Ukraina Tuduh Rusia Curi Zat Mematikan dari Chernobyl

Minggu, 10 April 2022 - 20:00 WIB
loading...
Ukraina Tuduh Rusia Curi Zat Mematikan dari Chernobyl
Ukraina Tuduh Rusia Curi Zat Mematikan dari Chernobyl. FOTO/Reuters
A A A
KIEV - Pasukan Rusia yang menduduki pembangkit nuklir Chernobyl mencuri zat radioaktif dari laboratorium penelitian yang berpotensi membunuh mereka. Tudingan itu dilayangkan Badan Negara untuk Mengelola Zona Eksklusi Ukraina, Minggu (10/4/2022).

Pasukan Moskow merebut pembangkit listrik yang mati di hari pertama invasi mereka ke Ukraina pada 24 Februari. Mereka menduduki zona radioaktif tinggi selama lebih dari sebulan, sebelum mundur pada 31 Maret.



Badan tersebut mengatakan di Facebook bahwa tentara Rusia menjarah dua laboratorium di daerah tersebut. Dikatakan pula, pasukam Rusia memasuki area penyimpanan basis penelitian Ecocentre dan mencuri 133 zat radioaktif tinggi.

“Bahkan sebagian kecil dari kegiatan ini akan mematikan jika ditangani secara tidak profesional,” kata badan tersebut, seperti dikutip dari AFP.

Awal pekan ini, Menteri Energi Ukraina, German Gulashchenko, mengatakan tentara Rusia terpapar radiasi nuklir dalam jumlah yang "mengejutkan". Ia juga mengatakan, beberapa dari mereka mungkin hanya memiliki waktu kurang dari satu tahun untuk hidup.



"Mereka menggali tanah gundul yang terkontaminasi radiasi, mengumpulkan pasir radioaktif dalam kantong untuk benteng, menghirup debu ini," kata Gulashchenko di Facebook pada hari Jumat setelah mengunjungi zona eksklusi.

“Setelah satu bulan terpapar seperti itu, mereka memiliki maksimal satu tahun kehidupan. Lebih tepatnya, bukan hidup tetapi kematian yang lambat karena penyakit,” lanjut sang menteri.



“Setiap tentara Rusia akan membawa pulang sepotong Chernobyl. Hidup atau mati," tambahnya. Dia mengatakan, peralatan militer Rusia juga terkontaminasi. “Ketidaktahuan tentara Rusia sangat mengejutkan,” jelasnya.

Penarikan pasukan Rusia dari Chernobyl terjadi di tengah pertempuran yang terus berlanjut dan indikasi bahwa Kremlin menggunakan pembicaraan tentang de-eskalasi sebagai kedok saat mengumpulkan kembali dan memasok pasukannya dan mengerahkan kembali mereka untuk serangan yang ditingkatkan di Ukraina timur.
(esn)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1214 seconds (0.1#10.140)