Tak Peduli Reaksi, Senator AS Kembali Serukan Bunuh Putin
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Senator Amerika Serikat (AS) Lindsey Graham kembali menyerukan pembunuhan terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mengakhiri perang di Ukraina . Dia tidak peduli dengan reaksi pemerintah dan para politisi Amerika atas seruannya itu.
Senator Partai Republik ini kembali membuat seruan serupa pada Rabu waktu Washington. Dia ingin orang nomor satu Rusia itu pergi untuk selamanya.
Ditanya apakah dia masih berpikir Putin harus disingkirkan, Graham berkata: "Ya, saya harap dia akan dikeluarkan dengan satu atau lain cara."
Kendati demikian, Graham menawarkan skenario alternatif di mana Putin akan ditangkap dan diadili atas kejahatan perang oleh Pengadilan Kriminal Internasional (ICC).
“Saya tidak peduli bagaimana mereka membawanya keluar. Saya tidak peduli jika kita mengirimnya ke Den Haag dan mengadilinya; Saya hanya ingin dia pergi," kata Graham, seperti dikutip New York Daily News, Kamis (17/3/2022).
Senator konservatif itu "mengaduk sarang lebah" awal bulan ini ketika dia meminta elite penguasa Rusia untuk membunuh Putin guna mengakhiri invasi ke Ukraina.
"Satu-satunya cara ini berakhir adalah seseorang di Rusia membawa orang ini keluar," tulis Graham di Twitter.
Dia kemudian menyatakan akan mendukung pemenjaraan Putin sebagai hukuman karena memerintahkan invasi.
Seruannya memicu reaksi penolakan dan kecaman luas dari seluruh spektrum politik AS, termasuk rekan separtainya; Senator Ted Cruz.
Cruz mengatakan seruan untuk pembunuhan Putin adalah seruan yang berbahaya dan impulsif yang dapat menyebabkan pemimpin Rusia menyerang Amerika.
Gedung Putih mengatakan tidak mendukung pembunuhan Putin, atau pemimpin dunia lainnya, karena perintah eksekutif yang pertama kali ditandatangani oleh Presiden Gerald Ford melarang setiap anggota pemerintah AS untuk terlibat atau berkonspirasi untuk terlibat dalam tindakan pembunuhan politik di mana saja di dunia.
Perintah eksekutif itu diberlakukan sebagai tanggapan atas pengungkapan pasca-Watergate bahwa CIA telah melakukan berbagai upaya untuk membunuh Presiden Kuba Fidel Castro.
Larangan terhadap pembunuhan politik, yang tetap merupakan istilah yang tidak ditentukan, ditetapkan oleh perintah presiden dan bukan undang-undang, berkat kompromi yang dibuat antara Kongres dan Gedung Putih pada tahun 1976.
Senator Partai Republik ini kembali membuat seruan serupa pada Rabu waktu Washington. Dia ingin orang nomor satu Rusia itu pergi untuk selamanya.
Ditanya apakah dia masih berpikir Putin harus disingkirkan, Graham berkata: "Ya, saya harap dia akan dikeluarkan dengan satu atau lain cara."
Kendati demikian, Graham menawarkan skenario alternatif di mana Putin akan ditangkap dan diadili atas kejahatan perang oleh Pengadilan Kriminal Internasional (ICC).
“Saya tidak peduli bagaimana mereka membawanya keluar. Saya tidak peduli jika kita mengirimnya ke Den Haag dan mengadilinya; Saya hanya ingin dia pergi," kata Graham, seperti dikutip New York Daily News, Kamis (17/3/2022).
Senator konservatif itu "mengaduk sarang lebah" awal bulan ini ketika dia meminta elite penguasa Rusia untuk membunuh Putin guna mengakhiri invasi ke Ukraina.
"Satu-satunya cara ini berakhir adalah seseorang di Rusia membawa orang ini keluar," tulis Graham di Twitter.
Dia kemudian menyatakan akan mendukung pemenjaraan Putin sebagai hukuman karena memerintahkan invasi.
Seruannya memicu reaksi penolakan dan kecaman luas dari seluruh spektrum politik AS, termasuk rekan separtainya; Senator Ted Cruz.
Cruz mengatakan seruan untuk pembunuhan Putin adalah seruan yang berbahaya dan impulsif yang dapat menyebabkan pemimpin Rusia menyerang Amerika.
Gedung Putih mengatakan tidak mendukung pembunuhan Putin, atau pemimpin dunia lainnya, karena perintah eksekutif yang pertama kali ditandatangani oleh Presiden Gerald Ford melarang setiap anggota pemerintah AS untuk terlibat atau berkonspirasi untuk terlibat dalam tindakan pembunuhan politik di mana saja di dunia.
Perintah eksekutif itu diberlakukan sebagai tanggapan atas pengungkapan pasca-Watergate bahwa CIA telah melakukan berbagai upaya untuk membunuh Presiden Kuba Fidel Castro.
Larangan terhadap pembunuhan politik, yang tetap merupakan istilah yang tidak ditentukan, ditetapkan oleh perintah presiden dan bukan undang-undang, berkat kompromi yang dibuat antara Kongres dan Gedung Putih pada tahun 1976.
(min)