Pria Sepuh Palestina Tewas di Tangan Tentara Zionis, Panglima Militer Israel Menyesal
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Panglima militer Israel Letnan Jenderal Aviv Kohavi menyesalkan kematian seorang pria Palestina -Amerika Serikat (AS) yang sudah lanjut usia ketika ditahan tentara Israel di pos pemeriksaan.
Jenderal Kohavi memastikan bahwa penyelidikan polisi militer atas insiden itu sedang berlangsung.
Pemerintah AS mengatakan pada Selasa lalu bahwa pihaknya sangat prihatin atas kematian Omar Abdalmajeed As'ad yang berusia 78 tahun pada 12 Januari di Tepi Barat, wilayah Palestina yang diduduki Israel. Washington mengharapkan penyelidikan kriminal menyeluruh dan pertanggungjawaban secara penuh.
As'ad dibiarkan terlentang dan tidak responsif di halaman kampung halamannya di Tepi Barat, Jiljilya, di mana dia telah dihentikan dan ditahan oleh tentara Israel di sebuah pos pemeriksaan darurat.
Autopsi medis Palestina menemukan bahwa As'ad, seorang mantan penduduk Milwaukee yang memiliki riwayat masalah jantung, menderita serangan jantung.
Pejabat Palestina menyatakan korban menderita serangan jantung setelah dianiaya tentara Israel.
"Pada pertemuan dengan Duta Besar AS Tom Nides, Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kohavi menyatakan penyesalannya atas kematian (As'ad) dan menyebutnya penyimpangan yang sangat serius dari nilai-nilai militer," kata IDF dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari Reuters, Sabtu (5/2/2022).
Pernyataan itu, yang menggemakan pernyataan publik serupa yang telah dibuat Kohavi sejak insiden tersebut, tidak menyebutkan kerangka waktu untuk kesimpulan penyelidikan.
Tidak ada pernyataan tentang pertemuan itu yang segera dikeluarkan oleh Kedutaan Besar AS.
Militer telah menegur seorang komandan batalion dan memberhentikan dua petugas dalam pemeriksaan awal peristiwa tersebut."Kochavi mengatakan kepada duta besar bahwa penyelidikan polisi militer yang terpisah masih berlangsung," imbuh pernyataan IDF.
Itu adalah pertemuan pertama mereka sejak Nides menduduki jabatannya sebagai Duta Besar AS pada Desember."Keduanya juga membahas ancaman bersama, terutama dari Iran dan peluang untuk memperluas kerja sama keamanan di Timur Tengah dan Teluk," lanjut IDF.
Jenderal Kohavi memastikan bahwa penyelidikan polisi militer atas insiden itu sedang berlangsung.
Pemerintah AS mengatakan pada Selasa lalu bahwa pihaknya sangat prihatin atas kematian Omar Abdalmajeed As'ad yang berusia 78 tahun pada 12 Januari di Tepi Barat, wilayah Palestina yang diduduki Israel. Washington mengharapkan penyelidikan kriminal menyeluruh dan pertanggungjawaban secara penuh.
As'ad dibiarkan terlentang dan tidak responsif di halaman kampung halamannya di Tepi Barat, Jiljilya, di mana dia telah dihentikan dan ditahan oleh tentara Israel di sebuah pos pemeriksaan darurat.
Autopsi medis Palestina menemukan bahwa As'ad, seorang mantan penduduk Milwaukee yang memiliki riwayat masalah jantung, menderita serangan jantung.
Pejabat Palestina menyatakan korban menderita serangan jantung setelah dianiaya tentara Israel.
"Pada pertemuan dengan Duta Besar AS Tom Nides, Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kohavi menyatakan penyesalannya atas kematian (As'ad) dan menyebutnya penyimpangan yang sangat serius dari nilai-nilai militer," kata IDF dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari Reuters, Sabtu (5/2/2022).
Pernyataan itu, yang menggemakan pernyataan publik serupa yang telah dibuat Kohavi sejak insiden tersebut, tidak menyebutkan kerangka waktu untuk kesimpulan penyelidikan.
Tidak ada pernyataan tentang pertemuan itu yang segera dikeluarkan oleh Kedutaan Besar AS.
Militer telah menegur seorang komandan batalion dan memberhentikan dua petugas dalam pemeriksaan awal peristiwa tersebut."Kochavi mengatakan kepada duta besar bahwa penyelidikan polisi militer yang terpisah masih berlangsung," imbuh pernyataan IDF.
Itu adalah pertemuan pertama mereka sejak Nides menduduki jabatannya sebagai Duta Besar AS pada Desember."Keduanya juga membahas ancaman bersama, terutama dari Iran dan peluang untuk memperluas kerja sama keamanan di Timur Tengah dan Teluk," lanjut IDF.
(min)