Erdogan Kunjungi Kiev, Coba Redam Ketegangan Ukraina dan Rusia
loading...
A
A
A
KIEV - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengunjungi Kiev atas undangan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy saat Ankara berupaya meredakan ketegangan antara Rusia dan Ukraina.
Kunjungan Erdogan pada Kamis (3/2/2022) datang dengan latar belakang tawaran Turki berperan sebagai mediator dalam krisis yang sedang berlangsung.
Menjelang keberangkatannya dari Ankara, Erdogan mengatakan, "Kami berharap menghentikan segala bentuk konfrontasi antara Rusia dan Ukraina."
Di Kiev, Erdogan dan Zelenskyy menghadiri pertemuan ke-10 Dewan Strategis Tingkat Tinggi antara kedua negara.
Kedua belah pihak bertukar pandangan tentang isu-isu regional dan internasional serta membahas kemungkinan memperdalam kerja sama bilateral lebih lanjut.
Mereka juga diharapkan menandatangani berbagai kesepakatan dan nota kesepahaman, termasuk kesepakatan perdagangan bebas yang bersejarah.
"Hubungan kami dengan Ukraina telah mencatat kemajuan luar biasa dalam beberapa tahun terakhir atas dasar saling pengertian, kepercayaan dan kepentingan bersama," ungkap Kementerian Luar Negeri Turki, menandai tahun ke-30 hubungan diplomatik kedua negara.
Pernyataan itu menambahkan, hubungan tersebut, yang saat ini berada pada tingkat kemitraan strategis, berkontribusi untuk perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran kawasan.
Kunjungan ini menggarisbawahi dukungan Turki untuk integritas dan kedaulatan teritorial Ukraina, sambil menegaskan kembali Ankara tidak mengakui "aneksasi ilegal Krimea".
Menjelang kunjungan Erdogan, Juru Bicara Kepresidenan Turki Ibrahim Kalin dan Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat (AS) Jake Sullivan membahas krisis di Ukraina.
Gedung Putih mengatakan dalam pernyataan pada Selasa bahwa kedua pejabat tersebut berbicara tentang komitmen mereka "mencegah agresi Rusia lebih lanjut terhadap Ukraina".
Turki menawarkan pada November untuk menengahi krisis, dan sumber-sumber diplomatik mengatakan bulan lalu baik Rusia dan Ukraina terbuka untuk gagasan bantuan Ankara.
Turki adalah tetangga maritim Ukraina dan Rusia, di Laut Hitam, serta memiliki hubungan baik dengan keduanya.
Erdogan telah mengatakan sebelumnya bahwa Turki tidak menginginkan perang antara Rusia dan Ukraina serta berharap masalah ini akan diselesaikan secara damai.
Dengan Rusia menempatkan sekitar 100.000 tentara di dekat perbatasan Ukraina, Barat khawatir Moskow sedang merencanakan invasi.
Rusia membantah tuduhan itu dan mengatakan pihaknya bebas memindahkan pasukannya di dalam wilayahnya.
Kunjungan Erdogan pada Kamis (3/2/2022) datang dengan latar belakang tawaran Turki berperan sebagai mediator dalam krisis yang sedang berlangsung.
Menjelang keberangkatannya dari Ankara, Erdogan mengatakan, "Kami berharap menghentikan segala bentuk konfrontasi antara Rusia dan Ukraina."
Di Kiev, Erdogan dan Zelenskyy menghadiri pertemuan ke-10 Dewan Strategis Tingkat Tinggi antara kedua negara.
Kedua belah pihak bertukar pandangan tentang isu-isu regional dan internasional serta membahas kemungkinan memperdalam kerja sama bilateral lebih lanjut.
Mereka juga diharapkan menandatangani berbagai kesepakatan dan nota kesepahaman, termasuk kesepakatan perdagangan bebas yang bersejarah.
"Hubungan kami dengan Ukraina telah mencatat kemajuan luar biasa dalam beberapa tahun terakhir atas dasar saling pengertian, kepercayaan dan kepentingan bersama," ungkap Kementerian Luar Negeri Turki, menandai tahun ke-30 hubungan diplomatik kedua negara.
Pernyataan itu menambahkan, hubungan tersebut, yang saat ini berada pada tingkat kemitraan strategis, berkontribusi untuk perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran kawasan.
Kunjungan ini menggarisbawahi dukungan Turki untuk integritas dan kedaulatan teritorial Ukraina, sambil menegaskan kembali Ankara tidak mengakui "aneksasi ilegal Krimea".
Menjelang kunjungan Erdogan, Juru Bicara Kepresidenan Turki Ibrahim Kalin dan Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat (AS) Jake Sullivan membahas krisis di Ukraina.
Gedung Putih mengatakan dalam pernyataan pada Selasa bahwa kedua pejabat tersebut berbicara tentang komitmen mereka "mencegah agresi Rusia lebih lanjut terhadap Ukraina".
Turki menawarkan pada November untuk menengahi krisis, dan sumber-sumber diplomatik mengatakan bulan lalu baik Rusia dan Ukraina terbuka untuk gagasan bantuan Ankara.
Turki adalah tetangga maritim Ukraina dan Rusia, di Laut Hitam, serta memiliki hubungan baik dengan keduanya.
Erdogan telah mengatakan sebelumnya bahwa Turki tidak menginginkan perang antara Rusia dan Ukraina serta berharap masalah ini akan diselesaikan secara damai.
Dengan Rusia menempatkan sekitar 100.000 tentara di dekat perbatasan Ukraina, Barat khawatir Moskow sedang merencanakan invasi.
Rusia membantah tuduhan itu dan mengatakan pihaknya bebas memindahkan pasukannya di dalam wilayahnya.
(sya)