Rusia Kepung Pelabuhan Ukraina

Kamis, 03 Maret 2022 - 16:04 WIB
loading...
Rusia Kepung Pelabuhan Ukraina
Pasukan Rusia dilaporkan telah mengepung dua pelabuhan Ukraina. Foto/Ilustrasi
A A A
KIEV - Isolasi yang dilakukan Rusia semakin dalam memasuki hari kedelapan invasi ketika sebagian besar dunia menentangnya di PBB untuk menuntutnya mundur dari Ukraina .

Pasukan Rusia terus membombardir kota terbesar kedua di Ukraina, Kharkiv, dan mengepung dua pelabuhan strategis milik negara tetangganya itu.

Sejumlah pertempuran terjadi di berbagai front di seluruh Ukraina. Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan Mariupol, sebuah kota besar di Laut Azov, dikepung oleh pasukan Rusia, sementara status pelabuhan vital lainnya, Kherson, kota pembuatan kapal di Laut Hitam yang berpenduduk 280.000 jiwa, masih belum jelas.



Pasukan Presiden Rusia Vladimir Putin mengklaim telah mengambil kendali penuh atas Kherson, yang akan menjadikannya kota terbesar yang jatuh dalam invasi. Namun seorang pejabat senior pertahanan Amerika Serikat (AS) membantah hal itu.

“Pandangan kami bahwa Kherson adalah kota yang sangat diperebutkan,” kata pejabat itu, yang berbicara tanpa menyebut nama seperti dilansir dari AP, Kamis (3/3/2022).

Kantor Presiden Zelensky mengatakan kepada AP bahwa mereka tidak dapat mengomentari situasi di Kherson saat pertempuran masih berlangsung.

Wali Kota Kherson, Igor Kolykhaev, mengatakan tentara Rusia berada di kota dan datang ke gedung administrasi kota. Dia mengatakan dia meminta mereka untuk tidak menembak warga sipil dan mengizinkan kru untuk mengumpulkan mayat-mayat dari jalanan.

“Kami tidak memiliki pasukan Ukraina di kota, hanya warga sipil dan orang-orang di sini yang ingin HIDUP,” katanya dalam sebuah pernyataan yang kemudian diposting di Facebook.



Walikota mengatakan Kherson akan mempertahankan jam malam yang ketat dari jam 8 malam hingga 6 pagi dan membatasi lalu lintas ke kota untuk pengiriman makanan dan obat-obatan. Kota ini juga akan mewajibkan pejalan kaki untuk berjalan dalam kelompok tidak lebih dari dua orang, mematuhi perintah untuk berhenti dan tidak “memprovokasi pasukan.”

“Bendera yang berkibar di atas kami adalah Ukraina,” tulisnya. “Dan agar tetap seperti itu, tuntutan ini harus dipatuhi,” sambungnya.

Sedangkan Wali Kota Mariupol Vadym Boychenko mengatakan serangan di sana tanpa henti.

"Kami bahkan tidak dapat membawa yang terluka dari jalanan, dari rumah dan apartemen hari ini, karena serangan tidak berhenti," katanya seperti dikutip oleh kantor berita Interfax.



Dalam pidato yang direkam dalam video pada Kamis pagi, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy meminta warga Ukraina untuk terus melakukan perlawanan. Dia bersumpah bahwa para penyerbu tidak akan memiliki satu pun momen yang tenang dan menggambarkan tentara Rusia sebagai anak-anak yang bingung yang telah dimanfaatkan.

“Kami adalah orang-orang yang dalam seminggu telah menghancurkan rencana musuh,” katanya.

“Mereka tidak akan memiliki kedamaian di sini. Mereka tidak akan punya makanan. Mereka tidak akan memiliki satu saat tenang pun di sini,” imbuhnya.

Dia mengatakan pertempuran itu merusak moral tentara Rusia, yang pergi ke toko kelontong dan mencoba mencari sesuatu untuk dimakan.

Sementara itu, Rusia untuk pertama kalinya melaporkan korban militer dipihaknya sejak invasi dimulai pekan lalu, dengan mengatakan hampir 500 tentaranya tewas dan hampir 1.600 terluka. Ukraina sendiri tidak mengungkapkan kerugian militernya tetapi mengatakan lebih dari 2.000 warga sipil telah tewas, sebuah klaim yang tidak dapat diverifikasi secara independen.

(ian)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1765 seconds (0.1#10.140)