Kremlin Beri Isyarat Buka Pintu Lebih Lebar untuk Dialog dengan Barat

Selasa, 15 Februari 2022 - 03:42 WIB
loading...
Kremlin Beri Isyarat...
Kremlin Beri Isyarat Buka Pintu Lebih Lebar untuk Dialog dengan Barat. FOTO/Reuters
A A A
MOSKOW - Diplomat top Rusia , pada Senin (14/2/2022) menyarankan Presiden Vladimir Putin untuk terus berbicara dengan Barat mengenai tuntutan keamanan Moskow. Ini dianggap sebuah sinyal dari Kremlin, bahwa Rusia bermaksud untuk melanjutkan upaya diplomatik di tengah peringatan Amerika Serikat tentang invasi Rusia yang akan segera terjadi ke Ukraina.

Berbicara pada pertemuan dengan Putin, Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov berpendapat bahwa Moskow harus mengadakan lebih banyak pembicaraan dengan AS dan sekutunya, meskipun ada penolakan dari Barat untuk mempertimbangkan tuntutan utama Rusia.



“Pembicaraan tidak dapat berlangsung tanpa batas, tetapi saya akan menyarankan untuk melanjutkan dan memperluasnya pada tahap ini," kata Lavrov, seperti dikutip dari AP. Ia juga mencatat bahwa Washington telah menawarkan untuk melakukan dialog tentang batasan penempatan rudal di Eropa, pembatasan latihan militer dan kepercayaan lainnya.

Ditanya oleh Putin apakah masuk akal untuk melanjutkan upaya diplomatik, Lavrov menjawab, bahwa kemungkinan pembicaraan "masih jauh dari habis," dan dia mengusulkan untuk melanjutkan negosiasi.

Putin mencatat bahwa Barat dapat mencoba menarik Rusia ke dalam “pembicaraan tanpa akhir” tanpa hasil yang konklusif dan mempertanyakan apakah masih ada peluang untuk mencapai kesepakatan mengenai tuntutan utama Moskow.



“Selalu ada peluang,” jawab Lavrov. Ia juga menambahkan bahwa kementeriannya tidak akan mengizinkan AS dan sekutunya untuk menghalangi permintaan utama Rusia.

Sejak beberapa pekan lalu, Moskow menginginkan jaminan dari Barat bahwa NATO tidak akan mengizinkan Ukraina dan negara-negara bekas Soviet lainnya untuk bergabung sebagai anggota. Rusia juga menuntut bahwa aliansi tersebut akan menghentikan penyebaran senjata ke Ukraina dan menarik mundur pasukannya dari Eropa Timur, tuntutan yang ditolak mentah-mentah oleh Barat.

Sebaliknya, Barat menuding Rusia menumpuk pasukan di dekat perbatasan Ukraina dan bersiap menginvasi negara itu. Moskow menyangkal memiliki rencana untuk menyerang Ukraina, tetapi telah mengumpulkan lebih dari 130.000 tentara di dekat perbatasannya dan.



Sejumlah pemimpin Eropa telah dan berencana bertemu dengan Putin untuk mendinginkan suasana. Kanselir Jerman Olaf Scholz yang baru saja mengunjungi Ukraina, berencana melanjutkan kunjungan ke Moskow untuk melakukan pembicaraan dengan Putin dalam upaya diplomatik terakhir.



“Kami mengalami ancaman yang sangat, sangat serius terhadap perdamaian di Eropa,” cuit Scholz dari Kiev. Ia menambahkan bahwa Jerman ingin melihat “sinyal de-eskalasi” dari Moskow.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan Eropa "di tepi jurang," menambahkan bahwa "masih ada waktu bagi Presiden Putin untuk mundur."
(esn)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1143 seconds (0.1#10.140)