Khawatir Diinvasi Rusia, Israel Evakuasi Staf Kedutaan di Ukraina
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Pemerintah Israel pada hari Jumat mengumumkan evakuasi staf kedutaan dan keluarga para diplomatnya di Ukraina di tengah kekhawatiran akan invasi Rusia .
Kementerian Luar Negeri Israel juga mendesak para warga Israel di negara itu untuk mempertimbangkan pergi. "Dalam hal apapun agar menghindari pusat-pusat ketegangan," bunyi pernyataan kementerian tersebut, yang dilansir Times of Israel, Sabtu (12/2/2022).
Para warga Israel yang ada di Ukraina juga diminta untuk mendaftar ke Kementerian Luar Negeri secara online. Menurut laporan Channel 13, sekitar 4.000 orang Israel telah melakukannya pada hari Jumat, tetapi mungkin ada dua atau tiga kali lipat jumlah itu.
"Warga Israel yang berencana melakukan perjalanan ke Ukraina harus mempertimbangkan kembali," lanjut pernyataan kementerian tersebut.
Meski staf dan keluarga diplomat dievakuasi, kementerian tersebut menegaskan bahwa Kedutaan Israel di Kiev akan terus berfungsi, dengan kurang dari 10 diplomat yang tinggal untuk saat ini.
Langkah Israel ini mengikut jejak Amerika Serikat dan beberapa negara lain, termasuk Inggris, yang sudah lebih dulu mengevakuasi para staf kedutaannya.
Pernyataan Kementerian Luar Negeri Israel, yang mengutip "memburuknya situasi" di Ukraina, tidak menyebutkan nama Rusia atau menyebutkan prospek invasi Rusia.
Tetapi seorang pejabat senior Israel mengatakan kepada situs berita Walla bahwa Kementerian Luar Negeri mengeluarkan peringatan perjalanan dan memutuskan evakuasi karena Rusia sekarang memiliki cukup pasukan di perbatasan Ukraina untuk menyerang.
"Rusia memulai latihan militer di Belarusia yang mungkin akan segera menjadi serangan terhadap Ukraina," kata pejabat yang tidak disebutkan namanya tersebut.
Secara terpisah pada hari Jumat, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan Rusia dapat menyerang Ukraina kapan saja termasuk selama Olimpiade Musim Dingin Beijing, sehingga orang Amerika harus segera meninggalkan negara Eropa Timur itu.
Kementerian Luar Negeri Israel juga mendesak para warga Israel di negara itu untuk mempertimbangkan pergi. "Dalam hal apapun agar menghindari pusat-pusat ketegangan," bunyi pernyataan kementerian tersebut, yang dilansir Times of Israel, Sabtu (12/2/2022).
Para warga Israel yang ada di Ukraina juga diminta untuk mendaftar ke Kementerian Luar Negeri secara online. Menurut laporan Channel 13, sekitar 4.000 orang Israel telah melakukannya pada hari Jumat, tetapi mungkin ada dua atau tiga kali lipat jumlah itu.
"Warga Israel yang berencana melakukan perjalanan ke Ukraina harus mempertimbangkan kembali," lanjut pernyataan kementerian tersebut.
Meski staf dan keluarga diplomat dievakuasi, kementerian tersebut menegaskan bahwa Kedutaan Israel di Kiev akan terus berfungsi, dengan kurang dari 10 diplomat yang tinggal untuk saat ini.
Langkah Israel ini mengikut jejak Amerika Serikat dan beberapa negara lain, termasuk Inggris, yang sudah lebih dulu mengevakuasi para staf kedutaannya.
Pernyataan Kementerian Luar Negeri Israel, yang mengutip "memburuknya situasi" di Ukraina, tidak menyebutkan nama Rusia atau menyebutkan prospek invasi Rusia.
Tetapi seorang pejabat senior Israel mengatakan kepada situs berita Walla bahwa Kementerian Luar Negeri mengeluarkan peringatan perjalanan dan memutuskan evakuasi karena Rusia sekarang memiliki cukup pasukan di perbatasan Ukraina untuk menyerang.
"Rusia memulai latihan militer di Belarusia yang mungkin akan segera menjadi serangan terhadap Ukraina," kata pejabat yang tidak disebutkan namanya tersebut.
Secara terpisah pada hari Jumat, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan Rusia dapat menyerang Ukraina kapan saja termasuk selama Olimpiade Musim Dingin Beijing, sehingga orang Amerika harus segera meninggalkan negara Eropa Timur itu.