AS Berduka, Menlu Wanita Pertama Madeleine Albright Meninggal Dunia
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Madeleine Albright, wanita pertama yang menjabat sebagai Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) , meninggal dunia pada Rabu waktu setempat karena kanker pada usia 84. Kabar meninggalnya Albright disampaikan langsung oleh pihak keluarga.
"Seorang pejuang demokrasi dan hak asasi manusia yang tak kenal lelah, dia pada saat kematiannya adalah seorang profesor di Sekolah Layanan Luar Negeri Universitas Georgetown, ketua Albright Stonebridge Group, bagian dari Dentons Global Advisors, ketua Albright Capital Management, presiden Yayasan Beasiswa Harry S. Truman, ketua Institut Demokrasi Nasional, ketua Dewan Kebijakan Pertahanan AS, dan seorang penulis," kata Keluarga Albright dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari ABC News, Kamis (24/3/2022).
Albright dinominasikan untuk posisi Menlu AS oleh Presiden Bill Clinton dan menjabat pada 1997-2001. Dia sebelumnya adalah Duta Besar AS untuk PBB pada 1993-1997.
Presiden Clinton dan mantan Menteri Luar Negeri Hillary Clinton dalam sebuah pernyataan menyebut Albright salah satu Menteri Luar Neger terbaik, Duta Besar PBB yang luar biasa, profesor yang brilian, dan manusia yang luar biasa.
"Sebagai seorang anak di Eropa yang dilanda perang, Madeleine dan keluarganya dua kali terpaksa meninggalkan rumah mereka," kata pasangan Clinton.
"Ketika akhir Perang Dingin mengantarkan era baru saling ketergantungan global, dia menjadi suara Amerika di PBB, kemudian mengambil alih kepemimpinan di Departemen Luar Negeri, di mana dia adalah kekuatan yang bersemangat untuk kebebasan, demokrasi, dan hak asasi manusia," sambung pasangan Clinton.
Pasangan Clinton memuji komitmen Albright untuk mengakhiri pembersihan etnis di Bosnia dan Kosovo, mendukung perluasan NATO ke Eropa Tengah, memerangi proliferasi senjata nuklir, memperluas upaya AS untuk memperkuat masyarakat sipil, mengurangi kemiskinan, dan mengurangi utang di negara-negara berkembang, meningkatkan kekhawatiran tentang perubahan iklim dan degradasi lingkungan di panggung dunia dan banyak lagi.
Pasangan Clinton mengatakan, dalam percakapan terakhir mereka dengan Albright dua minggu lalu, wanita berusia 84 tahun itu tetap bertekad untuk keluar dengan sepatu botnya, mendukung Ukraina dalam perjuangannya untuk mempertahankan kebebasan dan demokrasi.
"Seorang pejuang demokrasi dan hak asasi manusia yang tak kenal lelah, dia pada saat kematiannya adalah seorang profesor di Sekolah Layanan Luar Negeri Universitas Georgetown, ketua Albright Stonebridge Group, bagian dari Dentons Global Advisors, ketua Albright Capital Management, presiden Yayasan Beasiswa Harry S. Truman, ketua Institut Demokrasi Nasional, ketua Dewan Kebijakan Pertahanan AS, dan seorang penulis," kata Keluarga Albright dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari ABC News, Kamis (24/3/2022).
Albright dinominasikan untuk posisi Menlu AS oleh Presiden Bill Clinton dan menjabat pada 1997-2001. Dia sebelumnya adalah Duta Besar AS untuk PBB pada 1993-1997.
Presiden Clinton dan mantan Menteri Luar Negeri Hillary Clinton dalam sebuah pernyataan menyebut Albright salah satu Menteri Luar Neger terbaik, Duta Besar PBB yang luar biasa, profesor yang brilian, dan manusia yang luar biasa.
"Sebagai seorang anak di Eropa yang dilanda perang, Madeleine dan keluarganya dua kali terpaksa meninggalkan rumah mereka," kata pasangan Clinton.
"Ketika akhir Perang Dingin mengantarkan era baru saling ketergantungan global, dia menjadi suara Amerika di PBB, kemudian mengambil alih kepemimpinan di Departemen Luar Negeri, di mana dia adalah kekuatan yang bersemangat untuk kebebasan, demokrasi, dan hak asasi manusia," sambung pasangan Clinton.
Pasangan Clinton memuji komitmen Albright untuk mengakhiri pembersihan etnis di Bosnia dan Kosovo, mendukung perluasan NATO ke Eropa Tengah, memerangi proliferasi senjata nuklir, memperluas upaya AS untuk memperkuat masyarakat sipil, mengurangi kemiskinan, dan mengurangi utang di negara-negara berkembang, meningkatkan kekhawatiran tentang perubahan iklim dan degradasi lingkungan di panggung dunia dan banyak lagi.
Pasangan Clinton mengatakan, dalam percakapan terakhir mereka dengan Albright dua minggu lalu, wanita berusia 84 tahun itu tetap bertekad untuk keluar dengan sepatu botnya, mendukung Ukraina dalam perjuangannya untuk mempertahankan kebebasan dan demokrasi.