Evakuasi Warga Sipil di Pabrik Baja Azovstal, Rusia Umumkan Gencatan Senjata

Kamis, 05 Mei 2022 - 18:09 WIB
loading...
Evakuasi Warga Sipil di Pabrik Baja Azovstal, Rusia Umumkan Gencatan Senjata
Evakuasi warga sipil di pabrik baja Azovstal, Rusia umumkan gencatan senjata sepihak. Foto/New York Post
A A A
MOSKOW - Militer Rusia telah mengumumkan gencatan senjata sepihak selama tiga hari berturut-turut dalam operasinya di pabrik baja Azovstal di Mariupol, Ukraina . Rusia menjanjikan untuk membuka koridor kemanusiaan bagi warga sipil yang dikatakan bersembunyi di fasilitas itu.

Pabrik baja tetap menjadi benteng terakhir yang berada di bawah kendali prajurit Ukraina dan anggota resimen neo Nazi Azov di kota itu.

“Sesuai dengan keputusan pimpinan Rusia, berdasarkan prinsip kemanusiaan Angkatan Bersenjata Rusia…kami akan membuka koridor kemanusiaan dari wilayah pabrik baja Azovstal untuk mengevakuasi warga sipil (pekerja, wanita dan anak-anak), yang berada di fasilitas bawah tanah pabrik itu sekali lagi diklaim oleh Kiev,” kata militer Rusia dalam sebuah pernyataan pada Rabu malam seperti dikutip dari Russia Today, Kamis (5/5/2022).

Koridor kemanusiaan akan dibuka selama tiga hari, dari Kamis hingga Sabtu, berfungsi dari pukul 8 pagi hingga 6 sore waktu Moskow setiap harinya. Warga sipil yang dievakuasi dari pabrik akan bebas pergi ke mana pun, jika mereka ingin mengungsi ke wilayah di bawah kendali Ukraina atau Rusia.



Pada hari Minggu, beberapa ratus warga sipil dievakuasi dari bunker di Azovstal dalam upaya kemanusiaan yang difasilitasi oleh PBB dan Palang Merah Internasional.

Namun, selama dua hari terakhir, pabrik Azovstal telah mengalami pertempuran yang intensif, memicu kekhawatiran bahwa pasukan Rusia dan Donetsk akhirnya memilih untuk melancarkan serangan. Operasi untuk menyerbu fasilitas itu dibatalkan pada 21 April oleh Presiden Rusia Vladimir Putin, yang memerintahkan untuk memblokade pabrik sebagai gantinya.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menjelaskan lonjakan pertempuran pada hari sebelumnya, mengatakan militer Rusia dan sekutunya hanya menekan upaya unit yang terkepung untuk mengambil posisi yang lebih baik di tengah jeda kemanusiaan.

“Tidak ada penyerangan. Kami melihat bahwa gejolak terjadi ketika militan keluar untuk mengambil alih penempatan senjata. Upaya-upaya ini sedang ditekan dengan cukup cepat,” jelasnya.



Rusia menyerang negara tetangganya itu pada akhir Februari lalu, menyusul kegagalan Ukraina untuk mengimplementasikan ketentuan perjanjian Minsk, yang pertama kali ditandatangani pada 2014, dan berujung pada pengakuan Moskow atas republik Donbass di Donetsk dan Lugansk.

Protokol Minsk yang ditengahi Jerman dan Prancis itu juga dirancang untuk memberikan status khusus kepada daerah-daerah yang memisahkan diri di dalam negara Ukraina itu.

Kremlin sejak itu menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer NATO yang dipimpin AS.

Namun Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan dan membantah klaim bahwa pihaknya berencana untuk merebut kembali kedua republik dengan paksa.



(ian)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1366 seconds (0.1#10.140)