China Ancam Australia, PM Morrison: Kami Tak Bisa Diintimidasi!

Kamis, 11 Juni 2020 - 16:17 WIB
loading...
China Ancam Australia,...
Perdana Menteri Australia Scott Morrison. Foto/REUTERS/Carlo Allegri
A A A
SYDNEY - Perdana Menteri (PM) Scott Morrison pada Kamis (11/6/2020) menegaskan bahwa Australia tidak akan diintimidasi oleh upaya "paksaan" ekonomi. Komentar itu disampaikan setelah China mengancam akan merusak ekonomi negara itu dengan melarang turis dan mahasiswanya pergi ke negeri kanguru tersebut.

Ancaman itu, jika direalisasikan, akan membuat Canberra kehilangan potensi pendapatan miliaran dolar.

Beijing telah mengeluarkan peringatan dalam beberapa hari terakhir bahwa warga China harus menghindari kunjungan ke Australia karena kekhawatiran tentang insiden rasisme yang menargetkan warga etnik Asia selama pandemi virus corona baru (Covid-19).

Komentar-komentar itu merupakan indikasi terbaru ketegangan diplomatik yang telah lama terjadi antara Australia dan mitra dagang terbesarnya.

PM Scott Morrison menepis tuduhan tentang perlakuan rasisme terhadap orang China di Australia. Dia menyebut tuduhan itu sebagai "sampah". (Baca: Bukan Gertak Sambal, China Realisasikan Ancamannya pada Australia )

"Ini pernyataan konyol dan ditolak," katanya saat wawancara radio, seperti dikutip AFP. "Kami memiliki hubungan perdagangan yang penting dengan China dan saya ingin melihat itu berlanjut," katanya lagi.

Namun dia memperingatkan bahwa pemerintahnya "tidak akan pernah bisa diintimidasi oleh ancaman". "(Tidak) memperdagangkan nilai-nilai kita sebagai tanggapan terhadap paksaan dari mana pun ia datang," ujarnya.

Selama pandemi COVID-19, serangan rasisme terhadap orang Asia dilaporkan meningkat. Hal itu diungkap komisi anti-diskriminasi New South Wales (NSW), Australia.

Ketegangan antara Beijing dan Canberra telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Australia telah bergerak untuk melawan gerakan China yang membangun pengaruhnya baik di dalam negeri maupun di seluruh wilayah Pasifik.

Baru-baru ini Canberra membuat marah Beijing dengan memimpin seruan untuk penyelidikan internasional tentang asal-usul dan penanganan pandemi Covid-19 di China tengah.

Sejak itu Beijing telah mengambil beberapa langkah yang menargetkan perdagangan dengan Australia, termasuk upaya untuk mencegah para pelancong China, yang mewakili kelompok wisatawan asing terbesar, dan pelajarnya untuk berkunjung ke negeri kanguru. (Baca juga: Australia Didesak Bantu AS dalam Perang Dingin Lawan China )

Efek dari travel adivice Beijing hanya akan diketahui setelah perbatasan Australia—yang tertutup untuk semua wisatawan yang keluar-masuk karena pandemi Covid-19—dibuka kembali.

Pendidikan adalah ekspor terbesar keempat Australia dengan lebih dari 500.000 pelajar internasional terdaftar tahun lalu. Hal itu berkontribusi sekitar 37 miliar dolar Australia (USD25,6 miliar) untuk perekonomiannya.

Setelah dukungan Canberra untuk penyelidikan asal-usul virus corona SARS-CoV-2, duta besar China di Canberra mengancam boikot konsumen yang meluas terhadap produk-produk Australia. Ancaman itu berlanjut dengan larangan empat eksportir daging sapi utama Australia.
(mas)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1069 seconds (0.1#10.140)