Update Invasi Hari Ke-3: Kota-kota Ukraina Dihujani Rudal Rusia

Sabtu, 26 Februari 2022 - 14:53 WIB
loading...
Update Invasi Hari Ke-3: Kota-kota Ukraina Dihujani Rudal Rusia
Invasi Rusia ke Ukraina memasuki hari ketiga, Sabtu (26/2/2022), di mana ledakan artileri mengguncang Kiev. Foto/REUTERS/Gleb Garanich
A A A
KIEV - Sejumlah kota di Ukraina dihujani rudal dan peluru artileri Rusia dalam invasi hari ketiga, Sabtu (26/2/2022).

Pejabat militer dan saksi mata Reuters melaporkan tembakan nyaring terdengar di dekat gedung-gedung pemerintah di pusat kota Kiev.

Pihak berwenang Ukraina telah mendesak warganya untuk membantu mempertahankan Kiev, ibu kota nasional, dari serangan pasukan Moskow yang mulai menyerbu sejak Kamis. Ini tercatat sebagai krisis keamanan Eropa terburuk dalam beberapa dasawarsa.

Tetapi bahkan ketika pertempuran semakin intens, pemerintah Rusia dan Ukraina mengisyaratkan keterbukaan untuk negosiasi, menawarkan secercah harapan pertama untuk diplomasi sejak Presiden Rusia Vladimir Putin meluncurkan invasi.

Saksi mata Reuters mengatakan peluru artileri meledak di Kiev.



Sedangkan pejabat Ukraina mengatakan pasukan Rusia menembakkan rudal jelajah dari Laut Hitam ke kota Sumy, Poltava dan Mariupol. Juga terjadi pertempuran sengit di dekat kota selatan Mariupol.

"Nasib Ukraina sedang diputuskan sekarang," kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Jumat malam dalam sebuah pidato video yang di-posting ke saluran Telegram-nya.

Komando Angkatan Udara Ukraina sebelumnya melaporkan pertempuran sengit di dekat sebuah pangkalan udara di Vasylkiv barat daya ibu kota, yang dikatakan sedang diserang oleh pasukan terjun payung Rusia.

Disebutkan juga bahwa pasukannya telah menembak jatuh sebuah pesawat angkut Rusia. Reuters tidak dapat secara independen memverifikasi klaim tersebut.

Mykhailo Podolyak, penasihat kantor presiden Ukraina, mengeklaim bahwa situasi di Kiev dan pinggirannya masih terkendali.

"Ada kasus kelompok sabotase dan pengintaian yang bekerja di kota, polisi dan pasukan pertahanan diri bekerja secara efisien melawan mereka," kata Podolyak.

Penduduk Kiev diberitahu oleh Kementerian Pertahanan untuk membuat bom bensin guna mengusir penjajah.

Menurut pejabat bantuan PBB, beberapa keluarga Ukraina meringkuk di tempat penampungan dan ratusan ribu lainnya telah meninggalkan rumah mereka untuk mencari keselamatan.

Ukraina mengeklaim lebih dari 1.000 tentara Rusia tewas, klaim yang sulit diverifikasi secara independen. Pihak Rusia tidak merilis angka korban jiwa.

Zelensky pada Kamis malam lalu mengatakan 137 tentara dan warga sipil Ukraina telah tewas oleh invasi Moskow. Ratusan lainnya terluka.

Setelah berminggu-minggu peringatan dari para pemimpin Barat, Putin melancarkan invasi tiga front ke Ukraina dari utara, timur dan selatan pada hari Kamis, dalam serangan yang mengancam akan menjungkirbalikkan tatanan Eropa pasca-Perang Dingin.

"Saya sekali lagi mengimbau personel militer angkatan bersenjata Ukraina: Jangan biarkan neo-Nazi dan (nasionalis radikal Ukraina) menggunakan anak-anak, istri, dan orang tua Anda sebagai tameng manusia," kata Putin pada pertemuan yang disiarkan televisi dengan Dewan Keamanan Rusia pada hari Jumat. "Ambil kekuasaan ke tangan Anda sendiri."

Putin telah mengutip perlunya "de-Nazifikasi" kepemimpinan Ukraina sebagai salah satu alasan utamanya untuk invasi, menuduhnya melakukan genosida terhadap penutur bahasa Rusia di Ukraina timur. Kiev dan sekutu Barat-nya menolak tuduhan itu sebagai propaganda tak berdasar.

Ukraina telah memilih merdeka ketika Uni Soviet runtuh tahun 1990-an dan Kiev berharap untuk bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dan Uni Eropa (UE), sebuah aspirasi yang membuat marah Moskow.

Putin mengatakan Ukraina, negara demokratis berpenduduk 44 juta orang, adalah negara tidak sah yang dibentuk dari Rusia, pandangan yang dilihat Ukraina bertujuan untuk menghapus lebih dari seribu tahun sejarah mereka.

Negara-negara Barat telah mengumumkan rentetan sanksi terhadap Rusia, termasuk memasukkan bank-banknya ke daftar hitam dan melarang ekspor teknologi. Tetapi mereka sejauh ini tidak memaksanya keluar dari sistem SWIFT untuk pembayaran bank internasional.

Amerika Serikat menjatuhkan sanksi kepada Putin, Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov, Menteri Pertahanan Sergei Shoigu dan Kepala Staf Umum Valery Gerasimov.

Uni Eropa dan Inggris sebelumnya membekukan aset apa pun yang dimiliki Putin dan Lavrov di wilayah mereka. Kanada mengambil langkah serupa.
(min)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1229 seconds (0.1#10.140)