Khawatir Diinvasi Rusia, Israel Evakuasi Staf Kedutaan di Ukraina
loading...
A
A
A
Blinken tidak merinci alasan di balik peringatan keamanan terbaru Departemen Luar Negeri yang menyerukan semua warga negara Amerika untuk meninggalkan Ukraina.
“Sederhananya, kami terus melihat tanda-tanda eskalasi Rusia yang sangat mengganggu, termasuk pasukan baru yang tiba di perbatasan Ukraina,” kata Blinken di Melbourne, Australia.
“Kami berada di jendela ketika invasi dapat dimulai kapan saja dan, untuk lebih jelasnya, itu termasuk selama Olimpiade,” imbuh Blinken. Olimpiade dijadwalkan berakhir pada 20 Februari.
Rusia telah mengumpulkan lebih dari 100.000 tentara di dekat Ukraina. Moskow menegaskan tidak memiliki rencana untuk menyerang, tetapi ingin Barat menjauhkan Ukraina dan negara-negara pecahan Soviet lainnya dari NATO.
Pengumuman Kementerian Luar Negeri Israel datang ketika UK Jewish News melaporkan bahwa badan amal Yahudi sedang mempersiapkan rencana untuk mengevakuasi orang-orang Yahudi Ukraina jika perang pecah, dan di tengah meningkatnya peringatan atas penumpukan pasukan Rusia di perbatasan Ukraina.
Ada sekitar 75.000 orang yang tinggal di Ukraina timur dan diyakini memenuhi syarat untuk memiliki kewarganegaraan Israel.
Rusia dan Ukraina telah terlibat dalam konflik sengit sejak 2014, ketika pemimpin Ukraina yang bersahabat dengan Kremlin digulingkan dari jabatannya oleh pemberontakan rakyat.
Moskow menanggapi dengan mencaplok Crimea dan kemudian mendukung pemberontakan separatis di Ukraina timur, di mana pertempuran telah menewaskan lebih dari 14.000 orang. Moskow menolak narasi aneksasi Crimea dan menegaskan wilayah itu memilih pisah dari Ukraina melalui referendum dan akhirnya memilih bergabung dengan Rusia.
Kesepakatan damai 2015 yang ditengahi oleh Prancis dan Jerman membantu menghentikan pertempuran skala besar, tetapi pertempuran biasa terus berlanjut, dan upaya untuk mencapai penyelesaian politik terhenti.
Kremlin menuduh Kiev menyabotase perjanjian itu, dan para pejabat Ukraina dalam beberapa pekan terakhir berpendapat bahwa penerapannya akan merugikan negara mereka.
“Sederhananya, kami terus melihat tanda-tanda eskalasi Rusia yang sangat mengganggu, termasuk pasukan baru yang tiba di perbatasan Ukraina,” kata Blinken di Melbourne, Australia.
“Kami berada di jendela ketika invasi dapat dimulai kapan saja dan, untuk lebih jelasnya, itu termasuk selama Olimpiade,” imbuh Blinken. Olimpiade dijadwalkan berakhir pada 20 Februari.
Rusia telah mengumpulkan lebih dari 100.000 tentara di dekat Ukraina. Moskow menegaskan tidak memiliki rencana untuk menyerang, tetapi ingin Barat menjauhkan Ukraina dan negara-negara pecahan Soviet lainnya dari NATO.
Pengumuman Kementerian Luar Negeri Israel datang ketika UK Jewish News melaporkan bahwa badan amal Yahudi sedang mempersiapkan rencana untuk mengevakuasi orang-orang Yahudi Ukraina jika perang pecah, dan di tengah meningkatnya peringatan atas penumpukan pasukan Rusia di perbatasan Ukraina.
Ada sekitar 75.000 orang yang tinggal di Ukraina timur dan diyakini memenuhi syarat untuk memiliki kewarganegaraan Israel.
Rusia dan Ukraina telah terlibat dalam konflik sengit sejak 2014, ketika pemimpin Ukraina yang bersahabat dengan Kremlin digulingkan dari jabatannya oleh pemberontakan rakyat.
Moskow menanggapi dengan mencaplok Crimea dan kemudian mendukung pemberontakan separatis di Ukraina timur, di mana pertempuran telah menewaskan lebih dari 14.000 orang. Moskow menolak narasi aneksasi Crimea dan menegaskan wilayah itu memilih pisah dari Ukraina melalui referendum dan akhirnya memilih bergabung dengan Rusia.
Kesepakatan damai 2015 yang ditengahi oleh Prancis dan Jerman membantu menghentikan pertempuran skala besar, tetapi pertempuran biasa terus berlanjut, dan upaya untuk mencapai penyelesaian politik terhenti.
Kremlin menuduh Kiev menyabotase perjanjian itu, dan para pejabat Ukraina dalam beberapa pekan terakhir berpendapat bahwa penerapannya akan merugikan negara mereka.