Intelijen AS Ungkap Putin Perintahkan Rusia Serang Ukraina
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Intelijen Amerika Serikat (AS) telah mengungkapkan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin telah memerintahkan pasukannya untuk menyerang Ukraina . Tentara Moskow pun siap untuk menyerang.
Itu menurut intelijen AS, yang telah mengungkapkan sekitar tiga perempat dari total pasukan Moskow telah dikerahkan untuk melawan tetangganya.
Orang dalam yang mengetahui tentang krisis yang sedang berlangsung mengatakan kepada media AS bahwa banyaknya pasukan yang sekarang berkumpul di dekat Ukraina menunjukkan bahwa serangan mungkin akan segera terjadi.
Para pejabat Amerika yang mengetahui data intelijen mengatakan kepadaCNN, Senin (21/2/2022), bahwa 120 dari 160 Batalyon Tactical Groups (BTG) Rusia sekarang berada dalam jarak 60 km dari Ukraina, sebuah angka yang mewakili 75 persen unit tempur utama negara itu.
Media tersebut juga mengeklaim bahwa mungkin ada hampir 200.000 pasukan Rusia dan separatis pro-Moskow yang ditempatkan di daerah itu, dengan 35 dari 50 batalyon pertahanan udara yang diketahui dikerahkan melawan Ukraina.
Ada juga sekitar 500 pesawat tempur dan pesawat pengebom tempur dan 50 pesawat pengebom sedang hingga berat dengan kemampuan menjangkau Ukraina.
Media AS lainnya, CBS, juga melaporkan bahwa para komandan Rusia telah diperintahkan untuk melanjutkan invasi, dengan rencana khusus yang dibuat tentang bagaimana mengarahkan pasukan di medan perang.
Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengatakan kepada CBS bahwa AS yakin Rusia "bergerak maju" dengan rencana invasi.
"Semua yang kami lihat memberi tahu kami bahwa keputusan yang kami yakini telah dibuat oleh Presiden Putin untuk menyerang bergerak maju," kata Blinken.
“Kami telah melihat bahwa dengan provokasi yang dibuat oleh Rusia atau pasukan separatis selama akhir pekan, operasi false flag [bendera palsu]," ujar Blinken.
"Sekarang berita baru pagi ini bahwa 'latihan' Rusia terlibat di Belarusia dengan 30.000 pasukan Rusia yang seharusnya mengakhirinya akhir pekan sekarang akan berlanjut karena ketegangan di Ukraina timur, ketegangan yang diciptakan oleh Rusia dan pasukan separatis yang didukungnya di sana.”
Rusia telah berhasil menguji coba rudal balistik hipersonik terbarunya, rudal jelajah dan rudal balistik berkemampuan nuklir sebagai bagian dari latihan yang direncanakan. Itu telah dikonfirmasi Kremlin secara resmi.
Latihan perang dipentaskan sementara Moskow terus menyangkal anggapan bahwa invasi akan segera terjadi.
Tes tembak rudal termasuk peluncuran dari kapal, pesawat dan kapal selam yang ditujukan pada target baik di darat maupun di laut.
Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Vladimir Putin telah sepakat untuk bekerja secara intensif untuk memungkinkan pertemuan Kelompok Kontak Trilateral diadakan dalam beberapa jam ke depan. Demikian pengumuman Istana lysée.
"Tujuannya untuk mendapatkan komitmen dari semua pihak untuk gencatan senjata di jalur kontak," lanjut istana.
Presiden AS Joe Biden diperkirakan akan berbicara hari ini bersama Macron menyusul pembicaraan telepon terakhir dengan Putin dan Presiden Ukraina Volodomyr Zelensky.
Lihat Juga: Spesifikasi Kapal Ursa Major Rusia, Disebut Tenggelam di Laut Mediterania karena Diserang Teroris
Itu menurut intelijen AS, yang telah mengungkapkan sekitar tiga perempat dari total pasukan Moskow telah dikerahkan untuk melawan tetangganya.
Orang dalam yang mengetahui tentang krisis yang sedang berlangsung mengatakan kepada media AS bahwa banyaknya pasukan yang sekarang berkumpul di dekat Ukraina menunjukkan bahwa serangan mungkin akan segera terjadi.
Para pejabat Amerika yang mengetahui data intelijen mengatakan kepadaCNN, Senin (21/2/2022), bahwa 120 dari 160 Batalyon Tactical Groups (BTG) Rusia sekarang berada dalam jarak 60 km dari Ukraina, sebuah angka yang mewakili 75 persen unit tempur utama negara itu.
Media tersebut juga mengeklaim bahwa mungkin ada hampir 200.000 pasukan Rusia dan separatis pro-Moskow yang ditempatkan di daerah itu, dengan 35 dari 50 batalyon pertahanan udara yang diketahui dikerahkan melawan Ukraina.
Ada juga sekitar 500 pesawat tempur dan pesawat pengebom tempur dan 50 pesawat pengebom sedang hingga berat dengan kemampuan menjangkau Ukraina.
Media AS lainnya, CBS, juga melaporkan bahwa para komandan Rusia telah diperintahkan untuk melanjutkan invasi, dengan rencana khusus yang dibuat tentang bagaimana mengarahkan pasukan di medan perang.
Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengatakan kepada CBS bahwa AS yakin Rusia "bergerak maju" dengan rencana invasi.
"Semua yang kami lihat memberi tahu kami bahwa keputusan yang kami yakini telah dibuat oleh Presiden Putin untuk menyerang bergerak maju," kata Blinken.
“Kami telah melihat bahwa dengan provokasi yang dibuat oleh Rusia atau pasukan separatis selama akhir pekan, operasi false flag [bendera palsu]," ujar Blinken.
"Sekarang berita baru pagi ini bahwa 'latihan' Rusia terlibat di Belarusia dengan 30.000 pasukan Rusia yang seharusnya mengakhirinya akhir pekan sekarang akan berlanjut karena ketegangan di Ukraina timur, ketegangan yang diciptakan oleh Rusia dan pasukan separatis yang didukungnya di sana.”
Rusia telah berhasil menguji coba rudal balistik hipersonik terbarunya, rudal jelajah dan rudal balistik berkemampuan nuklir sebagai bagian dari latihan yang direncanakan. Itu telah dikonfirmasi Kremlin secara resmi.
Latihan perang dipentaskan sementara Moskow terus menyangkal anggapan bahwa invasi akan segera terjadi.
Tes tembak rudal termasuk peluncuran dari kapal, pesawat dan kapal selam yang ditujukan pada target baik di darat maupun di laut.
Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Vladimir Putin telah sepakat untuk bekerja secara intensif untuk memungkinkan pertemuan Kelompok Kontak Trilateral diadakan dalam beberapa jam ke depan. Demikian pengumuman Istana lysée.
"Tujuannya untuk mendapatkan komitmen dari semua pihak untuk gencatan senjata di jalur kontak," lanjut istana.
Presiden AS Joe Biden diperkirakan akan berbicara hari ini bersama Macron menyusul pembicaraan telepon terakhir dengan Putin dan Presiden Ukraina Volodomyr Zelensky.
Lihat Juga: Spesifikasi Kapal Ursa Major Rusia, Disebut Tenggelam di Laut Mediterania karena Diserang Teroris
(min)