Pemimpin Chechnya pada Putin: Perintahkan Kami Rebut Kota-kota Ukraina
loading...
A
A
A
GROZNY - Jika Presiden Rusia Vladimir Putin ingin segera mengakhiri operasi militer negaranya di Ukraina, dia harus memberi lampu hijau kepada pasukan Chechnya untuk merebut kota-kota besar negara Eropa Timur itu.
Pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov mengungkapkan itu pada Jumat (4/3/2022). Dia meminta tentara Chechnya diberi lampu hijau untuk merebut kota-kota di seluruh Ukraina.
“Beri perintah kepada pejuang kami untuk merebut Kharkov, Kiev, dan semua kota lainnya dengan cepat, akurat, dan efisien,” desak dia.
“Kawan Presiden, Kamerad Panglima Tertinggi, saya telah mengatakan lebih dari sekali bahwa saya adalah prajurit infanteri Anda, saya siap memberikan hidup saya untuk Anda,” tegas Kadyrov.
“Tapi saya tidak bisa melihat bagaimana para pejuang kita sekarat. Saya mohon Anda menutup mata terhadap segala sesuatu dan membiarkan mereka menyelesaikan dalam satu atau dua hari apa yang terjadi di sana,” papar dia.
Menurut Kadyrov, “Hanya ini yang akan menyelamatkan negara dan rakyat kita.”
"Saya meminta Anda untuk memberi para pejuang kami kesempatan membuktikan diri mereka sepenuhnya, untuk memberi mereka kesempatan menggunakan semua kekuatan mereka yang mungkin dan tidak mungkin untuk menyelesaikan ini sekali dan untuk selamanya," pinta dia.
Menanggapi permintaan Kadyrov, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan Putin sedang mempertimbangkan semua opsi ketika menyangkut kampanye militer Rusia di Ukraina.
“Bukan kompetensi saya untuk mengomentari pertanyaan seni militer. Panglima menerima informasi, termasuk tentang proposal tersebut. Dan terserah dia untuk memutuskan bagaimana melakukan operasi khusus,” ujar dia.
Kadyrov sebelumnya telah menyatakan Chechnya bersedia mengirim sukarelawan dari wilayah tersebut ke zona pertempuran paling berbahaya di Ukraina untuk berperang bahu-membahu dengan Angkatan Darat Rusia.
Menurut kepala republik, saat ini ada 12.000 tentara Chechnya di Ukraina.
Putin memerintahkan penyerangan ke Ukraina pada 24 Februari 2022. Menurut Kremlin, tujuan intervensi adalah “untuk melindungi orang-orang (Donbass) yang telah disiksa selama delapan tahun oleh rezim Ukraina.”
Itu terjadi setelah permintaan dari para pemimpin Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk yang memisahkan diri untuk bantuan dalam memerangi apa yang mereka klaim sebagai peningkatan "agresi" dari angkatan bersenjata Kiev.
Pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov mengungkapkan itu pada Jumat (4/3/2022). Dia meminta tentara Chechnya diberi lampu hijau untuk merebut kota-kota di seluruh Ukraina.
“Beri perintah kepada pejuang kami untuk merebut Kharkov, Kiev, dan semua kota lainnya dengan cepat, akurat, dan efisien,” desak dia.
“Kawan Presiden, Kamerad Panglima Tertinggi, saya telah mengatakan lebih dari sekali bahwa saya adalah prajurit infanteri Anda, saya siap memberikan hidup saya untuk Anda,” tegas Kadyrov.
“Tapi saya tidak bisa melihat bagaimana para pejuang kita sekarat. Saya mohon Anda menutup mata terhadap segala sesuatu dan membiarkan mereka menyelesaikan dalam satu atau dua hari apa yang terjadi di sana,” papar dia.
Menurut Kadyrov, “Hanya ini yang akan menyelamatkan negara dan rakyat kita.”
"Saya meminta Anda untuk memberi para pejuang kami kesempatan membuktikan diri mereka sepenuhnya, untuk memberi mereka kesempatan menggunakan semua kekuatan mereka yang mungkin dan tidak mungkin untuk menyelesaikan ini sekali dan untuk selamanya," pinta dia.
Menanggapi permintaan Kadyrov, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan Putin sedang mempertimbangkan semua opsi ketika menyangkut kampanye militer Rusia di Ukraina.
“Bukan kompetensi saya untuk mengomentari pertanyaan seni militer. Panglima menerima informasi, termasuk tentang proposal tersebut. Dan terserah dia untuk memutuskan bagaimana melakukan operasi khusus,” ujar dia.
Kadyrov sebelumnya telah menyatakan Chechnya bersedia mengirim sukarelawan dari wilayah tersebut ke zona pertempuran paling berbahaya di Ukraina untuk berperang bahu-membahu dengan Angkatan Darat Rusia.
Menurut kepala republik, saat ini ada 12.000 tentara Chechnya di Ukraina.
Putin memerintahkan penyerangan ke Ukraina pada 24 Februari 2022. Menurut Kremlin, tujuan intervensi adalah “untuk melindungi orang-orang (Donbass) yang telah disiksa selama delapan tahun oleh rezim Ukraina.”
Itu terjadi setelah permintaan dari para pemimpin Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk yang memisahkan diri untuk bantuan dalam memerangi apa yang mereka klaim sebagai peningkatan "agresi" dari angkatan bersenjata Kiev.
(sya)