Putin Tuduh AS Coba Memancing Rusia ke Dalam Perang
loading...
A
A
A
Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban, yang sering berdebat dengan para pemimpin Eropa Barat mengenai demokrasi di negaranya sendiri, mengatakan dia yakin setelah pembicaraannya dengan Putin bahwa ada ruang untuk kompromi.
“Saya yakin hari ini bahwa perbedaan posisi yang ada dapat dijembatani dan dimungkinkan untuk menandatangani perjanjian yang akan menjamin perdamaian, menjamin keamanan Rusia dan juga dapat diterima oleh negara-negara anggota NATO,” ungkap Orban.
Negara-negara Barat telah bergegas menunjukkan solidaritas dengan Ukraina. Perdana Menteri Inggris Boris Johnson bertemu Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy di Kiev dan menuduh Putin menodongkan senjata ke kepala Ukraina untuk menuntut perubahan arsitektur keamanan di Eropa.
“Sangat penting bahwa Rusia mundur dan memilih jalur diplomasi. Dan saya yakin itu masih mungkin. Kami ingin terlibat dalam dialog, tentu saja, tetapi kami memiliki sanksi yang siap, kami memberikan dukungan militer dan kami juga akan mengintensifkan kerja sama ekonomi kami,” papar Johnson.
Johnson mengatakan setiap invasi Rusia ke Ukraina akan menyebabkan bencana militer dan kemanusiaan.
“Ada 200.000 pria dan wanita dengan senjata di Ukraina, mereka akan melakukan perlawanan yang sangat, sangat sengit dan berdarah,” papar dia.
“Saya pikir orang tua, ibu di Rusia harus merenungkan fakta itu dan saya sangat berharap Presiden Putin mundur dari jalur konflik dan kita terlibat dalam dialog,” ungkap dia.
Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki, yang juga mengunjungi Kiev, mengatakan Polandia akan membantu Ukraina dengan pasokan gas dan senjata, serta bantuan kemanusiaan dan ekonomi.
“Tinggal dekat dengan tetangga seperti Rusia, kami merasa seperti tinggal di kaki gunung berapi,” tutur Morawiecki.
Zelenskiy, yang telah berulang kali mengecilkan kemungkinan invasi yang akan segera terjadi, menandatangani dekrit untuk meningkatkan angkatan bersenjatanya sebanyak 100.000 tentara selama tiga tahun. Dia meminta anggota parlemen tetap tenang dan menghindari kepanikan.
“Saya yakin hari ini bahwa perbedaan posisi yang ada dapat dijembatani dan dimungkinkan untuk menandatangani perjanjian yang akan menjamin perdamaian, menjamin keamanan Rusia dan juga dapat diterima oleh negara-negara anggota NATO,” ungkap Orban.
Negara-negara Barat telah bergegas menunjukkan solidaritas dengan Ukraina. Perdana Menteri Inggris Boris Johnson bertemu Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy di Kiev dan menuduh Putin menodongkan senjata ke kepala Ukraina untuk menuntut perubahan arsitektur keamanan di Eropa.
“Sangat penting bahwa Rusia mundur dan memilih jalur diplomasi. Dan saya yakin itu masih mungkin. Kami ingin terlibat dalam dialog, tentu saja, tetapi kami memiliki sanksi yang siap, kami memberikan dukungan militer dan kami juga akan mengintensifkan kerja sama ekonomi kami,” papar Johnson.
Johnson mengatakan setiap invasi Rusia ke Ukraina akan menyebabkan bencana militer dan kemanusiaan.
“Ada 200.000 pria dan wanita dengan senjata di Ukraina, mereka akan melakukan perlawanan yang sangat, sangat sengit dan berdarah,” papar dia.
“Saya pikir orang tua, ibu di Rusia harus merenungkan fakta itu dan saya sangat berharap Presiden Putin mundur dari jalur konflik dan kita terlibat dalam dialog,” ungkap dia.
Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki, yang juga mengunjungi Kiev, mengatakan Polandia akan membantu Ukraina dengan pasokan gas dan senjata, serta bantuan kemanusiaan dan ekonomi.
“Tinggal dekat dengan tetangga seperti Rusia, kami merasa seperti tinggal di kaki gunung berapi,” tutur Morawiecki.
Zelenskiy, yang telah berulang kali mengecilkan kemungkinan invasi yang akan segera terjadi, menandatangani dekrit untuk meningkatkan angkatan bersenjatanya sebanyak 100.000 tentara selama tiga tahun. Dia meminta anggota parlemen tetap tenang dan menghindari kepanikan.