Awalnya akan Dihancurkan, 100 Rudal Norwegia Malah Dikirim ke Ukraina

Kamis, 21 April 2022 - 14:47 WIB
loading...
Awalnya akan Dihancurkan, 100 Rudal Norwegia Malah Dikirim ke Ukraina
Tentara berlatih menembakkan rudal Mistral. Foto/military today
A A A
OSLO - Menteri Pertahanan Norwegia Bjorn Arild Gram mengumumkan Ukraina dapat menunggu pengiriman 100 rudal Mistral dari Norwegia.

Rudal anti-pesawat Mistral yang digunakan Angkatan Laut Norwegia digambarkan sebagai "senjata modern dan efektif" oleh Gram.

Rudal itu dimaksudkan untuk membantu Ukraina melawan operasi militer Rusia yang oleh Norwegia dan Barat dianggap sebagai "invasi".



“Sistem pertahanan udara Mistral adalah senjata efektif yang telah digunakan Angkatan Laut, dan yang akan sangat bermanfaat bagi Ukraina,” papar Gram.



Norwegia memutuskan memberikan Ukraina seluruh persenjataan rudal Mistral yang direncanakan untuk dibuang. Oleh karena itu, menurut Kementerian Pertahanan Norwegia, memberikan rudal itu tidak akan menjadi kerugian besar.



“Rudal itu akan dihapus oleh militer Norwegia, tetapi tetap menjadi senjata modern dan efektif. Negara lain juga telah menyumbangkan sistem persenjataan serupa,” ujar Menhan Gram.

Kementerian Pertahanan menjelaskan senjata itu telah dikirim keluar dari Norwegia.

Rudal Mistral dibuat produsen senjata pan-Eropa yang berbasis di Prancis, MBDA Missile Systems.

Menurut MBDA, rudal tersebut dirancang untuk mencapai target dalam jarak dekat dan dapat ditembakkan dari beberapa platform berbeda.

Sistem ini dapat mengikuti dan mencapai target pada jarak hingga 80 kilometer.

Kapten Angkatan Laut Tom Kismul menggambarkan rudal itu sebagai "sistem sederhana" yang tidak memerlukan radar apapun.

“Seseorang melihat target, membidiknya, mengaktifkan sistem dan menembakkannya,” ujar dia kepada penyiar nasional NRK.

Norwegia sebelumnya telah menyumbangkan rudal dan perlengkapan militer lainnya ke Ukraina. Antara lain, 4.000 rudal anti-tank tipe M72 telah dikirimkan, serta beberapa jenis peralatan pelindung untuk tentara Ukraina.

Rusia meluncurkan operasi khusus di Ukraina pada 24 Februari setelah permintaan dari Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk, yang telah melaporkan peningkatan penembakan dari Kiev pada beberapa pekan sebelumnya.

Sebelum itu, Donbass menyaksikan konflik yang melelahkan, sejak Donetsk dan Luhansk menyatakan pemisahan diri mereka dari Ukraina menyusul kudeta Euromaidan 2014 yang didukung Barat di Kiev.

(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1964 seconds (0.1#10.140)