Kasus Covid-19 Arab Saudi Terus Melonjak, Haji Terancam Batal
loading...
A
A
A
RIYADH - Pelaksanaan ibadah haji di Arab Saudi tahun ini terancam dibatalkan untuk pertama kalinya dalam sejarah modern kerajaan tersebut. Alasannya, kasus virus corona baru (Covid-19) di negara terus melonjak.
Data John Hopkins University menyebutkan negara yang dipimpin Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud itu melaporkan 132.048 kasus Covid-19 hingga Selasa (16/6/2020). Jumlah kematian terkait virus itu sebanyak 1.011 jiwa dan sebanyak 87.890 pasien berhasil disembuhkan.
Negara-negara mayoritas Muslim telah mendesak Riyadh untuk memberikan keputusan apakah ritual ibadah tahunan akan tetap berjalan sesuai jadwal pada akhir Juli atau dibatalkan.
Pihak kerajaan masih merundingkan desakan itu dengan risiko ekonomi dan politik di kawasan Timur Tengah rawan goyah. Sedangkan waktu sudah hampir habis untuk mengatur logistik terkait pelaksanaan ibadah haji.
Pada tahun lalu, ibadah haji menarik sekitar 2,5 juta jamaah dari seluruh dunia.
"Ini adalah toss-up antara memegang nominal haji dan membuangnya sepenuhnya," kata seorang pejabat Asia Selatan yang berhubungan dengan pihak berwenang haji Arab Saudi kepada AFP.
"Kerajaan itu 'membeli waktu' karena menginjak dengan hati-hati," ujar pejabat yang berbicara secara anonim tersebut.
"Pada menit terakhir jika Saudi mengatakan 'kami siap melakukan haji penuh', (secara logistik) banyak negara tidak akan berada dalam posisi untuk berpartisipasi," katanya.
Seorang pejabat Saudi mengatakan kepada AFP; "Keputusan akan segera dibuat dan diumumkan."
Indonesia, negara Muslim terpadat di dunia, telah memutuskan untuk tidak mengirim jamaah haji setelah menekan Riyadh untuk membuat keputusan.
Data John Hopkins University menyebutkan negara yang dipimpin Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud itu melaporkan 132.048 kasus Covid-19 hingga Selasa (16/6/2020). Jumlah kematian terkait virus itu sebanyak 1.011 jiwa dan sebanyak 87.890 pasien berhasil disembuhkan.
Negara-negara mayoritas Muslim telah mendesak Riyadh untuk memberikan keputusan apakah ritual ibadah tahunan akan tetap berjalan sesuai jadwal pada akhir Juli atau dibatalkan.
Pihak kerajaan masih merundingkan desakan itu dengan risiko ekonomi dan politik di kawasan Timur Tengah rawan goyah. Sedangkan waktu sudah hampir habis untuk mengatur logistik terkait pelaksanaan ibadah haji.
Pada tahun lalu, ibadah haji menarik sekitar 2,5 juta jamaah dari seluruh dunia.
"Ini adalah toss-up antara memegang nominal haji dan membuangnya sepenuhnya," kata seorang pejabat Asia Selatan yang berhubungan dengan pihak berwenang haji Arab Saudi kepada AFP.
"Kerajaan itu 'membeli waktu' karena menginjak dengan hati-hati," ujar pejabat yang berbicara secara anonim tersebut.
"Pada menit terakhir jika Saudi mengatakan 'kami siap melakukan haji penuh', (secara logistik) banyak negara tidak akan berada dalam posisi untuk berpartisipasi," katanya.
Seorang pejabat Saudi mengatakan kepada AFP; "Keputusan akan segera dibuat dan diumumkan."
Indonesia, negara Muslim terpadat di dunia, telah memutuskan untuk tidak mengirim jamaah haji setelah menekan Riyadh untuk membuat keputusan.