Rusia: Setiap Peluncuran Rudal dapat Dianggap Serangan Nuklir

Kamis, 17 Februari 2022 - 05:34 WIB
loading...
Rusia: Setiap Peluncuran Rudal dapat Dianggap Serangan Nuklir
Ketegangan di Eropa terkait kekhawatiran Rusia menginvasi Ukraina belum berakhir. Foto/Ilustrasi/New York Post
A A A
MOSKOW - Setiap peluncuran rudal berpotensi dapat dianggap sebagai serangan nuklir di tengah ketegangan yang terus berlanjut. Hal itu diungkapkan Wakil Sekretaris Dewan Keamanan Rusia Mikhail Popov dalam sebuah wawancara dengan harian Rusia, Rossiyskaya Gazeta.

“Hampir tidak ada orang, kecuali spesialis, yang menyadari bahwa sistem modern mendeteksi peluncuran rudal dengan cukup cepat tetapi tidak dapat mengidentifikasi apakah rudal ini membawa senjata nuklir. Itulah sebabnya, peluncuran rudal apa pun dapat dianggap sebagai serangan nuklir di tengah situasi militer dan politik yang tegang," pejabat keamanan Rusia itu memperingatkan seperti dilansir dari TASS, Kamis (17/2/2022).

Mengomentari pernyataan Menteri Pertahanan Jerman Annegret Kramp-Karrenbauer bahwa Barat harus semakin tegas dalam mencegah Rusia, menunjukkan kesiapannya untuk menggunakan senjata nuklir , Popov menunjukkan bahwa itu "sangat tidak bertanggung jawab" untuk seorang pejabat tingkat ini.



"Selain itu, mengingat Jerman tidak memiliki senjata nuklir, pernyataan ini dapat dilihat sebagai seruan kepada Amerika Serikat untuk menggunakan potensi nuklirnya, termasuk muatan nuklir taktis yang dikerahkan di pangkalan-pangkalan depan di negara-negara NATO ," katanya.

Menurut Popov, pejabat tingkat ini harus menyadari bahwa dalam hal penggunaan senjata nuklir, fasilitas AS di wilayah Jerman akan menjadi sasaran balasan atau serangan balasan.

"Akan menarik untuk mendengar jawaban atas pertanyaan berikut: Jika terjadi kiamat nuklir, apakah para pemilih yang masih hidup akan memaafkan perilaku picik menteri pertahanan negara mereka?" pungkasnya.



Ketegangan masih menyelimuti Eropa setelah Rusia dilaporkan menumpuk pasukannya di dekat perbatasan dengan Ukraina. Sebanyak 150 ribu tentara Rusia dilaporkan siap menginvasi negara tetangganya itu.

Namun perkembangan terbaru menunjukkan bahwa Rusia menarik sebagian pasukannya. Kementerian Pertahanan Rusia pun merilis sebuah video yang menunjukkan satu kereta berisi kendaraan lapis baja bergerak melintasi jembatan dari Crimea, semenanjung Laut Hitam yang dicaplok Rusia dari Ukraina pada tahun 2014.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0824 seconds (0.1#10.140)