Perangi Rusia, Ukraina Dapat Bantuan Salah Satu Sniper Mematikan di Dunia

Kamis, 10 Maret 2022 - 05:45 WIB
loading...
Perangi Rusia, Ukraina Dapat Bantuan Salah Satu Sniper Mematikan di Dunia
Perangi Rusia, Ukraina dapat bantuan salah satu sniper mematikan di dunia. Foto/News.com.au
A A A
KIEV - Salah satu penembak jitu alias sniper paling mematikan di dunia telah tiba di Ukraina, bersumpah untuk melawan Rusia sebagai pejuang sukarela. Pembunuh terlatih, yang dijuluki Wali, sebelumnya melakukan perjalanan ke Irak sendirian untuk berperang melawan ISIS pada tahun 2015, The Sun melaporkan.

Dia melintasi perbatasan ke Ukraina hari ini, meninggalkan istri dan bayi laki-lakinya di Kanada. Pria berusia 40 tahun itu dikerahkan dua kali ke Afghanistan sebagai penembak jitu dengan Angkatan Bersenjata Kanada antara tahun 2009 dan 2011. Wali bertempur di unit Kanada yang sama dengan penembak jitu dengan pembunuhan terjauh yang dikonfirmasi di dunia, 3,5 km.

Dia menjawab panggilan dari Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada hari Sabtu, yang mengumumkan: “Semua orang asing yang ingin bergabung dengan perlawanan terhadap penjajah Rusia dan melindungi keamanan internasional diundang oleh pemerintah Ukraina untuk datang ke wilayah kami untuk bergabung dengan barisan pasukan teritorial kami.”

Penembak runduk, yang nama panggilannya diberikan saat berada di Afghanistan, mengatakan dia dihubungi oleh seorang teman pada hari Jumat yang telah mengorganisir "konvoi netral" bantuan kemanusiaan selama beberapa bulan untuk membawa makanan ke wilayah Donbass yang diduduki.



“Dia mengatakan kepada saya bahwa mereka membutuhkan penembak jitu. Ini seperti petugas pemadam kebakaran yang mendengar alarm berdering. Saya harus pergi,” kata Wali kepada media Prancis-Kanada, La Presse, yang dinukil News.com.au, Kamis (10/3/2022).

Dia meninggalkan istri dan bayi laki-lakinya, yang akan merayakan ulang tahun pertamanya tanpa dia minggu depan.

"Aku tahu, itu mengerikan," katanya.

“Tapi saya, di kepala saya, ketika saya melihat gambar kehancuran di Ukraina, anak saya yang saya lihat, dalam bahaya dan yang menderita," imbuhnya.

“Ketika saya melihat bangunan yang hancur, orang yang memilikinya, yang melihat dana pensiunnya hangus, itulah yang saya lihat. Saya pergi ke sana karena alasan kemanusiaan,” ujarnya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2013 seconds (0.1#10.140)