Putin kepada Macron: Rusia Akan Capai Tujuannya via Negosiasi atau Perang
loading...
A
A
A
PARIS - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan kepada Presiden Prancis Emmanuel Macron bahwa Moskow akan mencapai tujuannya di Ukraina baik melalui diplomasi atau cara militer.
Pihak Istana Elysee atau Kantor Presiden Prancis mengonfirmasi pembicaraan kedua pemimpin yang berlangsung hari Minggu tersebut.
"Rusia akan mencapai tujuannya di Ukraina baik melalui negosiasi atau melalui perang," kata Putin kepada Macron yang ditirukan seorang pejabat Kantor Presiden Prancis.
Menurut pejabat itu, presiden Rusia juga mengatakan bukan niatnya untuk menyerang situs nuklir Ukraina.
"Macron menilai Putin sangat bertekad untuk mencapai tujuannya, termasuk pada apa yang disebutnya sebagai ‘de-Nazifikasi’ dan ‘netralisasi’ Ukraina," ujar pejabat itu, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, seperti dikutip AFP, Senin (7/3/2022).
Putin juga menuntut pengakuan kedaulatan Rusia atas semenanjung Crimea, wilayah yang dianeksasi Moskow dari Ukraina pada tahun 2014.
"Tuntutan ini tidak dapat diterima bagi Ukraina," kata pejabat tersebut.
Putin juga membantah bahwa tentara Rusia menargetkan warga sipil setelah Macron mendesaknya untuk tidak membahayakan warga sipil sesuai dengan hukum internasional.
"Presiden Prancis menjawab Putin bahwa tentara yang menyerang adalah tentara Rusia dan mengatakan dia tidak memiliki alasan untuk percaya bahwa tentara Ukraina membahayakan warga sipil," imbuh pejabat Istana Elysee tersebut.
Macron pada pekan lalu telah menyatakan kekhawatirannya atas risiko keamanan nuklir di Ukraina setelah pembangkit listrik tenaga atom terbesar di Eropa, Zaporizhzhia, diserang dan direbut oleh pasukan Rusia.
"Presiden Putin telah mengatakan bahwa itu bukan niatnya untuk melakukan serangan terhadap pembangkit listrik ini," kata pejabat itu, seraya menambahkan bahwa presiden Rusia mengatakan dia siap untuk memenuhi standar badan atom PBB untuk perlindungan pembangkit nuklir.
Percakapan telepon Putin dan Macron itu, yang menurut pejabat kantor presiden Prancis berlangsung selama satu jam 45 menit dan atas permintaan Macron, adalah keempat kalinya sejak invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari.
Sementara itu, menurut Kremlin, Putin dalam panggilan telepon tersebut menyalahkan Kiev atas kegagalan evakuasi warga sipil dari kota pelabuhan Mariupol yang dikepung pasukan Rusia.
"Putin menarik perhatian pada fakta bahwa Kiev masih belum memenuhi kesepakatan yang dicapai mengenai masalah kemanusiaan akut ini," kata Kremlin dalam sebuah pernyataan.
Pihak Istana Elysee atau Kantor Presiden Prancis mengonfirmasi pembicaraan kedua pemimpin yang berlangsung hari Minggu tersebut.
"Rusia akan mencapai tujuannya di Ukraina baik melalui negosiasi atau melalui perang," kata Putin kepada Macron yang ditirukan seorang pejabat Kantor Presiden Prancis.
Menurut pejabat itu, presiden Rusia juga mengatakan bukan niatnya untuk menyerang situs nuklir Ukraina.
"Macron menilai Putin sangat bertekad untuk mencapai tujuannya, termasuk pada apa yang disebutnya sebagai ‘de-Nazifikasi’ dan ‘netralisasi’ Ukraina," ujar pejabat itu, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, seperti dikutip AFP, Senin (7/3/2022).
Putin juga menuntut pengakuan kedaulatan Rusia atas semenanjung Crimea, wilayah yang dianeksasi Moskow dari Ukraina pada tahun 2014.
"Tuntutan ini tidak dapat diterima bagi Ukraina," kata pejabat tersebut.
Putin juga membantah bahwa tentara Rusia menargetkan warga sipil setelah Macron mendesaknya untuk tidak membahayakan warga sipil sesuai dengan hukum internasional.
"Presiden Prancis menjawab Putin bahwa tentara yang menyerang adalah tentara Rusia dan mengatakan dia tidak memiliki alasan untuk percaya bahwa tentara Ukraina membahayakan warga sipil," imbuh pejabat Istana Elysee tersebut.
Macron pada pekan lalu telah menyatakan kekhawatirannya atas risiko keamanan nuklir di Ukraina setelah pembangkit listrik tenaga atom terbesar di Eropa, Zaporizhzhia, diserang dan direbut oleh pasukan Rusia.
"Presiden Putin telah mengatakan bahwa itu bukan niatnya untuk melakukan serangan terhadap pembangkit listrik ini," kata pejabat itu, seraya menambahkan bahwa presiden Rusia mengatakan dia siap untuk memenuhi standar badan atom PBB untuk perlindungan pembangkit nuklir.
Percakapan telepon Putin dan Macron itu, yang menurut pejabat kantor presiden Prancis berlangsung selama satu jam 45 menit dan atas permintaan Macron, adalah keempat kalinya sejak invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari.
Sementara itu, menurut Kremlin, Putin dalam panggilan telepon tersebut menyalahkan Kiev atas kegagalan evakuasi warga sipil dari kota pelabuhan Mariupol yang dikepung pasukan Rusia.
"Putin menarik perhatian pada fakta bahwa Kiev masih belum memenuhi kesepakatan yang dicapai mengenai masalah kemanusiaan akut ini," kata Kremlin dalam sebuah pernyataan.
(min)