australia, dalam kelompok negara-negara “Quad”.

Kekhawatiran tentang kekuatan China yang tumbuh dan kemungkinan Beijing dapat menyerang Taiwan meyakinkan Perdana Menteri (PM) Jepang Fumio Kishida dan Partai Demokrat Liberal untuk mengambil postur pertahanan yang lebih kuat.

Kishida mengatakan dia memberi tahu Biden bahwa Jepang akan mempertimbangkan berbagai opsi untuk meningkatkan kemampuan pertahanannya, termasuk kemampuan membalas.

Dia menandakan potensi perubahan dalam kebijakan pertahanan Jepang.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2006 seconds (0.1#10.140)