Negara-negara G7 Bersumpah Dukung Ukraina sampai Menang Perang Lawan Rusia

Sabtu, 14 Mei 2022 - 02:08 WIB
loading...
Negara-negara G7 Bersumpah Dukung Ukraina sampai Menang Perang Lawan Rusia
Para menteri luar negeri negara-negara G7 berkumpul di Jerman untuk menyatakan dukungan penuh pada Ukraina sampai menang perang atas Rusia. Foto/REUTERS
A A A
WANGELS - Negara-negara Kelompok Tujuh (G7) menjanjikan dukungan tak tergoyahkan untuk Ukraina dalam perangnya melawan invasi Rusia. Dukungan itu akan terus diberikan sampai Kiev memenangkan peperangan atas Moskow.

Sementara itu, Uni Eropa berjanji akan meningkatkan dukungan militer untuk Kiev lebih dari setengah miliar dolar.

Para menteri luar negeri G7 bertemu pada hari kedua dari pertemuan tiga hari di resor Wangels, Jerman, bergabung dengan rekan-rekan mereka dari Ukraina dan Moldova.

Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian mengatakan, "G7 sangat bersatu dalam keinginan mereka untuk terus dalam jangka panjang mendukung perjuangan Ukraina untuk kedaulatannya sampai kemenangan Ukraina."



Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell mengatakan blok Uni Eropa menjanjikan bantuan militer tambahan sebesar €500 juta (USD520 juta).

Menurutnya, bantuan uang tunai itu akan meningkatkan total bantuan militer Uni Eropa untuk Ukraina menjadi 2 miliar euro.

“Resepnya jelas–lebih mirip,” kata Borrell.

“Lebih banyak tekanan pada Rusia, dengan sanksi ekonomi. Terus bekerja pada isolasi internasional Rusia. Melawan disinformasi tentang konsekuensi perang...Dan menghadirkan front persatuan untuk terus mendukung Ukraina," ujarnya, seperti dikutip AFP, Jumat (13/5/2022).

Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss juga menyerukan dukungan lebih lanjut untuk Ukraina.

"Saat ini sangat penting bagi kami untuk terus menekan [Presiden Rusia] Vladimir Putin dengan memasok lebih banyak senjata ke Ukraina, dengan meningkatkan sanksi," katanya.

Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba memuji tekad negara-negara G7 untuk membantu Kiev tetapi juga mendesak mereka untuk melangkah lebih jauh.

"Hari ini saya meminta negara-negara G7 untuk mengadopsi undang-undang dan menerapkan semua prosedur yang diperlukan untuk menyita aset kedaulatan Rusia dan memberikannya ke Ukraina untuk menggunakan uang ini guna membangun kembali negara kami," katanya.

Kuleba juga mendesak Uni Eropa untuk memastikan bahwa embargo ditempatkan pada minyak Rusia, memperingatkan bahwa penghilangan larangan paket blok berikutnya akan berarti persatuannya "rusak".

Perang di Ukraina, kata Kuleba, telah menyebabkan persatuan yang lebih besar di antara sekutu Barat.

“Ukraina yang membuat G7 kuat lagi. Perjuangan kamilah yang mengembalikan kepercayaan pada G7 untuk memimpin, membentuk urusan internasional, dan melawan upaya rezim otoriter untuk mengalahkan demokrasi,” katanya.

Menteri Luar Negeri Moldova Nicu Popescu juga memuji peran Uni Eropa dalam krisis dan berterima kasih kepada G7 atas dukungan mereka dalam membantu negaranya mengatasi dampak perang, termasuk gelombang besar pengungsi.

“Kami melihat bahwa cara terbaik untuk bergerak maju dan menjaga perdamaian di bagian dunia kami adalah melanjutkan integrasi Eropa,” katanya.

Secara terpisah di kota Stuttgart, Jerman barat daya, para menteri pertanian G7 serta mitra Ukraina mereka berkumpul untuk membahas bagaimana mencegah krisis pangan internasional yang dipicu oleh perang.

Menuduh Rusia mencuri hasil dari petani Ukraina, Menteri Pertanian Jerman Cem Oezdemir mengatakan, "Ini adalah bentuk perang yang sangat menjijikkan yang dipimpin Rusia, dalam hal mencuri, merampok, mengambil sendiri gandum dari Ukraina timur.”

Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari tetapi pasukan Ukraina berhasil mendorong pasukan Moskow keluar dari Kiev, dan konflik sekarang memasuki bulan ketiga.

Negara-negara Barat telah memasok Ukraina dengan senjata, termasuk artileri, rudal anti-pesawat, senjata anti-tank dan senjata kuat lainnya. Namun, Kiev telah mendorong sekutu untuk lebih memberikan banyak dukungan.

Le Drian menunjuk pada efek global dari apa yang dia sebut sebagai “konflik abadi khususnya di bidang ketahanan pangan”.

Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock juga kemarin menyoroti dampak perang yang berkembang di negara-negara miskin.

“Kami sebagai negara demokrasi industri terkuat memiliki tanggung jawab khusus untuk membantu negara-negara miskin mengatasi tekanan pangan dan energi yang disebabkan oleh perang," katanya.
(min)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1682 seconds (0.1#10.140)