Invasi Rusia Bikin Umat Islam Ukraina Kesulitan Ibadah Puasa
loading...
A
A
A
JAKARTA - Para pemimpin minoritas umat Islam di Ukraina mengaku kesulitan menjalani ibadah puasa sebagai dampak serangan Rusia yang menghancurkan infrastruktur dan mengganggu ketersediaan pasokan bahan pokok.
“Sejak tahun 2014 umat Islam di Ukraina, terutama di Krimea kesulitan untuk beribadah. Tiga masjid dihancurkan, dan sekarang untuk menjalankan ibadah saja, mendapatkan air pun sulit. Ibadah selama Ramadan akan sulit,” tutur Mufti Ukraina, Sheikh Said Ismagilov dalam video dari diskusi bertajuk “Apa betul Naziisme berkembang di Ukraina?”
Diskusi tertutup melalui aplikasi zoom tersebut digelar Center of Communication Crisis and Conflict (C4) Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sahid (Usahid) Jakarta dan Paguyuban Wartawan Katolik Indonesia (PWKI) akhir Maret lalu.
Hadir dalam diskusi tersebut Dubes Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin, Mufti (Pemimpin umat Islam) Ukraina Sheikh Said Ismagilov, Mufti komunitas Islam Crimea Tartar Sheikh Aider Rustemov dan Romo Andrii Zelinskyi yang berasal dari Gereja Katolik Yunani.
Berdasarkan agama, populasi Ukraina didominasi oleh Kristen Ortodoks. Umat Islam di Ukraina berjumlah sekitar 4% dari keseluruhan jumlah penduduknya. Kebanyakan mereka adalah kaum Tatar Krimea dan tinggal di semenanjung Krimea.
Di Kota Kiev sendiri ada sekitar 50 ribu warga muslim termasuk dari mereka merupakan warga yang berasal dari luar negara.
Mereka memiliki Masjid Ar-Rahma yang berada di jantung kota. Masjid ini didirikan sebagai simbol persaudaraan dan perdamaian.
Badan Urusan Agama Islam Ukraina (DUMA), di bawah Kabinet kementerian kabinet Ukraina menyatukan seluruh komunitas muslim di Ukraina. Pemimpin DUMA yang mengorganisir di antara komunitas muslim Ukraina dan luar negeri.
“Sejak tahun 2014 umat Islam di Ukraina, terutama di Krimea kesulitan untuk beribadah. Tiga masjid dihancurkan, dan sekarang untuk menjalankan ibadah saja, mendapatkan air pun sulit. Ibadah selama Ramadan akan sulit,” tutur Mufti Ukraina, Sheikh Said Ismagilov dalam video dari diskusi bertajuk “Apa betul Naziisme berkembang di Ukraina?”
Diskusi tertutup melalui aplikasi zoom tersebut digelar Center of Communication Crisis and Conflict (C4) Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sahid (Usahid) Jakarta dan Paguyuban Wartawan Katolik Indonesia (PWKI) akhir Maret lalu.
Hadir dalam diskusi tersebut Dubes Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin, Mufti (Pemimpin umat Islam) Ukraina Sheikh Said Ismagilov, Mufti komunitas Islam Crimea Tartar Sheikh Aider Rustemov dan Romo Andrii Zelinskyi yang berasal dari Gereja Katolik Yunani.
Berdasarkan agama, populasi Ukraina didominasi oleh Kristen Ortodoks. Umat Islam di Ukraina berjumlah sekitar 4% dari keseluruhan jumlah penduduknya. Kebanyakan mereka adalah kaum Tatar Krimea dan tinggal di semenanjung Krimea.
Di Kota Kiev sendiri ada sekitar 50 ribu warga muslim termasuk dari mereka merupakan warga yang berasal dari luar negara.
Mereka memiliki Masjid Ar-Rahma yang berada di jantung kota. Masjid ini didirikan sebagai simbol persaudaraan dan perdamaian.
Badan Urusan Agama Islam Ukraina (DUMA), di bawah Kabinet kementerian kabinet Ukraina menyatukan seluruh komunitas muslim di Ukraina. Pemimpin DUMA yang mengorganisir di antara komunitas muslim Ukraina dan luar negeri.