Zelensky Tidak Percaya Janji Rusia: Kami Bukan Orang Naif
loading...
A
A
A
KIEV - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky meragukan rencana Rusia untuk mengurangi operasi militer, dengan mengatakan hanya hasil nyata yang dapat dipercaya.
Zelensky membuat pernyataan itu di Telegram pada hari Selasa ketika negosiator Rusia dan Ukraina melanjutkan upaya untuk menengahi diakhirinya konflik yang sekarang mendekati minggu kelima.
Kecurigaan dari Zelensky muncul pada hari yang sama ketika Rusia mengisyaratkan penarikan pasukan dan kemungkinan fase baru peperangan.
"Sinyal yang kami dengar dari platform negosiasi bisa disebut positif," kata Zelensky.
"Tapi sinyal-sinyal ini tidak menenggelamkan pecahan peluru Rusia," imbuhnya seperti dikutip dari Newsweek, Rabu (30/3/2022).
Turki saat ini menjadi tuan rumah pembicaraan damai antara kedua belah pihak setelah Rusia gagal merebut ibu kota Ukraina, Kiev. Para pejabat Rusia sekarang mengatakan mereka berusaha untuk meredakan konflik.
Alexander Fomin, Wakil Menteri Pertahanan Rusia, mengatakan kepada wartawan pada hari Selasa bahwa pasukan akan mundur dari Kiev dan Chernihiv, sebuah kota di Ukraina utara.
"Untuk meningkatkan rasa saling percaya dan menciptakan kondisi yang diperlukan untuk negosiasi lebih lanjut dan mencapai tujuan akhir untuk menyetujui dan menandatangani kesepakatan, sebuah keputusan dibuat untuk secara radikal, dengan margin yang besar, mengurangi aktivitas militer di arah Kiev dan Chernihiv," kata Fomin kepada wartawan.
Tetapi Zelensky mengatakan dalam posting Telegramnya: "Kami tidak melihat alasan untuk mempercayai kata-kata perwakilan tertentu dari suatu negara yang terus berjuang untuk kehancuran kami."
Dia mengatakan orang Ukraina benar untuk tidak percaya, menunjuk pada konflik saat ini dan dukungan Rusia untuk separatis di Ukraina timur selama delapan tahun terakhir.
"Orang Ukraina bukan orang yang naif," pungkas Zelensky.
Lihat Juga: Eks Analis CIA Sebut Biden Mirip Pelaku Bom Bunuh Diri, Wariskan Perang Besar pada Trump
Zelensky membuat pernyataan itu di Telegram pada hari Selasa ketika negosiator Rusia dan Ukraina melanjutkan upaya untuk menengahi diakhirinya konflik yang sekarang mendekati minggu kelima.
Kecurigaan dari Zelensky muncul pada hari yang sama ketika Rusia mengisyaratkan penarikan pasukan dan kemungkinan fase baru peperangan.
"Sinyal yang kami dengar dari platform negosiasi bisa disebut positif," kata Zelensky.
"Tapi sinyal-sinyal ini tidak menenggelamkan pecahan peluru Rusia," imbuhnya seperti dikutip dari Newsweek, Rabu (30/3/2022).
Turki saat ini menjadi tuan rumah pembicaraan damai antara kedua belah pihak setelah Rusia gagal merebut ibu kota Ukraina, Kiev. Para pejabat Rusia sekarang mengatakan mereka berusaha untuk meredakan konflik.
Alexander Fomin, Wakil Menteri Pertahanan Rusia, mengatakan kepada wartawan pada hari Selasa bahwa pasukan akan mundur dari Kiev dan Chernihiv, sebuah kota di Ukraina utara.
"Untuk meningkatkan rasa saling percaya dan menciptakan kondisi yang diperlukan untuk negosiasi lebih lanjut dan mencapai tujuan akhir untuk menyetujui dan menandatangani kesepakatan, sebuah keputusan dibuat untuk secara radikal, dengan margin yang besar, mengurangi aktivitas militer di arah Kiev dan Chernihiv," kata Fomin kepada wartawan.
Tetapi Zelensky mengatakan dalam posting Telegramnya: "Kami tidak melihat alasan untuk mempercayai kata-kata perwakilan tertentu dari suatu negara yang terus berjuang untuk kehancuran kami."
Dia mengatakan orang Ukraina benar untuk tidak percaya, menunjuk pada konflik saat ini dan dukungan Rusia untuk separatis di Ukraina timur selama delapan tahun terakhir.
"Orang Ukraina bukan orang yang naif," pungkas Zelensky.
Lihat Juga: Eks Analis CIA Sebut Biden Mirip Pelaku Bom Bunuh Diri, Wariskan Perang Besar pada Trump
(ian)