Kekuatan Senjata Nuklir China Diprediksi Segera Samai AS dan Rusia
loading...
A
A
A
Kementerian Luar Negeri China menyoroti bahwa Beijing menganut prinsip "tidak menggunakan senjata nuklir pertama kali" dan menjaga senjata nuklirnya pada tingkat minimum yang diperlukan untuk menjaga keamanan nasional.
Kementerian Luar Negeri China menunjukkan bahwa peningkatan yang cepat atau signifikan dalam sejumlah hulu ledak nuklir bertentangan dengan kebijakan Beijing.
Namun, juga dicatat bahwa ini tidak berarti China tidak memodernisasi persenjataannya saat ini, tetapi modernisasi berjalan sesuai dengan kepentingan Beijing dalam memastikan keandalan persenjataannya untuk menjaga keamanan dan pencegahan strategis.
Kendall mengatakan Amerika Serikat sedang mencoba membawa China ke meja negosiasi untuk menyetujui Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis Baru (START baru).
“Amerika Serikat percaya China meningkatkan persenjataan nuklirnya akan menjadikannya salah satu yang terbesar di dunia, dengan pencegahan menjadi lebih sulit,” ungkap dia.
Di bawah perjanjian START Baru, Rusia dan Amerika Serikat merundingkan batas masing-masing 1.550 hulu ledak nuklir ofensif.
Rusia telah mengatakan mereka tidak berniat memaksa China berpartisipasi dalam pembicaraan nuklir dan Beijing harus memutuskan sendiri apakah pembicaraan ini bermanfaat bagi negaranya.
Lihat Juga: Misteri Rudal Hipersonik Oreshnik Rusia Gempur Ukraina, Dikira Rudal Balistik Antarbenua
Kementerian Luar Negeri China menunjukkan bahwa peningkatan yang cepat atau signifikan dalam sejumlah hulu ledak nuklir bertentangan dengan kebijakan Beijing.
Namun, juga dicatat bahwa ini tidak berarti China tidak memodernisasi persenjataannya saat ini, tetapi modernisasi berjalan sesuai dengan kepentingan Beijing dalam memastikan keandalan persenjataannya untuk menjaga keamanan dan pencegahan strategis.
Kendall mengatakan Amerika Serikat sedang mencoba membawa China ke meja negosiasi untuk menyetujui Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis Baru (START baru).
“Amerika Serikat percaya China meningkatkan persenjataan nuklirnya akan menjadikannya salah satu yang terbesar di dunia, dengan pencegahan menjadi lebih sulit,” ungkap dia.
Di bawah perjanjian START Baru, Rusia dan Amerika Serikat merundingkan batas masing-masing 1.550 hulu ledak nuklir ofensif.
Rusia telah mengatakan mereka tidak berniat memaksa China berpartisipasi dalam pembicaraan nuklir dan Beijing harus memutuskan sendiri apakah pembicaraan ini bermanfaat bagi negaranya.
Lihat Juga: Misteri Rudal Hipersonik Oreshnik Rusia Gempur Ukraina, Dikira Rudal Balistik Antarbenua
(sya)