Bomber B-1B AS, Pesawat yang Dibangun untuk Mengebom Nuklir Rusia
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Pesawat pengebom (bomber) B-1B Lancer menjadi salah satu senjata perang menakutkan Amerika Serikat (AS) ketika terlibat Perang Dingin dengan Uni Soviet. Ia dibangun untuk mengebom nuklir negara yang kini bernama Rusia tersebut.
B1-B Lancer dirancang untuk menjadi mekanisme pengiriman utama untuk triad nuklir AS pada 1980-an jika perang dengan Rusia pecah. Faktanya, konflik yang dibayangkan itu tidak terjadi dan hanya menjadi apa yang disebut sebagai Perang Dingin.
Setelah akhir Perang Dingin dengan runtuhnya Soviet, B-1B beralih dari misi pengeboman nuklir menjadi pengebom konvensional.
Pesawat tersebut tetap saja digunakan untuk perang setelah serangan 11 September 2001 atau dikenal sebagai serangan teroris 9/11. B-1B Lancer jadi bomber pilihan selama apa yang disebut pemerintah Washington sebagai "perang melawan teror".
Negara yang hancur oleh pengeboman pesawat ini adalah Irak dan Afghanistan. Mengutip laporan publikasi pertahanan, 19fortyfive, Senin (28/3/2022), B-1B melakukan persentase tinggi dari total amunisi yang dijatuhkan setelah 2001—sebuah era ketika ia "menghukum" banyak sasaran di Irak dan Afghanistan.
Tetapi beberapa B-1B menunjukkan usianya dengan keausan yang ekstensif. Pada tahun 2019 hanya segelintir yang layak terbang karena banyak digunakan dalam konflik tersebut.
B-1B dapat menjatuhkan dan meluncurkan beragam persenjataan terpandu dan tak terarah. Pesawat ini serbaguna dan sebagian besar berkembang dalam lingkungan tempo operasional yang tinggi.
Ia masih memiliki kecepatan dan kemampuan manuver untuk dimasukkan sebagai andalan dalam rencana perang gabungan besar.
Dikenal sebagai "The Bone", B-1B pada akhirnya akan digantikan oleh B-21 Raider tetapi transisi itu kemungkinan tidak akan sepenuhnya terjadi selama lima tahun ke depan.
B1-B Lancer dirancang untuk menjadi mekanisme pengiriman utama untuk triad nuklir AS pada 1980-an jika perang dengan Rusia pecah. Faktanya, konflik yang dibayangkan itu tidak terjadi dan hanya menjadi apa yang disebut sebagai Perang Dingin.
Setelah akhir Perang Dingin dengan runtuhnya Soviet, B-1B beralih dari misi pengeboman nuklir menjadi pengebom konvensional.
Pesawat tersebut tetap saja digunakan untuk perang setelah serangan 11 September 2001 atau dikenal sebagai serangan teroris 9/11. B-1B Lancer jadi bomber pilihan selama apa yang disebut pemerintah Washington sebagai "perang melawan teror".
Negara yang hancur oleh pengeboman pesawat ini adalah Irak dan Afghanistan. Mengutip laporan publikasi pertahanan, 19fortyfive, Senin (28/3/2022), B-1B melakukan persentase tinggi dari total amunisi yang dijatuhkan setelah 2001—sebuah era ketika ia "menghukum" banyak sasaran di Irak dan Afghanistan.
Tetapi beberapa B-1B menunjukkan usianya dengan keausan yang ekstensif. Pada tahun 2019 hanya segelintir yang layak terbang karena banyak digunakan dalam konflik tersebut.
B-1B dapat menjatuhkan dan meluncurkan beragam persenjataan terpandu dan tak terarah. Pesawat ini serbaguna dan sebagian besar berkembang dalam lingkungan tempo operasional yang tinggi.
Ia masih memiliki kecepatan dan kemampuan manuver untuk dimasukkan sebagai andalan dalam rencana perang gabungan besar.
Dikenal sebagai "The Bone", B-1B pada akhirnya akan digantikan oleh B-21 Raider tetapi transisi itu kemungkinan tidak akan sepenuhnya terjadi selama lima tahun ke depan.