AS Tolak Tuntutan Rusia Larang Ukraina Gabung NATO, Ketegangan Kian Memanas

Kamis, 27 Januari 2022 - 09:18 WIB
loading...
A A A
“Terserah Rusia untuk memutuskan bagaimana menanggapinya,” ujarnya. "Kami siap dengan cara apa pun."

Diplomat top AS itu menambahkan bahwa Washington telah mengirim tiga paket bantuan militer minggu ini-termasuk rudal Javelin dan persenjataan anti-armour, bersama dengan ratusan ton amunisi dan peralatan lainnya.

Blinken juga membantah adanya keretakan atau perbedaan pendapat antara AS dan sekutu Eropa-nya. NATO, katanya, telah menyiapkan serangkaian proposalnya sendiri. "Yang sepenuhnya memperkuat proposal kami dan sebaliknya," ujarnya.

Tetapi dokumen AS tidak akan dipublikasikan.

"Diplomasi memiliki peluang terbaik untuk berhasil jika kami menyediakan ruang untuk pembicaraan rahasia," kata Menlu Blinken.

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan dokumen aliansi juga telah dikirim ke Moskow. Dia menyatakan bersedia mendengarkan kekhawatiran Rusia karena semua negara memiliki hak untuk memilih pengaturan keamanan mereka sendiri.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, bagaimanapun, mengatakan sebelumnya pada hari Rabu bahwa Stoltenberg telah "kehilangan kontak dengan kenyataan", ketika ditanya tentang NATO meningkatkan kehadirannya di dekat perbatasan Rusia.

"Anda tahu, saya sudah lama berhenti melihat pernyataannya," kata Lavrov kepada pers di Parlemen Rusia, yang disiarkan langsung di media sosial.

Secara terpisah, diplomat dari Rusia, Ukraina, Prancis dan Jerman menegaskan kembali komitmen terhadap perjanjian gencatan senjata lama di Ukraina, yang telah melihat pemberontak yang didukung Rusia merebut wilayah di wilayah Donbas timur.

"Keempat negara terus mendukung gencatan senjata terlepas dari perbedaan pada masalah lain terkait dengan perjanjian Minsk 2015," bunyi pernyataan yang diterbitkan oleh kepresidenan Prancis.

Wakil kepala staf Kremlin Dmitri Kozak menyebut pembicaraan delapan jam di Paris sebagai "tidak sederhana", dan kelompok itu akan bertemu lagi dalam dua minggu di Berlin.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1486 seconds (0.1#10.140)