Terungkap, Roket yang Akan Menghantam Bulan Bukan Milik Elon Musk

Selasa, 15 Februari 2022 - 19:25 WIB
loading...
Terungkap, Roket yang Akan Menghantam Bulan Bukan Milik Elon Musk
Sebuah roket milik China diperkirakan akan menghantam bulan pada awal bulan Maret. Foto/Ilustrasi
A A A
WASHINGTON - Sebuah roket diperkirakan akan menghantam permukaan Bulan pada awal Maret nanti. Namun roket itu bukanlah milik SpaceX seperti yang awalnya diumumkan oleh ahli astronomi.

Astronom Amerika Serikat (AS) Bill Gray, yang sebelumnya mengatakan bahwa sebuah tahap dari roket SpaceX Falcon 9 akan menghantam Bulan pada 4 Maret, telah mengakui bahwa ia dan rekannya telah salah mengidentifikasi objek tersebut.

Menurut para astronomi, yang melacak asteroid dan objek lain di seluruh tata surya, "penghargaan" atas peristiwa pertama yang tampaknya akan menyebabkan dampak terhadap bulan itu tidak akan diberikan kepada Elon Musk tetapi kepada China.



“Saya (salah) mengidentifikasi objek ini. Kami sekarang memiliki bukti bagus bahwa itu sebenarnya 2014-065B, roket pendorong untuk misi bulan Chang’e 5-T1,” tulis Gray dalam koreksi yang dia posting di blognya pada hari Sabtu seperti dilansir dari Russia Today, Selasa (15/2/2022).

Namun, dia meyakinkan bahwa roket China, yang telah diluncurkan pada Oktober 2014, akan masih menghantam bulan dalam jarak beberapa kilometer dari tempat yang diprediksi pada 4 Maret 2022.

Gray mengatakan dia memutuskan untuk melihat lagi objek itu setelah menerima email dari insinyur Jet Propulsion Laboratory NASA, Jon Giorgini, yang menunjukkan bahwa kemungkinan besar itu bukan bagian dari Falcon 9.



Menurut Giorgini, lintasan roket SpaceX tidak membawanya ke mana pun yang sangat dekat dengan Bulan, sementara itu juga sangat tidak biasa bagi roket pendorong untuk berakhir begitu jauh dari pesawat ruang angkasa.

Selama bertahun-tahun, para astronom percaya potongan sampah luar angkasa yang jatuh di orbit yang kacau di sistem Bumi-Bulan menjadi bagian dari pesawat ruang angkasa Falcon 9, yang telah diluncurkan pada Februari 2015 sebagai bagian dari misi SpaceX untuk mengirim National Oceanic dan Satelit 'Deep Space Climate Observatory' milik Administrasi Atmosfer.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1420 seconds (0.1#10.140)