Sosok Bos ISIS al-Qurayshi yang Ledakkan Diri: Miliki 2 Lusin Nama, Berhadiah Rp143,7 M
loading...
A
A
A
Hanya sedikit yang diketahui tentang aktivitasnya antara pembebasannya dan pengangkatannya sebagai pemimpin ISIS pada 2019.
Al-Qurayshi menjabat sebagai letnan utama al-Baghdadi ketika bergabung dengan ISIS. Dialah yang memerintahkan para milisi ISIS untuk menyerang dan memperbudak minoritas Yazidi Irak pada tahun 2015.
ISIS Menurun
Kematian al-Baghdadi dilihat oleh banyak orang sebagai paku terakhir di peti mati ISIS.
Sementara kelompok itu pernah menguasai sebagian besar wilayah Irak dan Suriah, semua perolehan teritorialnya yang dibuat sejak 2014 telah dibatalkan oleh militer Suriah dan sekutunya; Rusia dan Iran, oleh pasukan oposisi yang disponsori AS di Suriah, dan oleh AS dan koalisi internasional.
ISIS pada akhir 2019 hanya menguasai beberapa kantong tanah di Suriah, dan tidak lagi memerintahkan serangan teroris reguler di jalan-jalan Eropa.
Namun, Pentagon dan Departemen Luar Negeri AS menilai pada tahun 2020 bahwa ISIS di bawah al-Qurayshi sedang bangkit kembali menyusul lonjakan serangan, dan pemimpin baru kelompok itu masuk dalam daftar Teroris Global yang Ditunjuk Khusus pada Maret tahun itu.
Departemen Luar Negeri AS telah menawarkan hadiah USD5 juta untuk penangkapannya pada pertengahan 2019, dan hadiah ini meningkat menjadi USD10 juta (Rp143,7 miliar) pada tahun 2020.
Menteri Luar Negeri saat itu Mike Pompeo mengatakan bahwa hadiah itu berlipat ganda karena fakta bahwa al-Qurayshi membantu mendorong dan membenarkan penculikan, pembantaian, dan perdagangan minoritas Yazidi di barat laut Irak dan juga memimpin beberapa operasi teroris global kelompok itu.
Kematiannya di Idlib
Al-Qurayshi menjabat sebagai letnan utama al-Baghdadi ketika bergabung dengan ISIS. Dialah yang memerintahkan para milisi ISIS untuk menyerang dan memperbudak minoritas Yazidi Irak pada tahun 2015.
ISIS Menurun
Kematian al-Baghdadi dilihat oleh banyak orang sebagai paku terakhir di peti mati ISIS.
Sementara kelompok itu pernah menguasai sebagian besar wilayah Irak dan Suriah, semua perolehan teritorialnya yang dibuat sejak 2014 telah dibatalkan oleh militer Suriah dan sekutunya; Rusia dan Iran, oleh pasukan oposisi yang disponsori AS di Suriah, dan oleh AS dan koalisi internasional.
ISIS pada akhir 2019 hanya menguasai beberapa kantong tanah di Suriah, dan tidak lagi memerintahkan serangan teroris reguler di jalan-jalan Eropa.
Namun, Pentagon dan Departemen Luar Negeri AS menilai pada tahun 2020 bahwa ISIS di bawah al-Qurayshi sedang bangkit kembali menyusul lonjakan serangan, dan pemimpin baru kelompok itu masuk dalam daftar Teroris Global yang Ditunjuk Khusus pada Maret tahun itu.
Departemen Luar Negeri AS telah menawarkan hadiah USD5 juta untuk penangkapannya pada pertengahan 2019, dan hadiah ini meningkat menjadi USD10 juta (Rp143,7 miliar) pada tahun 2020.
Menteri Luar Negeri saat itu Mike Pompeo mengatakan bahwa hadiah itu berlipat ganda karena fakta bahwa al-Qurayshi membantu mendorong dan membenarkan penculikan, pembantaian, dan perdagangan minoritas Yazidi di barat laut Irak dan juga memimpin beberapa operasi teroris global kelompok itu.
Kematiannya di Idlib