Gawat! Kapal Perang Rusia yang Tenggelam Diduga Bawa Senjata Nuklir
loading...
A
A
A
MOSKOW - Ada kekhawatiran baru dari insiden kapal perang Rusia yang tenggelam, Moskva, di Laut Hitam. Laporan beberapa media Ukraina menduga kapal itu membawa senjata nuklir.
Maksym Marchenko, gubernur wilayah Odesa di Ukraina, mengatakan militer Ukraina menyerang kapal itu dengan dua rudal Neptune dan menyebabkan kerusakan serius pada Rabu malam.
Kementerian Pertahanan Rusia membantah telah terjadi serangan oleh Ukraina terhadap kapal penjelajah rudal tersebut. Menurut kementerian itu, Moskva yang rusak berat tenggelam akibat badai setelah dilanda kebakaran hebat.
Menurut laporan CNN pada Sabtu (16/4/2022), Amerika Serikat (AS) percaya dengan "keyakinan sedang" bahwa versi Ukraina atas peristiwa itu akurat. Laporan itu mengutip sumber yang mengetahui laporan intelijen terbaru.
Dalam bocoran informasi yang mencemaskan, sumber mengatakan ada dugaan bahwa beberapa rudal berhulu ledak nuklir berada di kapal Moskva yang tenggelam. Jika dugaan itu benar, maka bisa memicu kecelakaan nuklir—atau dikenal sebagai insiden "broken arrow [panah patah]" dalam bahasa gaul militer Amerika.
Mykhailo Samus, direktur kelompok think-tank militer yang berbasis di Lviv; Andriy Klymenko, editor BlackSeaNews; dan surat kabar Ukraina Defense Express semuanya memperingatkan hari ini bahwa Moskva dirancang untuk membawa hulu ledak nuklir yang dapat dipasang di hidung rudal supersonik P-1000 Vulkan—yang dirancang untuk menghancurkan kapal induk Amerika.
“Di kapal Moskva bisa menjadi hulu ledak nuklir—dua unit,” kata Samus, sementara Klymenko meminta negara-negara Laut Hitam lainnya—Turki, Rumania, Georgia, dan Bulgaria—untuk menuntut penjelasan.
"Di mana hulu ledak ini? Di mana mereka saat amunisi meledak,” tanya Klymenko.
Pemimpin redaksi BlackSeaNews, Andriy Klymenko, menyerukan penyelidikan internasional yang mendesak apakah kapal perang Moskva membawa senjata nuklir.
“Teman dan ahli mengatakan bahwa ada dua hulu ledak nuklir untuk rudal jelajah di atas Moskva,” katanya.
“Mungkin bagi banyak orang ini adalah informasi baru, tetapi memang benar—kapal perang adalah pembawa senjata nuklir."
“Di mana hulu ledak ini? Di mana mereka saat amunisi meledak? Di mana titik di peta, koordinatnya?” paparnya.
Sementara itu Defense Express mengaku telah mewawancarai para ahli, termasuk perancang dan perwira Angkatan Laut, yang dengan suara bulat dan independen memberikan jawaban berikut; "Ada kemungkinan nyata bahwa kapal Armada Laut Hitam Rusia yang terkena dampak memiliki amunisi nuklir di dalamnya."
“Selain rudal P-1000 Vulkan, kapal penjelajah rudal nuklir Moskva dapat berisi senjata nuklir lainnya,” imbuh surat kabar itu.
Moskva adalah aset Angkatan Laut terbesar yang tenggelam sejak Perang Dunia II.
Maksym Marchenko, gubernur wilayah Odesa di Ukraina, mengatakan militer Ukraina menyerang kapal itu dengan dua rudal Neptune dan menyebabkan kerusakan serius pada Rabu malam.
Kementerian Pertahanan Rusia membantah telah terjadi serangan oleh Ukraina terhadap kapal penjelajah rudal tersebut. Menurut kementerian itu, Moskva yang rusak berat tenggelam akibat badai setelah dilanda kebakaran hebat.
Menurut laporan CNN pada Sabtu (16/4/2022), Amerika Serikat (AS) percaya dengan "keyakinan sedang" bahwa versi Ukraina atas peristiwa itu akurat. Laporan itu mengutip sumber yang mengetahui laporan intelijen terbaru.
Dalam bocoran informasi yang mencemaskan, sumber mengatakan ada dugaan bahwa beberapa rudal berhulu ledak nuklir berada di kapal Moskva yang tenggelam. Jika dugaan itu benar, maka bisa memicu kecelakaan nuklir—atau dikenal sebagai insiden "broken arrow [panah patah]" dalam bahasa gaul militer Amerika.
Mykhailo Samus, direktur kelompok think-tank militer yang berbasis di Lviv; Andriy Klymenko, editor BlackSeaNews; dan surat kabar Ukraina Defense Express semuanya memperingatkan hari ini bahwa Moskva dirancang untuk membawa hulu ledak nuklir yang dapat dipasang di hidung rudal supersonik P-1000 Vulkan—yang dirancang untuk menghancurkan kapal induk Amerika.
“Di kapal Moskva bisa menjadi hulu ledak nuklir—dua unit,” kata Samus, sementara Klymenko meminta negara-negara Laut Hitam lainnya—Turki, Rumania, Georgia, dan Bulgaria—untuk menuntut penjelasan.
"Di mana hulu ledak ini? Di mana mereka saat amunisi meledak,” tanya Klymenko.
Pemimpin redaksi BlackSeaNews, Andriy Klymenko, menyerukan penyelidikan internasional yang mendesak apakah kapal perang Moskva membawa senjata nuklir.
“Teman dan ahli mengatakan bahwa ada dua hulu ledak nuklir untuk rudal jelajah di atas Moskva,” katanya.
“Mungkin bagi banyak orang ini adalah informasi baru, tetapi memang benar—kapal perang adalah pembawa senjata nuklir."
“Di mana hulu ledak ini? Di mana mereka saat amunisi meledak? Di mana titik di peta, koordinatnya?” paparnya.
Sementara itu Defense Express mengaku telah mewawancarai para ahli, termasuk perancang dan perwira Angkatan Laut, yang dengan suara bulat dan independen memberikan jawaban berikut; "Ada kemungkinan nyata bahwa kapal Armada Laut Hitam Rusia yang terkena dampak memiliki amunisi nuklir di dalamnya."
“Selain rudal P-1000 Vulkan, kapal penjelajah rudal nuklir Moskva dapat berisi senjata nuklir lainnya,” imbuh surat kabar itu.
Moskva adalah aset Angkatan Laut terbesar yang tenggelam sejak Perang Dunia II.
(min)