Spanyol Minta Maaf Soal Aturan Lockdown pada Anak-anak
loading...
A
A
A
MADRID - Pemerintah Spanyol meminta maaf karena mengakibatkan kebingungan terkait aturan lockdown baru untuk anak-anak.
Spanyol memiliki tingkat korban meninggal terbesar kedua di Eropa dengan 22.157 orang dan kasus terbesar kedua di dunia dengan 213.024 kasus.
Negara itu juga memiliki beberapa aturan pembatasan terketat di Eropa. Namun penurunan tingkat infeksi membuat otoritas melonggarkan beberapa pembatasan.
Pada Selasa (21/4), setelah melanjutkan larangan jalan-jalan untuk anak, pemerintah mendapat tekanan dari publik sehingga kemudian mengizinkan anak-anak keluar rumah sebentar dengan pengawasan untuk pertama kali setelah lebih dari satu bulan lockdown.
“Saya ingin meminta maaf karena pemerintah dalam beberapa hari dan jam terakhir kami tidak jelas,” ungkap Deputi Perdana Menteri (PM) Pablo Iglesias.
Dia mengonfirmasi bahwa anak di bawah 14 tahun boleh berjalan-jalan sebentar dengan pengawasan orang dewasa.
Di Madrid, otoritas mulai menutup hotel-hotel yang telah diubah menjadi pusat medis setelah rumah sakit di kota itu tak dapat menampung para pasien pada awal Maret.
Spanyol mulai melonggarkan pembatasan untuk beberapa bisnis pekan lalu, tapi restoran, hotel dan tempat publik masih tutup.
Hotel mengalami penurunan 66% tamu asing pada Maret, meski penutupan hanya dilakukan akhir bulan itu. Pariwisata menyumbang 12% produk domestik bruto (PDB) di Spanyol.
Spanyol mendeteksi kasus pertama virus corona pada seorang virus asal Jerman di Canary Islands, pada akhir Januari dan hanya mengakui transmisi pada warga Spanyol pada awal Maret.
Namun studi genealogi baru menunjukkan sirkulasi virus diperkirakan telah terjadi pada populasi sejak pertengahan Februari. Para peneliti di Instituto de Salud Carlos III, Madrid, juga menemukan virus itu masuk Spanyol melalui minimal 15 titik berbeda.
Spanyol memiliki tingkat korban meninggal terbesar kedua di Eropa dengan 22.157 orang dan kasus terbesar kedua di dunia dengan 213.024 kasus.
Negara itu juga memiliki beberapa aturan pembatasan terketat di Eropa. Namun penurunan tingkat infeksi membuat otoritas melonggarkan beberapa pembatasan.
Pada Selasa (21/4), setelah melanjutkan larangan jalan-jalan untuk anak, pemerintah mendapat tekanan dari publik sehingga kemudian mengizinkan anak-anak keluar rumah sebentar dengan pengawasan untuk pertama kali setelah lebih dari satu bulan lockdown.
“Saya ingin meminta maaf karena pemerintah dalam beberapa hari dan jam terakhir kami tidak jelas,” ungkap Deputi Perdana Menteri (PM) Pablo Iglesias.
Dia mengonfirmasi bahwa anak di bawah 14 tahun boleh berjalan-jalan sebentar dengan pengawasan orang dewasa.
Di Madrid, otoritas mulai menutup hotel-hotel yang telah diubah menjadi pusat medis setelah rumah sakit di kota itu tak dapat menampung para pasien pada awal Maret.
Spanyol mulai melonggarkan pembatasan untuk beberapa bisnis pekan lalu, tapi restoran, hotel dan tempat publik masih tutup.
Hotel mengalami penurunan 66% tamu asing pada Maret, meski penutupan hanya dilakukan akhir bulan itu. Pariwisata menyumbang 12% produk domestik bruto (PDB) di Spanyol.
Spanyol mendeteksi kasus pertama virus corona pada seorang virus asal Jerman di Canary Islands, pada akhir Januari dan hanya mengakui transmisi pada warga Spanyol pada awal Maret.
Namun studi genealogi baru menunjukkan sirkulasi virus diperkirakan telah terjadi pada populasi sejak pertengahan Februari. Para peneliti di Instituto de Salud Carlos III, Madrid, juga menemukan virus itu masuk Spanyol melalui minimal 15 titik berbeda.
(sya)