Vasili Alexandrovich Arkhipov, Pencegah Perang Nuklir yang Tak Banyak Dikenal
loading...
A
A
A
MOSKOW - Vasili Alexandrovich Arkhipov adalah perwira senior kapal selam Rusia yang berhasil mencegah terjadinya perang nuklir.
Pada 27 Oktober 1962, Arkhipov berada di dalam kapal selam B-59 yang tengah mengapung di dekat Kuba. Pada saat yang bersamaan, pasukan Amerika Serikat (AS) menjatuhkan bom laut dengan daya ledak yang tidak mematikan.
Hal tersebut dilakukan AS guna mendesak kapal selam B-59 tersebut muncul ke permukaan. Saat itu, awak kapal selam B-59 tidak menyadari tujuan AS dan berpikir perang dunia ketiga akan dimulai.
Namun pasukan AS tidak menyadari bahwa kapal selam B-59 tersebut mempunyai torpedo nuklir yang kekuatannya seperti kekuatan bom yang dijatuhkan di Hiroshima.
Mengetahui hal tersebut, kapten kapal selam B-59 yaitu Valentin Savitsky memutuskan melepaskan torpedo nuklir tersebut. Dia pun meminta awak untuk mempersiapkan torpedo nuklir.
Rusia mengizinkan torpedo itu dilepaskan apabila sudah ada kesepatan dari ketiga perwira, yaitu Valentin Savitsky, Ivan Maslennikov, serta Vasili Alexandrovich Arkhipov.
Ketika itu Ivan Maslennikov menyetujui, sedangkan Vasili Alexandrovich Arkhipov menolak. Torpedo pun tidak jadi dilepaskan oleh kapal selam B-59 ke USS Randolf yang merupakan kapal induk raksasa yang memimpin armada tempur AS.
Kapal selam B-59 lantas berbalik dari Kuba dan bergerak ke utara menuju Rusia. Setelah insiden tersebut, Vasili Alexandrovich Arkhipov tetap bertugas di Angkatan Laut Rusia.
Pada 1975, dia dipromosikan menjadi laksamana dan pensiun pada pertengahan 1980. Pada 1999, Vasili Alexandrovich Arkhipov meninggal dunia akibat komplikasi keracunan radiasi.
Banyak yang memperkirakan perang nuklir akan dimulai serta kondisi dunia akan berubah jika torpedo itu jadi dilepaskan oleh kapal selam B-59.
Pada 27 Oktober 1962, Arkhipov berada di dalam kapal selam B-59 yang tengah mengapung di dekat Kuba. Pada saat yang bersamaan, pasukan Amerika Serikat (AS) menjatuhkan bom laut dengan daya ledak yang tidak mematikan.
Hal tersebut dilakukan AS guna mendesak kapal selam B-59 tersebut muncul ke permukaan. Saat itu, awak kapal selam B-59 tidak menyadari tujuan AS dan berpikir perang dunia ketiga akan dimulai.
Namun pasukan AS tidak menyadari bahwa kapal selam B-59 tersebut mempunyai torpedo nuklir yang kekuatannya seperti kekuatan bom yang dijatuhkan di Hiroshima.
Mengetahui hal tersebut, kapten kapal selam B-59 yaitu Valentin Savitsky memutuskan melepaskan torpedo nuklir tersebut. Dia pun meminta awak untuk mempersiapkan torpedo nuklir.
Rusia mengizinkan torpedo itu dilepaskan apabila sudah ada kesepatan dari ketiga perwira, yaitu Valentin Savitsky, Ivan Maslennikov, serta Vasili Alexandrovich Arkhipov.
Ketika itu Ivan Maslennikov menyetujui, sedangkan Vasili Alexandrovich Arkhipov menolak. Torpedo pun tidak jadi dilepaskan oleh kapal selam B-59 ke USS Randolf yang merupakan kapal induk raksasa yang memimpin armada tempur AS.
Kapal selam B-59 lantas berbalik dari Kuba dan bergerak ke utara menuju Rusia. Setelah insiden tersebut, Vasili Alexandrovich Arkhipov tetap bertugas di Angkatan Laut Rusia.
Pada 1975, dia dipromosikan menjadi laksamana dan pensiun pada pertengahan 1980. Pada 1999, Vasili Alexandrovich Arkhipov meninggal dunia akibat komplikasi keracunan radiasi.
Banyak yang memperkirakan perang nuklir akan dimulai serta kondisi dunia akan berubah jika torpedo itu jadi dilepaskan oleh kapal selam B-59.
(sya)