Pasukan Ukraina Tembakkan 40 Granat ke Donbass, Tentara NATO Siap Tempur
loading...
A
A
A
DONBASS - Tentara Ukraina dianggap melanggar Perjanjian Minsk dengan melancarkan serangan terhadap Republik Rakyat Donetsk (DPR) dan Republik Rakyat Luhansk (LPR) di Donbass pada Kamis pagi (17/2/2022).
Otoritas lokal memperingatkan Ukraina dapat memulai serangan skala penuh setiap saat sejak saat itu.
“Pada Sabtu pagi (19/2/2022), pasukan Ukraina menembaki kota Dokuchaevsk di LPR yang memproklamirkan diri, menembakkan total 40 granat,” ungkap pernyataan Pusat Pengendalian dan Koordinasi Gabungan, dilansir Sputnik pada Sabtu (19/2/2022).
Di tengah serangan, otoritas DPR-LPR memulai evakuasi warga sipil ke Rusia pada Jumat (18/2/2022), karena khawatir akan agresi militer oleh pemerintah Ukraina.
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Rusia mengatakan pada Jumat bahwa pihaknya sangat prihatin dengan memburuknya situasi di Donbass.
Menurut Kremlin, warga sipil di sana menanggung penderitaan dan risiko serta percaya bahwa penembakan itu harus dihentikan.
Sementara itu, NATO dilaporkan meningkatkan tingkat kesiapan tempur ribuan prajurit di tengah ketegangan yang sedang berlangsung dengan Rusia.
Menurut media Jerman, NATO Response Force (NRF) harus siap pindah ke zona konflik dalam waktu tujuh hari, bukan 30 hari seperti sebelumnya.
Adapun Rusia kembali menegaskan sikapnya yang cinta damai. “Rusia tidak mencari perang dan tertarik pada penyelesaian damai konflik di wilayah Ukraina timur, Donbass,” papar Leonid Slutsky, ketua Komite Urusan Internasional Duma Negara, pada Sabtu.
"Rusia tidak mencari perang, Rusia tertarik pada penyelesaian damai konflik di Ukraina lebih dari negara mana pun di Bumi. Rusia selalu menyerukan implementasi perjanjian Minsk, yang tidak memiliki alternatif," tulis Slutsky di akun Telegram-nya.
Pada saat yang sama, dia menekankan Rusia tidak akan membiarkan Kiev memusnahkan orang-orang berbahasa Rusia di Donbass.
Dia menambahkan bahwa banyak dari mereka yang tinggal di Donbass adalah warga negara Rusia.
Otoritas lokal memperingatkan Ukraina dapat memulai serangan skala penuh setiap saat sejak saat itu.
“Pada Sabtu pagi (19/2/2022), pasukan Ukraina menembaki kota Dokuchaevsk di LPR yang memproklamirkan diri, menembakkan total 40 granat,” ungkap pernyataan Pusat Pengendalian dan Koordinasi Gabungan, dilansir Sputnik pada Sabtu (19/2/2022).
Di tengah serangan, otoritas DPR-LPR memulai evakuasi warga sipil ke Rusia pada Jumat (18/2/2022), karena khawatir akan agresi militer oleh pemerintah Ukraina.
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Rusia mengatakan pada Jumat bahwa pihaknya sangat prihatin dengan memburuknya situasi di Donbass.
Menurut Kremlin, warga sipil di sana menanggung penderitaan dan risiko serta percaya bahwa penembakan itu harus dihentikan.
Sementara itu, NATO dilaporkan meningkatkan tingkat kesiapan tempur ribuan prajurit di tengah ketegangan yang sedang berlangsung dengan Rusia.
Menurut media Jerman, NATO Response Force (NRF) harus siap pindah ke zona konflik dalam waktu tujuh hari, bukan 30 hari seperti sebelumnya.
Adapun Rusia kembali menegaskan sikapnya yang cinta damai. “Rusia tidak mencari perang dan tertarik pada penyelesaian damai konflik di wilayah Ukraina timur, Donbass,” papar Leonid Slutsky, ketua Komite Urusan Internasional Duma Negara, pada Sabtu.
"Rusia tidak mencari perang, Rusia tertarik pada penyelesaian damai konflik di Ukraina lebih dari negara mana pun di Bumi. Rusia selalu menyerukan implementasi perjanjian Minsk, yang tidak memiliki alternatif," tulis Slutsky di akun Telegram-nya.
Pada saat yang sama, dia menekankan Rusia tidak akan membiarkan Kiev memusnahkan orang-orang berbahasa Rusia di Donbass.
Dia menambahkan bahwa banyak dari mereka yang tinggal di Donbass adalah warga negara Rusia.
(sya)