PM Solomon Tuding Australia Munafik Soal Pakta dengan China

Minggu, 01 Mei 2022 - 00:30 WIB
loading...
A A A
China dan Kepulauan Solomon menandatangani perjanjian keamanan dan kerja sama akhir bulan lalu.

Frank Sade Bilaupaine, penasihat pemerintah pulau itu, mengatakan pengaturan itu telah dirancang setelah kerusuhan baru-baru ini di ibu kota negaranya, Honiara.

Pada November 2021, massa membakar gedung parlemen dan membakar distrik Chinatown setempat.

Perjanjian itu telah memicu kemarahan di Australia, serta di AS dan Selandia Baru, yang semuanya secara teratur memberi pukulan diplomatik dengan Beijing.

Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengatakan pekan lalu bahwa pangkalan militer China di pulau-pulau itu akan menjadi “garis merah.”

Daniel Kritenbrink, diplomat senior AS yang bertanggung jawab untuk Urusan Asia Timur dan Pasifik, juga mengatakan Washington akan memiliki “kekhawatiran yang signifikan” atas pangkalan baru China di wilayah tersebut.

Kementerian Pertahanan China, bagaimanapun, membantah bahwa mereka memiliki rencana mendirikan pos terdepan di negara Pasifik.

Ditanya tentang pernyataan Sogavare baru-baru ini pada Jumat, Morrison berpendapat ada “kesamaan yang luar biasa antara pernyataan itu dan pernyataan pemerintah China.”

Wakil Menteri Luar Negeri China Xie Feng mengatakan pada Kamis bahwa pakta dengan Kepulauan Solomon “tidak ditargetkan pada pihak ketiga mana pun.”

Dia menambahkan Australia tidak memiliki hak untuk ikut campur dalam hubungan Beijing dengan negara-negara lain.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1846 seconds (0.1#10.140)