Rusia: Negara-negara BRICS Akan Berada di Jantung Tata Dunia Baru

Kamis, 31 Maret 2022 - 06:15 WIB
loading...
Rusia: Negara-negara BRICS Akan Berada di Jantung Tata Dunia Baru
Para pemimpin negara-negara anggota BRICS bertemu dalam konferensi tingkat tinggi di Afrika Selatan pada 2018. Foto/REUTERS
A A A
MOSKOW - Sejak Barat mendeklarasikan perang hibrida melawan Rusia, Moskow harus mencari peluang di wilayah lain. Pernyataan itu diungkapkan Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Ryabkov.

Menurut Ryabkov, negara-negara BRICS yakni Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan akan berada di jantung tatanan dunia baru.

"Dalam segala hal ... negara-negara ini akan menjadi dasar dari tatanan dunia baru," papar wakil menteri luar negeri Rusia kepada RT.com ketika ditanya apakah negara-negara BRICS akan mengambil peran yang lebih penting di dunia.



“Rusia sedang bekerja menjalin kontak dengan negara mana pun yang tertarik untuk bekerja sama,” papar dia.



"Tidak ada berita di sini tentang kebijakan stabil dan lama kami untuk membangun kemitraan statis yang komprehensif dengan China, ini hanyalah langkah lain," ujar dia, mengomentari pertemuan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov baru-baru ini dengan Menlu China Wang Yi.



Mengomentari keputusan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk beralih ke pembayaran rubel untuk kontrak gas dengan negara-negara “tidak bersahabat”, Ryabkov mengatakan Rusia tidak mengubah ketentuan kontrak tetapi melindungi kepentingannya.

"Kami tidak mengubah (persyaratan) kontrak, kami melindungi kepentingan kami dari tsunami, gelombang sanksi yang sama sekali tidak bertanggung jawab yang baru saja menghantam fondasi perdagangan internasional dan sistem internasional," ujar Ryabkov kepada RT.com.

“Fakta bahwa negara-negara di Barat menghentikan kontrak dengan Rusia di beberapa bidang hanya dalam semalam adalah memalukan,” papar Ryabkov.

Dia menjelaskan, Rusia selalu menjadi pemasok yang dapat diandalkan dan bermaksud melanjutkan pengiriman gas ke Eropa; namun, kepentingan Moskow harus dipertimbangkan juga.

Diplomat itu berharap negara-negara Eropa akan merevisi keputusan mereka yang tidak mau membayar gas dalam rubel dan akan menemukan pendekatan kreatif untuk masalah ini.

Menurut diplomat itu, Rusia akan menarik kesimpulannya sendiri dari Russophobia rasis yang telah berlangsung di Barat baru-baru ini.

“Sentimen anti-Rusia ini tidak terkait dengan situasi di Ukraina, Barat hanya membenci Rusia,” papar Ryabkov.

"...Mereka tidak percaya bahwa ada tempat untuk kebijakan independen Rusia dan posisi independen Rusia di arena politik global yang akan kami lindungi," tegas pejabat Rusia itu.

(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2274 seconds (0.1#10.140)