Invasi Rusia Bikin Umat Islam Ukraina Kesulitan Ibadah Puasa

Senin, 04 April 2022 - 15:27 WIB
loading...
A A A
DUMA berupaya menyebarkan ajaran Islam yang benar guna melawan ideologi ektrimis yang saat ini oleh sebagian orang disematkan kepada Islam.

DUMA merupakan anggota tetap dari Dewan Keagamaan dan Tempat Ibadah Seluruh Ukraina. DUMA melibatkan diri dalam berbagai komfrensi, simposium termasuk berpartisipasi dalam pembentukan dialog lintas agama.

Kehidupan masyarakat Muslim Ukraina di wilayah semenanjung Krimea mendapat tekanan hebat sejak tahun 2014 ketika Rusia mendukung pemberontakan kelompok separatis mayoritas etnis Rusia beragama Kristen Ortodoks.

Menurut Sheikh Aider Rustemov Mufti komunitas Islam Krimea Tartar masyarakat hidup damai berdampingan ketika Ukraina merdeka dari Uni Soviet, namun hal tersebut berubah drastis sejak Rusia menginvasi wilayah Krimea.

Banyak terjadi perusakan dan pelecehan rumah ibadah yang dilakukan tentara Rusia, akibatnya masyarakat melakukan protes. Namun hal tersebut dibalas secara tangan besi. Sejumlah umat Islam Tartar ditangkap, disiksa dan dibunuh.

Akibat tekanan tersebut banyak Muslim Tartar di Crimea telah meninggalkan semenanjung, kebanyakan ke daratan Ukraina dan Turki.

Pemerintah Turki telah berulang kali mengatakan siap untuk menerima dan mengakomodasi pengungsi Tatar Krimea, yang memiliki ikatan bahasa dengan orang Turki.

Penindasan terhadap kelompok minoritas Muslim Tartar Crimea bukan pertama kali terjadi. Pada tahun 1944, sedikitnya 190.000 orang dideportasi ke Asia Tengah atas tuduhan bekerja sama dengan Nazi Jerman selama Perang Dunia II.

Separuh di antaranya tewas karena kelaparan dan mereka yang mencoba kembali pulang ke Semenanjung Krimea dihukum 20 tahun penjara, dan yang selamat selama beberapa dekade terus hidup dengan cap sebagai pengkhianat.

“Saat ini umat Islam banyak direpresi oleh tentara Rusia. Hal ini terjadi akibat kepentingan geopolitik suatu pihak. Segala hal diskriminasi yang dilakukan Rusia ini dapat digolongkan sebagai fasisme dan nazisme,” tegasnya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1237 seconds (0.1#10.140)