Taliban Janji Buka Sekolah untuk Anak Perempuan Pekan Depan

Jum'at, 18 Maret 2022 - 03:50 WIB
loading...
Taliban Janji Buka Sekolah...
Taliban Janji Buka Sekolah untuk Anak Perempuan Pekan Depan. FOTO/Reuters
A A A
KABUL - Taliban akan mengizinkan gadis-gadis di Afghanistan untuk kembali ke kelas, ketika sekolah menengah dibuka pekan depan. Hal itu diungkapkan seorang pejabat pendidikan Afghanistan, Kamis (17/3/2022).

Sebelumnya, sudah berbulan-bulan muncul ketidakpastian mengenai apakah Taliban akan mengizinkan akses penuh ke pendidikan untuk anak perempuan dan kaum wanita Afghanistan.



"Semua sekolah akan dibuka untuk semua anak laki-laki dan perempuan," kata Aziz Ahmad Rayan, juru bicara Kementerian Pendidikan Afghanistan kepada Reuters. “Tetapi ada beberapa syarat untuk anak perempuan,” lanjutnya.

Menurutnya, murid perempuan akan diajar secara terpisah dari laki-laki dan hanya oleh guru perempuan.
“Di beberapa daerah pedesaan, di mana ada kekurangan guru perempuan, guru laki-laki yang lebih tua akan diizinkan untuk mengajar anak perempuan,” jelas Rayan.

"Tidak ada sekolah yang tutup tahun ini. Kalau ada sekolah yang tutup, itu tanggung jawab Kementerian Pendidikan untuk membukanya," tambahnya.



Mengizinkan anak perempuan dan kaum wanita masuk ke sekolah dan perguruan tinggi telah menjadi salah satu tuntutan utama masyarakat internasional terhadap gerakan Islam garis keras itu sejak Taliban menggulingkan pemerintah yang didukung Barat Agustus lalu.

Sebagian besar negara sejauh ini menolak untuk secara resmi mengakui Taliban, di tengah kekhawatiran atas perlakuan mereka terhadap anak perempuan dan kaum wanita, serta tuduhan pelanggaran hak asasi manusia terhadap mantan tentara dan pejabat dari pemerintahan yang digulingkan.

Taliban sendiri telah berjanji untuk menyelidiki dugaan pelanggaran, dan mengatakan mereka tidak membalas dendam pada mantan musuh mereka.



Terakhir kali kelompok itu memerintah Afghanistan, dari tahun 1996 hingga 2001, mereka melarang pendidikan bagi kaum perempuan dan sebagian besar pekerjaan. Sejak mendapatkan kembali kekuasaan, anak laki-laki dan laki-laki telah kembali ke pendidikan dalam jumlah yang jauh lebih besar daripada anak perempuan dan kaum wanita.

Heather Barr, Direktur Asosiasi Hak-hak perempuan di Human Rights Watch, mendesak masyarakat internasional agar tidak berpuas diri setelah pengumuman itu.

"Ada fokus besar para donor di sekolah menengah perempuan. Banyak donor mengatakan kepada saya bahwa mereka melihat masalah ini sebagai 'totem'," katanya.

Barr menambahkan bahwa pembukaan kembali sekolah tidak berarti bahwa hak-hak perempuan dan anak perempuan yang lebih luas di masyarakat akan dilindungi.

(esn)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1434 seconds (0.1#10.140)