Ekstremis Yahudi Ingin Bekurban di Situs Suci Temple Mount, Yerusalem Memanas
loading...
A
A
A
Postingan itu mendapat ancaman dari Hamas dan kecaman dari Yordania dan Otoritas Palestina.
“Kami menekankan bahwa ini merupakan eskalasi berbahaya yang melintasi semua garis merah, karena merupakan serangan langsung terhadap kepercayaan dan perasaan rakyat kami dan bangsa kami selama bulan suci ini,” kata Hamas, mengacu pada bulan Ramadhan.
“Kami menganggap [Israel] bertanggung jawab atas semua dampaknya,” lanjut Hamas, seperti dikutip dari Times of Israel, Kamis (14/4/2022).
Juru bicara Perdana Menteri Naftali Bennett yang khusus berbahasa Arab, Ofir Gendelman, membantah ada rencana untuk berkurban di puncak Temple Mount, dan mengatakan bahwa segala upaya untuk melakukannya akan dihentikan.
“Tuduhan bahwa ada orang Yahudi yang berniat untuk berkurban di Haram al-Sharif sepenuhnya salah dan telah dipromosikan oleh organisasi teror Palestina dan lainnya untuk menghasut,” tulis Gendelman di Twitter.
“Kami akan mempertahankan status quo di tempat-tempat suci dan tidak akan membiarkan gangguan apa pun terhadap keamanan dan ketertiban umum di Yerusalem atau di mana pun,” lanjut dia.
Pemimpin Hamas Gaza Yahya Sinwar dijadwalkan menjadi tuan rumah pertemuan faksi-faksi perlawanan Gaza pada hari Rabu untuk membahas kemungkinan tanggapan terhadap meningkatnya ketegangan antara Israel dan Palestina.
"Faksi dijadwalkan untuk membahas ancaman Zionis untuk menyerang Masjid Al-Aqsa pada hari Jumat dan melakukan pengorbanan, di antara isu-isu lainnya," seorang sumber senior Hamas kepada Safa News.
Pejabat Hamas Zaher Jabareen mengatakan kelompoknya telah memberi tahu para mediator bahwa Israel "bermain dengan api" dengan rencana "agresi" di Yerusalem dan terhadap Masjid Al-Aqsa.
“Ini adalah garis merah dan bermain dengan api, dan Palestina tidak dapat menerima itu,” kata Jabareen.
“Kami menekankan bahwa ini merupakan eskalasi berbahaya yang melintasi semua garis merah, karena merupakan serangan langsung terhadap kepercayaan dan perasaan rakyat kami dan bangsa kami selama bulan suci ini,” kata Hamas, mengacu pada bulan Ramadhan.
“Kami menganggap [Israel] bertanggung jawab atas semua dampaknya,” lanjut Hamas, seperti dikutip dari Times of Israel, Kamis (14/4/2022).
Juru bicara Perdana Menteri Naftali Bennett yang khusus berbahasa Arab, Ofir Gendelman, membantah ada rencana untuk berkurban di puncak Temple Mount, dan mengatakan bahwa segala upaya untuk melakukannya akan dihentikan.
“Tuduhan bahwa ada orang Yahudi yang berniat untuk berkurban di Haram al-Sharif sepenuhnya salah dan telah dipromosikan oleh organisasi teror Palestina dan lainnya untuk menghasut,” tulis Gendelman di Twitter.
“Kami akan mempertahankan status quo di tempat-tempat suci dan tidak akan membiarkan gangguan apa pun terhadap keamanan dan ketertiban umum di Yerusalem atau di mana pun,” lanjut dia.
Pemimpin Hamas Gaza Yahya Sinwar dijadwalkan menjadi tuan rumah pertemuan faksi-faksi perlawanan Gaza pada hari Rabu untuk membahas kemungkinan tanggapan terhadap meningkatnya ketegangan antara Israel dan Palestina.
"Faksi dijadwalkan untuk membahas ancaman Zionis untuk menyerang Masjid Al-Aqsa pada hari Jumat dan melakukan pengorbanan, di antara isu-isu lainnya," seorang sumber senior Hamas kepada Safa News.
Pejabat Hamas Zaher Jabareen mengatakan kelompoknya telah memberi tahu para mediator bahwa Israel "bermain dengan api" dengan rencana "agresi" di Yerusalem dan terhadap Masjid Al-Aqsa.
“Ini adalah garis merah dan bermain dengan api, dan Palestina tidak dapat menerima itu,” kata Jabareen.