Rusia-Ukraina Lakukan Pertukaran Tahanan Tahap Ketiga
loading...
A
A
A
KIEV - Pemerintah Ukraina mengatakan telah melakukan pertukaran tahanan dengan Moskow, dengan 12 tentara Ukraina dan 14 warga sipil kembali ke rumah setelah pembebasan mereka oleh pasukan Rusia .
"Atas perintah Presiden (Volodymyr) Zelensky, pertukaran tahanan ketiga terjadi hari ini. Dua belas prajurit kami kembali ke rumah, termasuk satu perwira wanita," kata Wakil Perdana Menteri Iryna Vereshchuk di Telegram pada Sabtu (9/4/2022), seperti dikutip dari Radio Free Europe.
Dia mengatakan, sembilan wanita termasuk di antara 14 warga sipil yang dibebaskan. Namun, Vereshchuk tidak mengatakan berapa banyak orang Rusia yang telah dibebaskan.
Pada 1 Maret, militer Ukraina mengatakan pertukaran tahanan telah dilakukan dengan Rusia untuk pertama kalinya sejak Moskow melancarkan serangan militer skala penuh terhadap Ukraina pada 24 Februari.
"Pertukaran tahanan pertama terjadi di wilayah Sumy. Kami menukar lima orang kami dari pertahanan teritorial dengan satu perwira polisi militer Rusia," kata Kepala Administrasi Militer wilayah timur laut Ukraina di Sumy, Dmytro Zhyvytskiy.
Pada 1 April, pejabat senior Ukraina mengkonfirmasi pertukaran tahanan kedua, yang dilakukan di kota Zaporizhzhya, Ukraina. Kantor Zelenskiy mengatakan 86 tawanan tentara Ukraina telah dipulangkan, tetapi tidak disebutkan berapa banyak tahanan Rusia yang ditukar.
Sementara itu, Komisaris Hak Asasi Manusia Rusia Tatiana Moskalkova mengkonfirmasi pada hari Minggu (10/4/2022), bahwa Rusia dan Ukraina telah melakukan pertukaran tahanan pada hari Sabtu.
Moskalkova mengatakan bahwa di antara mereka yang kembali ke Rusia adalah empat karyawan perusahaan energi atom negara Rosatom, tentara dan beberapa warga sipil lainnya. "Pagi ini mereka mendarat di tanah Rusia," kata Moskalkova dalam sebuah posting online.
“Pada hari Sabtu, pertukaran sopir truk antara Rusia dan Ukraina juga dilakukan,” kata Moskalkova. Dengan pertukaran 32 pengemudi truk Rusia, 20 Ukraina dan sejumlah warga negara Belarusia.
Sejak 24 Februari, Rusia mengirim pasukan untuk mengivasi Ukraina. Namun, Moskow membantah menargetkan warga sipil dalam apa yang disebutnya "operasi militer khusus" yang bertujuan demiliterisasi tetangganya. Ukraina dan sekutu Baratnya menyebut ini sebagai dalih tak berdasar untuk perang.
Lihat Juga: Eks Analis CIA Sebut Biden Mirip Pelaku Bom Bunuh Diri, Wariskan Perang Besar pada Trump
"Atas perintah Presiden (Volodymyr) Zelensky, pertukaran tahanan ketiga terjadi hari ini. Dua belas prajurit kami kembali ke rumah, termasuk satu perwira wanita," kata Wakil Perdana Menteri Iryna Vereshchuk di Telegram pada Sabtu (9/4/2022), seperti dikutip dari Radio Free Europe.
Dia mengatakan, sembilan wanita termasuk di antara 14 warga sipil yang dibebaskan. Namun, Vereshchuk tidak mengatakan berapa banyak orang Rusia yang telah dibebaskan.
Pada 1 Maret, militer Ukraina mengatakan pertukaran tahanan telah dilakukan dengan Rusia untuk pertama kalinya sejak Moskow melancarkan serangan militer skala penuh terhadap Ukraina pada 24 Februari.
"Pertukaran tahanan pertama terjadi di wilayah Sumy. Kami menukar lima orang kami dari pertahanan teritorial dengan satu perwira polisi militer Rusia," kata Kepala Administrasi Militer wilayah timur laut Ukraina di Sumy, Dmytro Zhyvytskiy.
Pada 1 April, pejabat senior Ukraina mengkonfirmasi pertukaran tahanan kedua, yang dilakukan di kota Zaporizhzhya, Ukraina. Kantor Zelenskiy mengatakan 86 tawanan tentara Ukraina telah dipulangkan, tetapi tidak disebutkan berapa banyak tahanan Rusia yang ditukar.
Sementara itu, Komisaris Hak Asasi Manusia Rusia Tatiana Moskalkova mengkonfirmasi pada hari Minggu (10/4/2022), bahwa Rusia dan Ukraina telah melakukan pertukaran tahanan pada hari Sabtu.
Moskalkova mengatakan bahwa di antara mereka yang kembali ke Rusia adalah empat karyawan perusahaan energi atom negara Rosatom, tentara dan beberapa warga sipil lainnya. "Pagi ini mereka mendarat di tanah Rusia," kata Moskalkova dalam sebuah posting online.
“Pada hari Sabtu, pertukaran sopir truk antara Rusia dan Ukraina juga dilakukan,” kata Moskalkova. Dengan pertukaran 32 pengemudi truk Rusia, 20 Ukraina dan sejumlah warga negara Belarusia.
Sejak 24 Februari, Rusia mengirim pasukan untuk mengivasi Ukraina. Namun, Moskow membantah menargetkan warga sipil dalam apa yang disebutnya "operasi militer khusus" yang bertujuan demiliterisasi tetangganya. Ukraina dan sekutu Baratnya menyebut ini sebagai dalih tak berdasar untuk perang.
Lihat Juga: Eks Analis CIA Sebut Biden Mirip Pelaku Bom Bunuh Diri, Wariskan Perang Besar pada Trump
(esn)