Israel dan Bahrain Teken Perjanjian Kerja Sama Keamanan
loading...
A
A
A
MANAMA - Israel dan Bahrain telah menandatangani perjanjian kerjasama keamanan. Ini adalah perjanjian pertama antara Israel dan negara Teluk. Perjanjian itu diteken selama kunjungan menteri pertahanan Israel ke Bahrain di tengah meningkatnya ketegangan di wilayah tersebut.
“Kerangka MOU (memorandum of understanding) akan mendukung setiap kerja sama di masa depan di bidang intelijen, mil-to-mil (militer ke militer), kolaborasi industri dan banyak lagi,” kata Kementerian Pertahanan Israel dalam sebuah pernyataan pada Kamis (3/2/2022), seperti dikutip dari Al Jazeera.
Seorang pejabat Israel mengatakan, perjanjian dengan Bahrain adalah pakta pertama yang dicapai Israel dengan salah satu sekutu barunya di Teluk.
“Hanya satu tahun setelah penandatanganan Kesepakatan (Abraham), kami telah mencapai kesepakatan pertahanan penting yang akan berkontribusi pada keamanan kedua negara dan stabilitas kawasan,” Kementerian Pertahanan Israel mengutip Menteri Pertahanan Benny Gantz.
Dijelaskan, Gantz rekannya dari Bahrain menandatangani dokumen itu dan Gantz telah mengadakan pembicaraan dengan Raja Hamad bin Isa al-Khalifa di istana kerajaan. Sebelumnya pada hari itu, Gantz mengunjungi markas Armada Kelima Angkatan Laut AS di Bahrain.
Bahrain menjadi tuan rumah markas Armada Kelima serta beberapa operasi untuk CENTCOM, organisasi payung koordinasi militer AS untuk wilayah yang bergabung dengan Israel tahun lalu.
“Dengan latar belakang meningkatnya ancaman laut dan udara, kerja sama erat kami lebih penting dari sebelumnya,” kata Gantz di Twitter setelah kunjungan ke pangkalan Angkatan Laut.
Bahrain, bersama dengan Uni Emirat Arab, menormalkan hubungan dengan Israel pada tahun 2020 di bawah Kesepakatan Abraham yang ditengahi Amerika Serikat, sebagian karena keprihatinan bersama tentang Iran.
Kunjungan Gantz ini dilakukan pada saat meningkatnya ketegangan di kawasan yang didorong oleh terurainya kesepakatan nuklir internasional dengan Iran dan berlanjutnya perang di Yaman. AS dan Israel menuduh Iran melakukan sejumlah serangan terhadap kapal-kapal di Teluk, termasuk kapal-kapal kargo yang terkait dengan Israel.
“Kerangka MOU (memorandum of understanding) akan mendukung setiap kerja sama di masa depan di bidang intelijen, mil-to-mil (militer ke militer), kolaborasi industri dan banyak lagi,” kata Kementerian Pertahanan Israel dalam sebuah pernyataan pada Kamis (3/2/2022), seperti dikutip dari Al Jazeera.
Seorang pejabat Israel mengatakan, perjanjian dengan Bahrain adalah pakta pertama yang dicapai Israel dengan salah satu sekutu barunya di Teluk.
“Hanya satu tahun setelah penandatanganan Kesepakatan (Abraham), kami telah mencapai kesepakatan pertahanan penting yang akan berkontribusi pada keamanan kedua negara dan stabilitas kawasan,” Kementerian Pertahanan Israel mengutip Menteri Pertahanan Benny Gantz.
Dijelaskan, Gantz rekannya dari Bahrain menandatangani dokumen itu dan Gantz telah mengadakan pembicaraan dengan Raja Hamad bin Isa al-Khalifa di istana kerajaan. Sebelumnya pada hari itu, Gantz mengunjungi markas Armada Kelima Angkatan Laut AS di Bahrain.
Bahrain menjadi tuan rumah markas Armada Kelima serta beberapa operasi untuk CENTCOM, organisasi payung koordinasi militer AS untuk wilayah yang bergabung dengan Israel tahun lalu.
“Dengan latar belakang meningkatnya ancaman laut dan udara, kerja sama erat kami lebih penting dari sebelumnya,” kata Gantz di Twitter setelah kunjungan ke pangkalan Angkatan Laut.
Bahrain, bersama dengan Uni Emirat Arab, menormalkan hubungan dengan Israel pada tahun 2020 di bawah Kesepakatan Abraham yang ditengahi Amerika Serikat, sebagian karena keprihatinan bersama tentang Iran.
Kunjungan Gantz ini dilakukan pada saat meningkatnya ketegangan di kawasan yang didorong oleh terurainya kesepakatan nuklir internasional dengan Iran dan berlanjutnya perang di Yaman. AS dan Israel menuduh Iran melakukan sejumlah serangan terhadap kapal-kapal di Teluk, termasuk kapal-kapal kargo yang terkait dengan Israel.
(esn)