PBB: Jumlah Korban Tewas di Ukraina Lebih Tinggi dari yang Dilaporkan
loading...
A
A
A
KIEV - Ribuan warga sipil tewas di Ukraina selama hampir 11 minggu perang di negara itu. Angka ini lebih tinggi dari laporan jumlah korban tewas resmi PBB yang mencapai 3.381 jiwa. Hal itu diungkapkan Kepala Misi Pemantau Hak Asasi Manusia PBB di Ukraina, Matilda Bogner, Selasa (10/5/2022).
Tim PBB, yang mencakup 55 pemantau di Ukraina, melpaorkan sebagian besar kematian terjadi akibat penggunaan senjata peledak dengan area dampak luas, seperti rudal dan serangan udara.
"Kami telah mengerjakan perkiraan, tetapi yang bisa saya katakan untuk saat ini jumlahnya adalah ribuan lebih tinggi dari jumlah yang kami berikan saat ini kepada Anda," kata Bogner dalam jumpa pers di Jenewa, seperti dikutip dari Reuters.
"Lubang hitam besar benar-benar Mariupol, di mana sulit bagi kami untuk sepenuhnya mengakses dan mendapatkan informasi yang sepenuhnya dikuatkan," tambah Bogner. Ia merujuk pada kota pelabuhan di tenggara Ukraina yang telah menyaksikan pertempuran paling sengit.
Moskow membantah menargetkan warga sipil dan menyebut invasinya, yang diluncurkan pada 24 Februari, sebagai "operasi militer khusus" untuk melucuti senjata Ukraina dan membersihkannya dari apa yang disebutnya nasionalis anti-Rusia yang dikobarkan oleh Barat. Ukraina dan Barat mengatakan ini adalah dalih palsu untuk melancarkan perang agresi yang tidak beralasan.
Bogner mengatakan, timnya juga sedang menyelidiki apa yang dia sebut sebagai "tuduhan kredibel" atas penyiksaan, perlakuan buruk dan eksekusi oleh pasukan Ukraina terhadap pasukan invasi Rusia dan kelompok bersenjata yang berafiliasi.
"Dalam hal tingkat pelanggaran oleh pasukan Ukraina, sementara skalanya secara signifikan lebih tinggi di sisi tuduhan terhadap pasukan Rusia, kami juga mendokumentasikan pelanggaran oleh pasukan Ukraina," katanya.
Tim PBB, yang mencakup 55 pemantau di Ukraina, melpaorkan sebagian besar kematian terjadi akibat penggunaan senjata peledak dengan area dampak luas, seperti rudal dan serangan udara.
"Kami telah mengerjakan perkiraan, tetapi yang bisa saya katakan untuk saat ini jumlahnya adalah ribuan lebih tinggi dari jumlah yang kami berikan saat ini kepada Anda," kata Bogner dalam jumpa pers di Jenewa, seperti dikutip dari Reuters.
"Lubang hitam besar benar-benar Mariupol, di mana sulit bagi kami untuk sepenuhnya mengakses dan mendapatkan informasi yang sepenuhnya dikuatkan," tambah Bogner. Ia merujuk pada kota pelabuhan di tenggara Ukraina yang telah menyaksikan pertempuran paling sengit.
Moskow membantah menargetkan warga sipil dan menyebut invasinya, yang diluncurkan pada 24 Februari, sebagai "operasi militer khusus" untuk melucuti senjata Ukraina dan membersihkannya dari apa yang disebutnya nasionalis anti-Rusia yang dikobarkan oleh Barat. Ukraina dan Barat mengatakan ini adalah dalih palsu untuk melancarkan perang agresi yang tidak beralasan.
Bogner mengatakan, timnya juga sedang menyelidiki apa yang dia sebut sebagai "tuduhan kredibel" atas penyiksaan, perlakuan buruk dan eksekusi oleh pasukan Ukraina terhadap pasukan invasi Rusia dan kelompok bersenjata yang berafiliasi.
"Dalam hal tingkat pelanggaran oleh pasukan Ukraina, sementara skalanya secara signifikan lebih tinggi di sisi tuduhan terhadap pasukan Rusia, kami juga mendokumentasikan pelanggaran oleh pasukan Ukraina," katanya.
(esn)