China Diam-diam Kirim Rudal Canggih ke Sekutu Rusia saat Ukraina Digempur

Senin, 11 April 2022 - 10:33 WIB
loading...
A A A
Meskipun telah memilih mendukung resolusi PBB yang mengutuk serangan berdarah Rusia di Ukraina, Serbia telah menolak untuk bergabung dengan sanksi internasional terhadap sekutunya tersebut. Negara itu juga menolak untuk mengkritik langsung invasi pasukan Moskow ke Ukraina.

Kembali pada tahun 2020, para pejabat Amerika Serikat memperingatkan Beograd terhadap pembelian sistem anti-pesawat HQ-22, yang versi ekspornya dikenal sebagai FK-3.

Mereka mengatakan bahwa jika Serbia benar-benar ingin bergabung dengan Uni Eropa dan aliansi Barat lainnya, ia harus menyelaraskan peralatan militernya dengan standar Barat.

Sistem rudal China telah banyak dibandingkan dengan sistem rudal Patriot Amerika dan sistem rudal permukaan-ke-udara S-300 Rusia meskipun memiliki jangkauan yang lebih pendek daripada S-300 yang lebih canggih.

Serbia akan menjadi operator pertama sistem rudal China di Eropa.

Serbia berperang dengan tetangganya pada 1990-an. Negara, yang secara resmi mencari keanggotaan Uni Eropa ini telah meningkatkan angkatan bersenjatanya dengan senjata Rusia dan China, termasuk pesawat tempur, tank tempur, dan peralatan lainnya.

Pada tahun 2020, negara itu membutuhkan pengiriman drone Chengdu Pterodactyl-1, yang dikenal di China sebagai Wing Loong. Drone tempur ini mampu menyerang target dengan bom dan rudal dan dapat digunakan untuk tugas pengintaian.

Ada kekhawatiran di Barat bahwa mempersenjatai Serbia oleh Rusia dan China dapat mendorong negara Balkan itu ke arah perang lain, terutama melawan bekas provinsi Kosovo yang memproklamasikan kemerdekaan pada 2008.

Serbia, Rusia, dan China tidak mengakui kenegaraan Kosovo, sementara Amerika Serikat dan sebagian besar negara Barat melakukannya.
(min)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1601 seconds (0.1#10.140)